Babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 sudah berakhir. Seru? Ya, namun bagaimana jika edisi kali ini dibandingkan dengan fase grup di edisi-edisi sebelumnya? Berikut adalah perbandingannya:
Penurunan kuantitas gol
Meski tetap berjalan seru, jumlah gol di babak penyisihan grup kali ini ternyata mengalami penurunan. Di Piala Dunia 2014 yang lalu terdapat 136 gol di fase grup, sementara untuk edisi tahun ini hanya terjadi 118 gol. Jumlah gol tersebut masih menang daripada edisi 2006 dan 2010, yang masing-masing terdapat 117 dan 101 gol.
Dag-dig-dug di menit-menit terakhir
Hampir sama seperti edisi sebelumnya, fase grup Piala Dunia 2018 juga membuat kalian menonton hingga menit terakhir pertandingan. Total ada 28 gol yang terjadi di menit ke-80 ke atas. Total gol tersebut hanya berbeda satu gol dari Piala Dunia 2014 di mana terdapat 29 gol terjadi di menit-menit terakhir.
Skor kacamata datang belakangan
Di Piala Dunia 2018, skor 0-0 baru terjadi di laga antara Prancis dan Denmark. Itu berarti skor kacamata baru terjadi di pertandingan ke-38. Statistik ini jauh mengungguli edisi-edisi sebelumnya. Pada tahun 2010, skor kacamata sudah terjadi pada pertandingan kelima, sementara pada edisi sebelumnya, skor 0-0 terjadi di pertandingan ke-13.
Kutukan juara bertahan berlanjut
Jerman tidak mampu mematahkan kutukan yang terjadi kepada juara bertahan. Der Panzer gagal lolos ke fase selanjutnya dan hanya mampu menjadi juru kunci. Mereka pun memiliki nasib yang sama seperti Spanyol di edisi 2014, Italia di edisi 2010, dan Prancis di tahun 2002. Hanya Brasil (2006) yang mampu lolos dari fase grup.
Drama oleh VAR
Video Assistant Referee (VAR) menjadi unsur pembeda antara Piala Dunia 2018 dengan edisi-edisi sebelumnya. Wajar karena edisi ini menjadi yang pertama yang menggunakan teknologi. Berkat VAR, jumlah hadiah penalti yang diberikan wasit meningkat drastis. Di babak penyisihan grup saja, sudah ada 24 penalti diberikan wasit, sementara di tahun 2014, total hanya ada 13 penalti di sepanjang kompetisi.
Tak ada wakil Afrika yang lolos
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1986, tidak akan ada wakil Afrika yang mampu tampil di babak 16 besar. Setidaknya, ada satu wakil dari Benua Hitam yang berhasil lolos dari fase grup. Senegal yang menjadi harapan terakhir Afrika pada akhirnya gagal menjalankan tradisi setelah kalah dari Kolombia dan kalah dari Jepang berdasarkan poin fair play.