Kejadian itu terulang kembali. Di Stadion Kanjuruhan, Dedik Setiawan kembali menggetarkan jala Bhayangkara FC semalam (22/5), sama seperti yang dilakukannya setahun silam ketika melakoni laga debut. Seakan menjadi sejarah yang terulang, karena musim lalu Bhayangkara FC menjadi tonggak awal kemunculan Dedik Setiawan.
Musim lalu Dedik melakoni laga debutnya di Arema FC saat menjamu Bhayangkara FC. Di pekan kedua Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, Dedik diturunkan pelatih Aji Santoso sebagai starter lantaran Cristian Gonzales izin melakukan ibadah umrah. Selain itu, yang dipilih sebaga penyerang utama adalah Dedik, karena saat itu Liga 1 masih menerapkan kuota pemain U-23 di starting line-up.
Dedik yang saat itu masih berusia 22 tahun menjadi satu-satunya opsi Aji Santoso yang realistis. Ia tidak bisa menggantinya dengan Juan Pablo Pino karena sang marquee player baru saja bergabung dan masih butuh masa adaptasi, atau Sunarto karena terkendala regulasi kuota pemain U-23, sedangkan Nasir dan Andrianto belum mencapai performa terbaiknya.
Nama Dedik Setiawan saat itu masih asing di telinga pencinta sepak bola nasional. Maklum, pemuda kelahiran Turen ini sebelumnya bermain untuk Persekam Metro FC. Ia juga awalnya berstatus pemain pinjaman ketika Arema menghadapi Cepu All Star dalam laga persahabatan pada 15 Oktober 2016. Dedik mencetak dua gol di laga tersebut.
Bermodalkan performa impresifnya itulah Dedik Setiawan kembali dipercaya Arema FC sebagai juru gedor mereka di liga domestik. Keputusan yang langsung ia bayar tuntas, dengan menjadi top skor klub di awal musim 2017. Setelah mencetak gol lawan Bhayangkara FC, di dua laga berikutnya ia kembali melakukannya, yakni saat melawan Persiba Balikpapan dan Barito Putera. Semua dengan hasil akhir 1-0.
Musim lalu Dedik mencetak 6 gol dari 28 penampilannya di Arema FC. Uniknya, 4 gol di antaranya dicetak di awal musim, sama dengan jumlah yang sudah diperolehnya saat ini. Yang menarik lagi, ketajamannya bermula setelah menjebol gawang Bhayangkara FC.
Sama dengan musim lalu, gol lawan Bhayangkara FC ini juga dicetak di Stadion Kanjuruhan, dengan nomor punggung 27 yang masih sama, selebrasi yang sama dengan meregangkan kedua tangan, dilakukan di malam hari, dan juga berakhir clean sheet bagi tuan rumah. Perbedaannya hanya satu, yaitu sisi gawang yang dijebol olehnya.