Suara Pembaca

Bersiap Hadapi Kroasia, Menang atau Pulang

Argentina telah melakoni laga perdananya di Piala Dunia 2018. Menghadapi Islandia di matchday pertama, Albiceleste berhasil ditahan imbang oleh tim debutan Piala Dunia tersebut. Anak asuhan Jorge Sampaoli kesulitan untuk menembus strategi bertahan Islandia. Mencatatkan 73% penguasaan bola dan 17 tendangan ke arah gawang tak mampu membuat Argentina pulang dengan 3 poin.

Argentina harus berbenah. Permasalahan ketajaman lini depan harus segera diatasi mengingat lawan mereka berikutnya adalah salah satu tim ungguluan grup D lainnya yaitu Kroasia. Secara materi pemain, di atas kertas Kroasia jauh lebih baik dibanding Islandia. Tak ada pilihan lain selain menang. Hasil kalah atau seri akan semakin memberatkan langkah Argentina di grup D. Oleh karenanya, Sampaoli harus segera menemukan formula di lini serangnya agar Argentina tak cepat pulang dari Rusia.

Sampaoli harus mempertimbangkan pergantian strategi di lini depan. Pada matchday pertama Argentina banyak memainkan bola-bola silang dari sayap ke tengah. Namun tak seperti yang diharapkan, delapan umpan silang Di Maria dan lima umpan silang Maximiliano Meza ke kotak penalti tak satupun berbuah gol bagi Argentina.

Sampaoli juga memiliki masalah untuk menyambung lini tengah dan lini depan. Memainkan Lionel Messi sebagai second striker, Sampaoli berharap skill individu Messi dapat menjadi pembeda di lini depan Argentina dan mempermudah aliran bola dari tengah ke depan. Faktanya, Messi sangat kesulitan pada pertandingan melawan Islandia.

Bagaimana tidak, setiap Messi mendapatkan umpan di depan kotak penalti Islandia, 3-5 pemain Islandia langsung memberikan tekanan padanya dan membuat ia beberapa kali kehilangan penguasaan bola. Hasilnya, kerapatan pertahanan Islandia membuat Messi harus turun jauh ke tengah untuk menjemput bola.

Lalu apa saja pilihan yang dapat diambil Sampaoli?

 

Menggeser Di Maria ke kanan

Angel Di Maria telah memainkan peran sebagai pengumpan di matchday pertama. Hasilnya, delapan umpan yang ia ciptakan di pertandingan melawan Islandia tak satupun berbuah gol. Mengembalikan Di Maria ke posisi sayap kanan mungkin dapat di jadikan solusi bagi Sampaoli. Di level tim, Di Maria kerap mengisi posisi sayap kanan Paris Saint-Germain (PSG), dan tak tanggung-tanggung delapan gol telah ia ciptakan sepanjang musim ini saat ditunjuk sebagai sayap kanan Les Parisiens.

Di kanan, Di Maria memiliki lebih banyak pilihan. Dengan kecepatannya, ia tetap mampu mengeksploitasi sisi sayap atau berperan sebagai inverted winger dengan menyisir masuk ke kotak penalti lawan.

 

Awal yang buruk bagi Argentina

Menduplikat peran Messi

Pada pertandingan melawan Islandia, Messi terlihat bekerja keras melawan 3-5 pemain. Bermain di antara lini pertahanan dan lini tengah Islandia, posisi Messi memang cenderung mudah untuk di berikan tekanan.

Menambahkan satu pemain yang memiliki peran serupa dengan Messi bisa saja di lakukan oleh Sampaoli. Pada pertandingan melawan Islandia, Messi bermain sendirian di depan kotak penalti Islandia. Dua gelandang Argentina lain yaitu Javier Mascherano dan Lucas Biglia merupakan gelandang dengan tipikal bertahan dan sangat jarang membantu serangan higga kotak penalti lawan.

Akibatnya, Messi dengan mudah menjadi sasaran empuk pertahanan lawan dan terus ditekan oleh 3-5 pemain. Di Barcelona pun, Messi memainkan peran second striker didampingi gelandang serang Andres Iniesta yang sering masuk hinggi kotak penalti lawan dan memecah fokus di pertahanan lawan.

Bek sayap yang lebih menyerang

Posisi bek sayap merupakan satu posisi yang dapat dimaksimalkan Sampaoli untuk membantu serangan. Dalam pertandingan melawan Islandia, tak banyak kontribusi yang diberikan kedua bek sayap Argentina yaitu Eduardo Salvio dan Nicolás Tagliafico. Praktis satu-satunya kontribusi bek sayap Argentina hanya dua umpan silang yang dilepaskan Salvio ke kotak penalti Islandia.

Berkaca dari Spanyol dapat kita lihat bagaimana kontribusi bek sayap terhadap penyerangan sebuah tim. Pada pertandingan melawan Portugal, dua bek sayap Spanyol terus aktif membantu serangan. Jordi Alba terus melakukan overlap bahkan Nacho berhasil mencetak gol dikarenakan terus ikut membantu serangan.

Dengan perubahan posisi dan strategi harapannya dapat meningkatkan amunisi Argentina untuk menghadapi Kroasia. Pasalnya, Kroasia sedang dalam kepercayaan diri tinggi pasca menang atas Nigeria di partai pertama. Menang atau pulang, tak ada pilihan lain bagi Argentina.