Turun Minum Serba-Serbi

Beberapa Catatan Gemilang Julen Lopetegui yang Membuatnya Cocok dengan Real Madrid

Tepat tiga hari sebelum pertandingan pertama Spanyol di Piala Dunia, Real Madrid mengumumkan Julen Lopetegui sebagai pengganti Zinedine Zidane di kursi kepelatihan. Nama yang sangat mengejutkan karena sebelumnya, pelatih 51 tahun tersebut tidak pernah masuk bursa kandidat versi beberapa media ternama Spanyol dan Eropa. Terlebih, Lopetegui baru saja menyetujui perpanjangan kontrak hingga 2020 bersama timnas Spanyol.

Real Madrid sendiri akan membayar penuh release clause sebesar 2 juta euro kepada Federasi Sepak Bola Spanyol. Keputusan manajemen Madrid bukan tanpa alasan sebab sejauh ini, karier sang pelatih anyar telah menghasilkan beberapa catatan gemilang yang (mungkin) menjadi alasan Madrid merekrutnya.

Perjalanan sempurna bersama timnas Spanyol

Bersama La Furia Roja, karier Julen Lopetegui bisa disebut cemerlang selama dua tahun terakhir ini. Walau belum pernah mengikuti kejuaraan besar, namun catatan di babak kualifikasi dan uji coba internasional sangat gemilang. Tercatat ia telah jalani 20 pertandingan di mana 14 di antaranya menang dan 6 sisanya berakhir imbang.

Selama di timnas pun ia tak segan mencoret pemain. Terbukti dari 23 pemain dalam skuat yang ia bawa ke Piala Dunia, hanya 11 pemain yang masuk skuat Piala Eropa 2016 era Vicente del Bosque. Ketegasan ini yang diperlukan untuk melatih klub sekelas Real Madrid agar tidak cepat berpuas diri usai mencatatkan hat-trick gelar Liga Champions.

Pengaruh gaya kepelatihan Pep Guardiola

Walaupun nama Pep Guardiola sangat tidak merepresentasikan Los Blancos, namun gaya kepelatihan Pep patut diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia saat ini. Lopetegui dan Pep adalah teman karib karena mereka pernah menjadi rekan satu tim di Barcelona dari tahun 1994–1997. Terlebih keduanya juga sama-sama mengidolakan Johan Cruyff dan pernah dilatih dalam kurun waktu tersebut.

Sejak saat itu mereka tidak pernah hilang kontak, termasuk dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2012 di mana kala itu Lopetegui melatih Spanyol U-19 dan U-20 sedangkan Pep melatih di Barcelona. Gaya kepelatihan keduanya pun mirip, di mana keduanya sangat mengandalkan peran para gelandang kreatif di lini tengah. Pendekatan ini sangat cocok karena Real Madrid memiliki duo gelandang kreatif dalam diri Luka Modric dan Toni Kroos.

Rekam jejak dengan tim usia muda timnas Spanyol

Satu yang diharapkan dari pelatih Madrid yang baru ialah perhatian terhadap para pemain muda. Hal ini yang dimiliki oleh Lopetegui dalam konsep kepelatihannya. Bersama timnas Spanyol U-19 hingga U-21, pelatih kelahiran kota Asteasu ini mengorbitkan beberapa nama seperti David de Gea, Kepa Arrizabalaga, Thiago Alcantara, Jorge Koke, Isco Alarcon, Alvaro Morata, dan Gerard Deulofeu. Selain itu, ia pun pernah meraih gelar juara Piala Eropa U-19 di tahun 2012 dan Piala Eropa U-21 setahun setelahnya.

Catatan tersebut diharapkan mampu membuat pemain muda El Real bisa berkembang, termasuk di antaranya Vinicius Junior yang akan bergabung bersama Madrid setelah ulang tahun ke-18 pada 12 Juli mendatang.

Menyukai para pemain Real Madrid

Selama dua tahun di tim senior Spanyol, Lopetegui membuat para pemain Real Madrid begitu dominan di timnas. Jika dibanding Barcelona, untuk gelaran Piala Dunia, ia membawa 6 pemain Madrid ketimbang pemain Barcelona yang hanya diwakili 4 pemain. Selain Sergio Ramos, Dani Carvajal, Nacho, Marco Asensio, Isco, dan Lucas Vazquez, ia bahkan mengajak bek muda Jesus Vallejo terbang ke Rusia untuk sekadar menjadi tandem berlatih para pemain. Secara umum, Lopetegui sudah paham karakter para pemain Real Madrid.

Membangkitkan kemampuan Casemiro di FC Porto

Sebelum menangani Spanyol, Lopetegui menghabiskan dua musim (2014-2016) di Portugal bersama FC Porto. Walau tanpa gelar, catatan apik eks Rayo Vallecano ini ialah mampu menghidupkan kembali kemampuan Casemiro. Satu hal yang membuat Real Madrid berterima kasih karena Casemiro selalu menjadi andalan dan tak tergantikan, terlebih di era Zidane.

Setelah memutuskan hijrah ke ibu kota Spanyol di 2013, Casemiro sempat kesulitas menembus tim utama sampai akhirnya di musim 2014/2015 ia pindah ke Porto yang saat itu dilatih Lopetegui. Dan di sana karier Casemiro melesat. Selain dipercaya tampil sebanyak 40 kali satu musim, ia pun berhasil mengantar Porto lolos ke babak 8 besar Liga Champions dan mencetak 4 gol.