16 tahun sudah berlalu sejak Marcos Cafu mengangkat trofi Piala Dunia di Yokohama, Jepang. Skuat Brasil, yang saat itu berisi nama-nama seperti Ronaldo Luiz, Rivaldo, Denilson, Ronaldinho, Roberto Carlos, hingga pemuda bau kencur bernama Kaka, berhasil menjadi juara dunia setelah mengalahkan Jerman 2-0 di babak final.
Selecao yang kala itu meraih gelar juara dunia kelima sepanjang sejarah tentu tak puas sampai disitu. Usaha meraih hexacampeonato atau gelar keenam terus mereka upayakan, namun selama tiga edisi Piala Dunia terakhir, hasilnya selalu gagal total.
Bahkan pada 2014 lalu, saat Brasil menjadi tuan rumah, usaha itu dirusak dengan cara yang memalukan, yakni dibantai 1-7 oleh Jerman di semifinal. Oleh sebab itu, gelaran 2018 kali ini menjadi ajang penebusan ‘dosa’, sekaligus mengakhiri rasa penasaran yang sudah terlalu lama mengendap di hati mereka. Bagi Selecao, hexacampeonato tak boleh lepas lagi kali ini.
Skuad inti
Tite selaku pelatih kepala dengan mantap sudah memilih 23 nama yang akan dibawa ke Rusia pada 14 Mei lalu. Pemilihan skuat ini juga tak menimbulkan perdebatan yang heboh, mengingat hampir semua pemain andalan Tite selama kualifikasi ikut diboyong.
Sebanyak 19 pemain saat ini menjadi bintang di klub-klub besar Eropa, dan menjadi kerangka inti skuat. Hanya 3 pemain saja yang bermain di liga domestik (Cassio Ramos, Pedro Geromel, dan Fagner Lemos). Sedangkan seorang sisanya, yakni Renato Augusto, bermain di Cina.
https://twitter.com/BrasilStat/status/996075747080114177
Kekuatan
Di bawah asuhan Tite, Brasil hanya kebobolan 5 gol dalam 19 laga. Selain menandakan kokohnya pertahanan, faktor ini juga alasan mengapa Brasil hanya kalah sekali dalam 19 laga, itu pun di laga persahabatan. Ditambah keberadaan Alisson Becker di bawah mistar gawang, menjebol gawang Selecao bisa dibilang merupakan tugas berat.
Lini depan pun tak kalah mengerikan. Torehan 42 gol dalam 19 laga adalah bukti ketajaman yang tak terbantahkan. Bagusnya, tak ada sosok dominan dalam urusan mencetak gol. Ini artinya, Brasil tak memiliki ketergantungan terhadap satu pemain saja.
Kelemahan
JIka secara teknik dan kualitas permainan Brasil tak perlu diragukan, lain halnya dengan mental bertanding. Dalam tiga turnamen terakhir, hasil yang diperoleh Selecao tak begitu bagus. Mereka hancur lebur di Copa America 2015 dan 2016, padahal kualitas tim yang ada tak buruk. Jika mundur lebih jauh, penampilan Brasil di Piala Dunia 2014 pun sebetulnya tak begitu mengesankan, terutama sejak memasuki fase gugur.
Kondisi ini sebetulnya sudah diperbaiki Tite. Brasil saat ini terlihat memiliki mental bertanding yang bagus. Namun babak kualifikasi tentu berbeda dengan turnamen yang sesungguhnya. Hal ini yang masih perlu pembuktian.
Pemain kunci: Neymar
Peran Neymar dalam skuat amat vital. Sebagai sosok paling berpengalaman (pemegang caps tertinggi di skuat), ia bisa menjadi sosok teladan di ruang ganti, terlebih ia adalah mantan kapten Selecao dan sesekali masih ditunjuk (selama rezimnya, Tite hampir selalu menunjuk kapten yang berbeda di setiap laga).
Di lapangan, aksinya tentu bisa menentukan hasil akhir laga. Keberadaannya pun juga akan menambah motivasi ekstra bagi rekan-rekannya. Catatan 28 gol dan 18 asis hanya dalam 30 laga bersama Paris Saint-Germain di musim ini pun terbilang fantastis. Bayangkan jika ia tak terhalang cedera. Atas alasan itu semua, kembali fitnya Neymar tentu amat dinantikan.
Prakiraan formasi
Selama kualifikasi, formasi yang dipakai Tite adalah 4-1-4-1 dan 4-3-3. Namun melihat kebiasaan Tite dalam beberapa laga persahabatan terakhir, ada kemungkinan 4-3-3 akan menjadi pilihan utama selama turnamen. Alasannya, formasi inilah yang dipakai Selecao saat beruji coba melawan tim-tim asal Eropa, dan mayoritas lawan (dan potensi lawan di fase gugur) saat Piala Dunia nanti berasal dari Eropa.
Untuk mengisi formasi ini, Tite sudah punya nama-nama andalannya. Alisson akan mengisi posisi penjaga gawang, dengan Miranda akan ditemani Thiago Silva/Marquinhos untuk membentuk duet bek tengah. Sementara untuk posisi bek sayap, Marcelo di kiri dan Danilo di kanan kemungkinan akan menjadi pilihan utama.
Lini tengah akan diisi Casemiro sebagai jangkar, dengan Paulinho dan Fernandinho/Renato Augusto berdiri di depannya. Sedangkan di lini depan, trio Neymar-Gabriel Jesus-Philippe Coutinho akan menjadi pilihan utama. Coutinho yang cukup fleksibel saat bermain bersama Selecao bisa berpindah ke sisi kiri jika Neymar masih diistirahatkan, dan Willian akan mengisi sisi kanan, posisi naturalnya.
Peluang di Piala Dunia 2018
Brasil adalah salah satu kandidat juara. Saingan mereka di grup pun di atas kertas bukan halangan berarti. Namun, harus diingat bahwa jalur mereka menuju final bisa dikatakan cukup berat. Jika tak ada kejutan yang terjadi, potensi lawan Brasil mulai babak 16 besar hingga semifinal berturut-turut adalah Meksiko, Belgia/Inggris, dan Prancis. Fokus Brasil tak boleh hilang sedikit pun, karena terpeleset sedikit saja, mimpi meraih trofi keenam akan buyar seketika.