Cerita

Didier Deschamps Berikan Penjelasan Dibalik Pencoretan Alexandre Lacazette dan Anthony Martial

Beberapa lalu, tim nasional Prancis baru saja mengumumkan secara resmi nama 23 pemain yang akan mereka bawa ke Rusia untuk mengarungi Piala Dunia 2018. Dengan kedalaman skuat yang amat bagus, sudah diprediksi bahwa akan ada beberapa nama besar yang dicoret oleh sang pelatih, Didier Deschamps.

Benar saja, ketika daftar skuat resmi dirilis, ada beberapa nama besar yang ‘menghilang’. Namun yang paling jelas mencolok dan menimbulkan tanda tanya besar, setidaknya bagi media, adalah tidak adanya dua nama besar yang kini bermain di Inggris, yakni Alexandre Lacazette (Arsenal) dan Anthony Martial (Manchester United). Bermain di kompetisi selevel Liga Primer, dengan kiprah yang cukup baik bersama dua tim besar nyatanya tidak menjadi jaminan masuk ke dalam skuay.

Pertanyaan mengapa kedua nama ini dicoret pastilah begitu deras mengalir ke telinga Deschamps, hingga akhirnya mantan gelandang Juventus ini pun menjelaskan kepada publik alasan dibaliknya. Seperti dilansir dari Squawka, Deschamps menjelaskan bahwa ketidakmampuan mereka berdua untuk meyakinkan dirinya saat bermain di laga persahabatan menjadi salah satu alasan utamanya.

Selain itu, Deschamps lebih mengutamakan para penyerang yang mampu difungsikan dengan berbagai macam peran di lapangan, dan keduanya dianggap kalah saing dengan nama-nama yang dipanggil untuk mengisi lini depan, yakni Ousmane Dembele, Nabil Fekir, Olivier Giroud, Antoine Griezmann, Thomas Lemar, Kylian Mbappe, dan Florian Thauvin.

“Mereka (Lacazette dan Martial) bermain bagus saat melawan Jerman (November 2017, saat itu Lacazette mencetak dua gol dan Martial mencatat satu asis dalam laga yang berkesudahan 2-2), namun itu baru satu laga saja. Selain laga itu, mereka agak kurang (bagus),” ujar Deschamps.

Ia menambahkan, “Keputusan (pencoretan) ini diambil lewat analisis secara menyeluruh, terkait kemampuan mereka dalam sejumlah situasi tertentu maupun peran yang bisa mereka mainkan dalam skuat. Aku memilih Giroud, Griezmann, Fekir, dan Mbappe sebagai penyerang tengah. Kylian (Mbappe) dan Antoine (Griezmann) bisa bermain di posisi lain, dan Kylian paling bagus saat ditempatkan di tengah.”

Keputusan ini sebetulnya sedikit wajar jika kita memperhatikan komposisi skuat Prancis selama dua tahun terakhir, khususnya di ajang kualifiaksi Piala Dunia 2018. Baik Martial maupun Lacazette bukanlah pemain utama pilihan Deschamps, bahkan seringkali terpinggirkan.

Martial memang selalu dipanggil dalam empat laga persahabatan terakhir yang dilakoni timnas Prancis pada bulan November dan Maret, namun ia sempat tak dipanggil Deschamps selama setahun lebih dan melewatkan 8 dari 10 laga kualifikasi. Laga persahabatan biasanya berfungsi sebagai ajang uji taktik dan kemampuan pemain yang sebelumnya jarang dimainkan, dan Martial diberi kesempatan itu oleh Deschamps, namun ia gagal meyakinkan sang pelatih. Hal yang sama berlaku untuk Lacazette, di mana ia juga tak bermain sebanyak 7 kali dari 10 laga kualifikasi. Kesempatan untuk unjuk gigi pun semakin tipis karena Lacazette absen di laga persahabatan pada bulan Maret karena cedera lutut.

Dalam hal pengalaman di timnas, sebetulnya keduanya tak kalah dibandingkan Mbappe, Dembele, Fekir, Thauvin, maupun Lemar yang sama-sama minim caps. Penampilan keduanya bersama klub masing-masing musim ini juga tak buruk. Lacazette masih bisa mencetak 17 gol bersama The Gunners di segala kompetisi musim ini, sedangkan Martial mencatatkan 11 gol.

Namun, perbedaan terjadi saat bermain untuk timnas. gaya bermain Mbappe maupun Fekir lebih cocok dengan skema permainan Deschamps dibandingkan Lacazette. Begitu juga Dembele, Lemar, maupun Thauvin yang mampu mengalahkan Martial untuk mengisi slot penyerang sayap.

Meski harus menerima kenyataan pahit ini, namun keduanya masih masuk dalam daftar tunggu. Sehingga apabila salah satu di antara tujuh nama yang terpilih mengalami suatu hal yang memaksa mereka absen, di Piala Dunia, keduanya memiliki peluang untuk menggantikannya.

Meski begitu, daftar tunggu untuk posisi penyerang tak hanya diisi oleh mereka. Masih ada nama Wissam Ben Yedder maupun Kingsley Coman yang juga mempunyai harapan yang sama dengan mereka, yakni berangkat ke Rusia, sekecil apapun kemungkinannya.