Kembali pada musim 2010/2011, Adelaide United yang akan tampil di Liga Champions Asia, kemudian mendaratkan Serginho “Sergio” van Dijk yang sebelumnya tampil cemerlang bersama Brisbane Roar. Di saat bersamaan, bakat muda juga muncul di klub tersebut. Bahkan, semusim sebelumnya ia meraih penghargaan sebagai rising star terbaik Adelaide United dan pemuda tersebut bernama Mathew Leckie.
Ambisi besar diusung, apalagi Adelaide United berhasil mendaratkan Sergio van Dijk yang saat itu merupakan penyerang terbaik di Liga Australia. Bakat Leckie yang saat itu berusia 19 tahun pun sedang mekar. Adelaide punya semua alasan untuk optimis mengarungi musim kompetisi saat itu.
Benar saja, Adelaide tampil meledak-ledak. Di Liga Australia, mereka terus melesat pada pekan-pekan awal. Salah satu pertandingan terbaik tentunya adalah ketika Adelaide berhasil menang di kandang tim kuat, Sydney FC, dengan skor 3-1, di mana kala itu Sergio mencetak dua gol, sementara Leckie melesakkan satu gol.
Begitu pula di ajang Liga Champions Asia, Leckie yang bermain di sektor sayap menjadi pelayan bagi ketajaman Sergio. Mereka berhasil memuncaki klasemen Grup H meskipun bergabung dengan tim-tim kuat seperti Sanfrecce Hiroshima, Pohang Steleers, dan Shandong Luneng. Meskipun kemudian mereka mesti takluk dari Jeonbuk Motors di babak 16 besar, kombinasi Leckie dan Sergio begitu dashyat. Apalagi saat itu mereka juga ditopang Marcos Flores yang sedang dalam masa terbaik dalam kariernya.
Musim tersebut kemudian ditutup dengan Sergio meraih sepatu emas Liga Australia berkat catatan 16 gol. Adelaide pun memastika mereka akan tampil kembali di Liga Champions Asia edisi berikutnya setelah mengakhiri Liga Australia musim tersebut di peringkat tiga. Dan musim ini juga kemudian menjadi penentu nasib Sergio dan Leckie yang menuju arah yang berbeda.
Selepas musim hebat bersama Adelaide United pada 2010/2011, Sergio kemudian mendarat di tanah leluhurnya, Indonesia, dan bergabung bersama Persib Bandung. Sementara Leckie, setelah musim tersebut, petualangannya di Eropa dimulai. Tepat pada akhir Liga Australia musim itu, Leckie menandatangani kontrak bersama Borussia Mönchengladbach.
Cerita selanjutnya kemudian semua sudah mengetahui, bagaimana setelah satu musim mengesankan bersama Persib, Sergio kemudian sempat hengkang ke Iran dan Thailand, hingga akhirnya ia kemudian kembali lagi ke Bandung pada tahun 2016.
Sementara Leckie, kariernya terus meningkat. Meskipun ia sempat mengalami masa-masa sulit di awal karena minim mendapatkan kesempatan bermain di Gladbach. Setelah tiga musim bermain di FC Ingolstadt, Leckie kemudian mendarat di tim ibu kota Jerman, Hertha Berlin. Di Bundesliga musim lalu, Leckie bermain di 23 pertandingan dan mencetak lima gol.
Tidak berhenti sampai di situ, perbedaan nasib juga semakin terlihat jelas dengan bagaimana Leckie kini menjadi bagian dari timnas Australia yang akan berlaga di Piala Dunia 2018 nanti di Rusia. Sementara Sergio, setelah dilepas Persib pada pertengahan musim lalu, kabar terakhir menyebutkan bahwa kini ia bermain di kompetisi amatir di Belanda sana.
Perputaran roda nasib memang tidak ada yang pernah menyangka. Nasib Sergio dan Leckie jelas berbeda jauh, apalagi mengingat karier Sergio di timnas Indonesia pun tidak betul-betul cemerlang. Tetapi yang pasti, keduanya akan selalu mengenang bagaimana mereka membuat musim yang mengesankan bersama Adelaide United pada periode 2010/2011.