Berita Dunia

Di Cina, Nasib Fabio Cannavaro Digoyang Isu Pemecatan

Berstatus sebagai salah satu tim terbaik di Asia dengan mencaplok gelar Liga Super Cina tujuh musim berturut-turut (2011-2017) plus sepasang trofi Liga Champions Asia (2013 dan 2015) membuat tekanan yang ada di tubuh Guangzhou Evergrande Taobao senantiasa masif. Alhasil, serentetan prestasi yang mampu mereka gapai setiap musim bikin tradisi itu harus bisa diteruskan, tak peduli sebesar apapun kesulitan yang merintangi langkah mereka.

Sayangnya, perjalanan Evergrande mengalami kendala di musim 2018 kali ini. Beberapa waktu lalu, mereka tersingkir dari ajang Liga Champions Asia akibat tumbang di tangan sang rival senegara, Tianjin Quanjian, pada babak 16 besar lantaran kalah agresivitas gol tandang (seri 0-0 di kandang lawan dan imbang 2-2 justru saat bermain di kandang sendiri).

Hasil tersebut seolah melengkapi rekor buruk Evergrande yang selama bulan Mei memang belum pernah menang. Di ajang Liga Super Cina, mereka keok dari Dalian Yifang (5/5) serta imbang dengan Hebei China Fortune (12/5). Sementara di Piala FA Cina, Zeng Cheng dan kolega rontok pada babak kelima akibat kalah adu penalti 1-4 (skor akhir 1-1 di waktu normal) dari Guizhou Hengfeng (2/5).

Jebloknya performa klub yang berdiri tahun 1995 sebagai entitas profesional ini pun berdampak kepada jabatan pelatih yang disandang oleh mantan bek tim nasional Italia peraih Piala Dunia 2006, Fabio Cannavaro. Seperti dilansir oleh chinadaily, rumor pemecatan lelaki berusia 44 tahun yang mulai menekuni karier sebagai pelatih sejak tahun 2013 tersebut semakin santer terdengar. Kemampuan Cannavaro dianggap belum sesuai untuk klub sekelas Evergrande.

Walau kapabilitas Cannavaro sebagai pelatih terus disorot oleh media-media Cina maupun suporter fanatik Evergrande, tak sedikit yang menyebut jika situasi buruk kali ini juga diakibatkan oleh pembenahan dari kubu manajemen yang terkesan setengah-setengah pada saat bursa transfer kemarin.

Dengan keberhasilan beroleh titel juara di setiap musim, rasa lapar para penggawa untuk beroleh prestasi anyar terus dipertanyakan. Lebih dari itu, skuat dari tim yang bermarkas di Stadion Tianhe ini juga makin didominasi oleh nama-nama gaek. Ditambah dengan hasrat besar para rival yang ingin mematahkan hegemoni Evergrande, langkah mereka pun terasa makin berat di musim 2018 kali ini.

Akhir pekan ini (20/5), Evergrande bakal melawat ke kandang Beijing Renhe, Stadion Beijing Fengtai, guna melakoni partai kesebelas dalam lanjutan Liga Super Cina. Andai Cheng dan kolega gagal memutus tren buruk yang tengah mereka alami akhir-akhir ini, tak perlu kaget jika isu pemecatan Cannavaro malah jadi kenyataan.