Piala Dunia 2018

Profil Mesir di Piala Dunia 2018: Menanti Ambisi Negeri Piramida bersama Sang Pharaoh, Mohamed Salah

Dalam konstelasi sepak bola Afrika, Mesir adalah raksasa yang kekuatannya sungguh dahsyat. Bagaimana tidak, negeri yang dialiri Sungai Nil tersebut berhasil menggondol supremasi tertinggi di Benua Hitam, Piala Afrika, sebanyak tujuh kali alias paling banyak.

Kendati demikian, taring Mesir justru tampak ompong ketika mengaitkannya pada level yang lebih tinggi bernama Piala Dunia. Sepanjang sejarah turnamen sepak bola antar-negara paling megah di bawah kolong langit itu, The Pharaohs baru ikut serta sebanyak dua kali saja yaitu di tahun 1934 dan 1990.

Terasa lebih menyedihkan sebab pada sepasang kejuaraan itu, Mesir harus mengepak koper lebih cepat gara-gara terjengkang pada babak awal lewat rekor tak pernah menang.

Usai terakhir kali berpartisipasi di Piala Dunia 1990, upaya Mesir buat menggamit satu tiket lolos ke kejuaraan-kejuaraan berikutnya selalu gagal membuahkan hasil. Mereka sering rontok di fase kualifikasi zona Afrika akibat kalah bersaing dengan negara-negara semisal Kamerun, Nigeria dan Pantai Gading.

Namun usaha tak kenal lelah selama nyaris tiga dekade akhirnya membuahkan hasil manis pada tahun ini. Mohamed Salah dan kolega yang dibesut oleh Hector Cuper sanggup mematenkan posisi mereka di puncak klasemen Grup E babak kualifikasi zona Afrika ronde ketiga. Alhasil, The Pharaohs pun berhak melaju ke Rusia secara otomatis.

Keberadaan Salah sebagai bintang utama tim juga membuat Cuper memiliki optimisme tinggi kalau mereka sanggup mengukir sejarah di Piala Dunia 2018 nanti.

Bayangan skuat

Hingga saat ini, The Pharaohs baru merilis skuat sementara yang diisi oleh 29 orang pemain. Selain Salah, ada juga beberapa nama pemain yang merumput di Liga Primer Inggris macam Mohamed Elneny dan Ahmed Hegazi.

Cuper sendiri terlihat ingin memanfaatkan tiga partai uji tanding versus Kuwait, Kolombia dan Belgia yang akan mereka jalani sepanjang pekan depan untuk menyaring 23 nama final. Menengok skuat sementara Mesir, bisa dikatakan bahwa pelatih asal Argentina tersebut ingin mengawinkan faktor pengalaman dari para penggawa veteran dan semangat membara pemain-pemain berusia matang serta belia.

Kekuatan

Secara keseluruhan, fondasi utama Mesir dalam beberapa tahun terakhir ada pada barisan pemainnya yang merumput di Liga Primer Inggris (Elneny, Heghazi dan Salah). Terlebih, ketiganya memiliki posisi yang berlainan satu sama lain. Heghazi menjadi aktor utama di jantung pertahanan sementara Elneny berstatus sebagai pengendali lini tengah. Terakhir, Salah merupakan tumpuan utama The Pharaohs buat mengkreasikan peluang sekaligus mengeksekusinya.

Jika trio ini dapat memperlihatkan aksi-aksi terbaiknya secara konsisten di Piala Dunia 2018, tentu dibantu juga oleh rekan-rekannya yang lain, Mesir jelas dapat berbicara banyak.

Kelemahan

Figur Salah ibarat buah simalakama untuk Mesir karena dengan kemampuan apiknya, The Pharaohs dapat tampil prima di suatu laga. Namun bila Salah tidak diturunkan oleh Cuper, kekuatan tim ini langsung merosot drastis, bagai segerombolan anak ayam yang kehilangan induk.

Situasi tersebut pasti dimaksimalkan sebaik mungkin oleh calon lawan Mesir selama penyisihan grup (Arab Saudi, Rusia dan Uruguay) guna memetik hasil positif dari kubu asuhan Cuper. Sang pelatih sendiri kudu mencari solusi alternatif kalau penggawa terbaiknya di tubuh skuat itu dimatikan oleh tim lawan.

 

kesuksesan Salah

Pemain kunci

Barangkali tak ada satu orang pun yang menyangka jika kepindahan Mohamed Salah ke Liverpool di awal musim 2017/2018 justru memunculkan satu kisah heroik yang begitu agung.

Selama mengenakan kostum The Reds di bawah komando Jürgen Klopp, Salah bertransformasi jadi seorang pemain yang ganas di depan jala lawan. Secara total (belum menghitung laga final Liga Champions 2017/2018), Salah berhasil membukukan 44 gol dan 16 asis dari 51 pertandingan.

Tak perlu kaget jika suporter Mesir meletakkan harapan besar di pundak Salah untuk membawa The Pharaohs melakoni Piala Dunia 2018 dengan gilang gemilang. Misalnya saja, menembus fase perdelapan-final.

Prakiraan formasi

Mengacu pada sejumlah uji tanding yang dilakukan, skema 4-2-3-1 atau 4-3-3 tampaknya bakal kembali dipilih Cuper sebagai ramuan utama buat menorehkan hasil positif. Kendati usianya sudah mencapai 45 tahun, kemampuan apik Essam El Hadary jelas tak sulit dikesampingkan begitu saja. Sementara empat pemain belakang bakal diisi oleh Mohamed Abdel Shafy, Ahmed Fathy, Ali Gabr, dan Heghazi.

Di sektor tengah, double pivot akan ditempati oleh Elneny dan juga Tarek Hamed sedangkan Salah, Ramadhan Sobhi, dan Trezeguet (memiliki nama asli Mahmoud Ibrahim Hassan) akan menjadi trisula yang menopang Ahmed Hassan Mahgoub sebagai lone striker.

Peluang di Piala Dunia 2018

Berada di Grup A bersama Arab Saudi, tuan rumah Rusia dan Uruguay bikin Mesir punya kesempatan lolos yang cukup besar ke babak berikutnya. Namun perlu diingat, laga perdana kontra Uruguay bakal krusial untuk perjalanan mereka.

Beroleh hasil positif di laga pertama bisa membuat langkah The Pharaohs semakin mudah di laga-laga selanjutnya. Mencatat sejarah dengan lolos ke babak perdelapan-final untuk kali pertama sepanjang keikutsertaan Salah dan kolega di Piala Dunia tampaknya bukan perkara mustahil.