Cerita

Beratnya Rindu Persija Jakarta terhadap Seorang Andritany Ardhiyasa

Selain diwajibkan mempunyai seorang penyerang mumpuni yang mampu mencetak banyak gol, sebuah tim juga harus punya kiper yang tangguh. Jika sebuah tim mau menjadi juara maka mereka harus punya kiper berkelas yang menjaga gawang mereka dan menyelamatkan satu-dua poin bagi timnya. Hal ini sudah sering ditunjukkan oleh tim-tim pemenang di dunia. Sayangnya, hal tersebut nampaknya menjadi permasalahan bagi Persija Jakarta dalam beberapa pertandingan terakhir.

Maksudnya di sini bukan berarti mereka tidak memilki kiper berkualitas. Macan Kemayoran punya seorang kiper berkelas yang hadir dalam sosok seorang Andritany Ardhiyasa dan sayangnya hanya dia seorang-lah yang bisa dianggap demikian. Tak salah memang jika Persija hanya punya seorang kiper berkelas. Namun, yang jadi permasalahan adalah satu-satunya kiper berkelas tersebut harus absen untuk jangka waktu yang cukup lama.

Ya, Andritany harus absen cukup lama sekitar dua bulan setelah mengalami cedera ketika membela tim nasional Indonesia. Cedera retak tulang wajah yang diderita Andritany memaksanya untuk menjalani operasi dan dikabarkan baru akan pulih menjelang Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan pada bulan Agustus mendatang.

Penulis bukannya mau meremehkan dua kiper lainnya yang dimiliki oleh Persija, Rizky Darmawan dan juga Daryono. Mereka adalah kiper muda yang memiliki potensi dan tentu sudah profesional, tapi jika dibandingkan dengan seorang Andritany, mereka jelas belum apa-apa. Sosok kiper berusia 26 tahun itu nyatanya memang dirindukan oleh pihak Persija.

Buktinya kita bisa lihat dari empat pertandingan terakhir yang dilakoni oleh Persija, yaitu dua pertandingan di Piala AFC dan dua pertandingan di Go-Jek Liga 1. Stefano “Teco” Cugurra memilih untuk memainkan Rizky di Piala AFC sementara Daryono dimainkan di Liga 1.

Kita mulai dari Rizky yang tampil ketika timnya berhadapan dengan tim asal Singapura, Home United. Di pertemuan pertama mereka di kandang Home United, Rizky tampil mengecewakan di bawah mistar gawang dan terlihat gugup menghalau beberapa tendangan dari lawannya. Alhasil, dia harus kebobolan tiga gol, dua di antaranya seharusnya mampu dia hentikan.

Pertemuan kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak jauh berbeda. Tiga gol kembali bersarang ke gawang Persija yang dikawal oleh Rizky. Dia memang sempat membuat penyelamatan penalti, akan tetapi dia juga melakukan blunder yang membuat gol pertama terjadi.

Pindah ke Daryono di Liga 1. Berbeda dari Rizky yang tampil gugup, Daryono bisa tampil lebih baik darinya dan mampu menggantikan posisi Andritany dengan percaya diri. Masing-masing dia kebobolan dua gol dalam dua pertandingan yang dia lakoni, namun bukan karena dia bermain buruk. Pertahanan yang lemah saat melawan Madura United membuatnya harus memungut bola dua kali. Padahal, dia sempat menyelamatkan penalti dari Fabiano.

Di pertandingan terakhir melawan Persela Lamongan pun Daryono beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang. Sayang dia harus kebobolan karena gol kontroversial Diego Assis dan juga tendangan jarak jauh dari Shohei Matsunaga.

Sejak ditinggal oleh Andritany, Persija sudah kalah empat kali dan kebobolan 10 gol. Statistik tersebut jelas berbeda ketika Andritany bermain. Dari 11 laga yang dia jalani sebelum cedera, Andritany baru kebobolan 11 gol, berbeda satu gol dari total kedua kiper penggantinya. Macan Kemayoran pun hanya kalah dua kali ketika kiper utamanya itu tampil.

Lawan-lawannya pun tidak boleh dianggap remeh. Andritany memang kebobolan tiga gol ketika bertemu dengan Johor Darul Ta’zim pertama kali di Piala AFC, namun mengingat pemain yang diturunkan oleh Teco adalah pemain lapis kedua, penulis rasa kiper manapun akan kesulitan untuk menahan serangan-serangan lawan.

Di pertemuan kedua, Andritany membalaskan dendam dengan sukses menyabet clean sheet dikemenangan besar Persija atas JDT. Di Liga 1, dia dua kali mendapat clean sheets, salah satunya ketika melawan juara bertahan, Bhayangkara FC.

Andritany memang bukan satu-satunya faktor kemenangan Persija, akan tetapi melihat stastistik dan permainannya di musim ini, sosoknya jelas dibutuhkan oleh timnya. Daryono mungkin bisa menjadi pelapis yang baik, namun tetap tak bisa menggantikan peran Andritany di bawah mistar Persija.