Pada tanggal 7 September 2018 mendatang, Joao Miranda akan tepat berusia 34 tahun. Berkaca dari kenyataan tersebut, tak salah jika menyebut Miranda adalah pesepak bola dengan pengalaman segudang tapi juga semakin dekat dengan akhir kariernya profesionalnya.
Walau begitu, jangan sekalipun memandang remeh kemampuan Miranda dalam menata lini belakang, entah bersama Internazionale Milano maupun tim nasional Brasil. Sampai sekarang, dua entitas berbeda itu amat mengandalkan tenaga lelaki kelahiran Paranavai tersebut.
Baru-baru ini, pelatih Brasil yakni Tite juga sudah memasukkan nama Miranda ke dalam skuat final Selecao di Piala Dunia 2018. Lagi-lagi, hal itu bisa dijadikan bukti kalau presensinya masih dibutuhkan selama bertempur di Rusia.
Pada sisi yang lain, berhembus pula kabar jika pihak Inter tengah mengupayakan perpanjangan kontrak buat eks penggawa Atletico Madrid dan Sochaux ini yang kedaluwarsa di bulan Juni 2019 mendatang.
Dilansir oleh Gazzetta dello Sports, Piero Ausilio yang menjabat sebagai Direktur Olahraga Inter, sedang merayu sang pemain dan juga agennya untuk menyetujui ekstensi kontrak yang ditawarkan pihak klub yaitu selama dua musim (mengacu pada waktu di mana kontrak lamanya berakhir) atau sampai Juni 2021 nanti.
Bukankah I Nerazzurri sudah punya Stefan de Vrij sebagai bek tengah anyar?
Tidak salah apabila Interisti menanyakan hal tersebut sehingga merasa bahwa memperpanjang masa bakti Miranda di Stadion Giuseppe Meazza bukanlah suatu keharusan.
Namun demikian, perlu diingat juga bahwa memiliki skuat utama dan pelapis yang sama kuatnya bisa sangat memengaruhi laju Inter dalam mengarungi musim-musim selanjutnya. Sukses tidaknya langkah mereka acapkali ditentukan oleh detail-detail kecil semacam itu.
Semenjak datang pada awal musim 2015/2016 silam, Miranda berhasil memikat atensi lewat performa konsistennya. Alhasil, dirinya pun terus dijadikan pilihan utama sehingga tak pernah bermain kurang dari 31 kali di setiap musim.
Lebih jauh, Interisti mana yang selama ini kerap mencak-mencak tiap kali Andrea Ranocchia masuk ke lapangan guna mengisi ketidakhadiran Miranda atau Milan Skriniar sebagai bek tengah? Kalau Anda merupakan salah satunya, maka dukung saja keputusan manajemen yang ingin membuat Miranda lebih lama mengenakan kostum biru-hitam.
Jangan buru-buru menyebut Miranda sudah habis hanya karena usianya yang semakin gaek. Sadarilah bahwa dengan segudang pengalaman yang ia miliki, Miranda dapat ‘menggembleng’ bek-bek muda seperti Skriniar ataupun de Vrij agar kemampuannya semakin terasah dan lebih baik.
Andai nanti Luciano Spalletti lebih gemar memasang Skriniar dan de Vrij sebagai tandem utama di jantung pertahanan, Miranda bisa dijadikan ‘aktor pengganti’ yang sepadan, bukan?
Bahkan tidak menutup kemungkinan juga bila Luciano Spalletti mau memainkan tiga bek tengah sekaligus, ia dapat bertumpu kepada Miranda, Skriniar dan de Vrij sekaligus. Satu tanda lain jika I Nerazzurri mempunyai strategi alternatif yang bisa dimaksimalkan oleh sang pelatih.
Terlepas dari usianya, Miranda adalah figur yang memiliki kapasitas mumpuni sehingga mempertahankan presensinya di Stadion Giuseppe Meazza sampai musim 2020/2021 nanti merupakan urgensi yang patut diselesaikan manajemen Inter sebelum musim kompetisi 2018/2019 bergulir.