Cerita

Patahnya Dominasi ‘The Navy Blues’ di Kawasan Oseania

Sepak bola merupakan olahraga yang sudah cukup merata di seluruh bagian Bumi, termasuk juga negara-negara dengan populasi kecil di kawasan yang kecil pula tentunya. Hal ini yang dicerminkan di kawasan Oseania, suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri dari sejumlah kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik dan sekitarnya.

Oseania merupakan wilayah di Bumi (sering dianggap benua) dengan luas area daratan terkecil dan jumlah populasi terkecil kedua setelah Antartika. Sepak bola juga berkembang di kawasan ini, meski sepak bola sendiri bukan olahraga yang populer.

Akan tetapi, tidak banyak penggemar sepak bola, khususnya di Indonesia, yang mengikuti perkembangan dan kiprah tim di kawasan Oseania. Hal ini dikarenakan kurangnya media yang menyoroti, akses (dalam hal ini streaming yang legal), dan persaingan yang merata. Garis bawahi faktor yang terakhir, yaitu persaingan yang merata.

Bagaimana tidak, selama 7 tahun ke belakang, dominasi tunggal terjadi di sepak bola kawasan Oseania. Klub asal Selandia Baru, Auckland City FC, menjadi kampiun Liga Champions-nya kawasan Oseania, OFC Champions League, selama 7 tahun beruntun dari tahun 2011.

Hal ini juga yang membuat wakil Oseania di Piala Dunia Antarklub, suatu kompetisi yang mempertandingkan kampiun di masing-masing kawasan/benua yang dinaungi FIFA, selalu diwakilkan oleh Auckland.  Penggemar sepak bola khususnya di Indonesia pasti akan sulit untuk menebak siapa perwakilan klub yang menjuarai Liga Champions dari kawasan Eropa (UEFA Champions League), Asia (AFC Champions League), Amerika Selatan (CONMEBOL/ Copa Libertadores), Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF Champions League), dan Afrika (CAF Champions League). Akan tetapi, tidak untuk kawasan Oseania (OFC Champions League). Maka dari itu, sangat tidak asing apabila melihat Auckland City FC berpartisipasi di Piala Dunia Antarklub tiap tahunnya diselenggarakan.

Dominasi tunggal Auckland City FC dimulai dari tahun 2011 tepatnya pada ajang OFC Champions League musim 2010/2011. ‘The Navy Blues’  demikian julukan klub Auckland City FC, berhasil mengunci gelar OFC Champions League ke-3 (setelah sebelumnya menjuarainya pada tahun 2006 & 2009), usai mengandaskan klub asal Republik Vanuatu, Amicale FC dengan skor aggregat 3-1, lewat sistem pertandingan kandang-tandang.

Hingga pada 6 tahun selanjutnya hingga 2017 Auckland City FC dengan mudah mendominasi OFC Champions League. Sejauh ini, ‘The Navy Blues’lah yang menyandang sebagai pemegang gelar terbanyak di kompetisi tersebut, dengan torehan 9 gelar.

Dominasi Auckland City FC di kawasan Oseania inilah yang membuat mereka selalu aktif berpartisipasi di Piala Dunia Antarklub dari tahun ke tahun. Prestasi terbaik mereka dicatatkan pada tahun 2014, mereka berhasil menempati peringkat 3 terbaik di bawah Real Madrid (juara) dan San Lorenzo (runnerup) setelah mengandaskan klub asal Meksiko, Cruz Azul FC, di third place play-off.

Sebenarnya, apabila melihat daerah di kawasan Oseania, terdapat negara yang kekuatan sepak bolanya cukup mempuni, yaitu Australia. Akan tetapi pada tahun 2006, Australia memutuskan untuk bergabung dengan federasi Asia, yakni AFC. Dan, kalau lebih detail lagi di negara kawasan Oseania, yakni Selandia Baru, terdapat klub yang juga memutuskan untuk bergabung dengan kompetisi di Australia (A-League), yaitu Wellington Phoenix.

Terdapat beberapa faktor mengapa Australia memilih bergabung dengan Federasi Sepak Bola Asia atau AFC, di antaranya mendapatkan peluang yang lebih bagus untuk tampil di Piala Dunia, persaingan yang merata antar-negara, dan pendapatan (hak siar dan tiket pertandingan).

Kembali ke topik utama soal dominasi Auckland City FC di kawasan Oseania yang sudah bertahan selama 7 tahun. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, OFC Champions League 2018, Auckland City FC kembali dijagokan untuk kembali menjuarai kompetisi ini.

Namun, kejutan akhirnya terjadi, ‘The Navy Blues’ yang melaju mulus dari fase grup dapat dipastikan tidak akan menjadi juara di kompetisi tersebut setelah mereka gagal melaju ke babak final setelah dikandaskan sesama klub Selandia Baru, Team Wellington, di babak semifinal dengan aggregat 2-2, namun Team Wellington lolos dengan agresivitas goal tandang. Team Wellington sendiri akan bertemu dengan klub asal Fiji, Lautoka FC, di babak final yang dihelat dengan sistem kandang-tandang.

Hingga saat tulisan ini dibuat, Team Wellington berhasil mengalahkan Lautoka FC dengan skor 6-0 di leg pertama yang dihelat di kandang Team Wellington pada Minggu, 13 Mei 2018. Leg kedua sendiri akan dihelat pada tanggal 20 Mei 2018 di kandang Lautoka FC.

Dengan ditandai patahnya dominasi ‘The Navy Blues’ di kawasan Oseania tahun ini, maka di ajang Piala Dunia Antarklub 2018 nanti, wakil Oseania dipastikan tidak akan diwakilkan oleh Auckland City FC. Terakhir, selain Auckland City FC, wakil Oseania yang mewakili di Piala Dunia Antarklub adalah Heikari United, klub asal Papua Nugini pada edisi Piala Dunia Antarklub 2010.