Sekitar dua bulan yang lalu, asosiasi sepak bola Myanmar (MFF) setuju buat menyudahi kerja sama dengan figur asal Jerman, Gerd Zeise, yang jadi pelatih tim nasional, senior dan juga U-23. Keputusan itu sendiri diambil MFF karena merasa bahwa Zeise gagal mengangkat performa Myanmar saat berjuang di babak kualifikasi Piala Asia 2019 silam sehingga Aung Thu dan kolega urung lolos ke putaran final.
Usai mengalami kekosongan selama beberapa waktu, pencarian Myanmar kepada sosok pelatih baru akhirnya terjawab sudah hari Jumat kemarin (18/5). Dirilis oleh situsweb resmi konfederasi sepak bola Asia (AFC), MFF telah menunjuk juru strategi anyar bernama Antoine Hey. Menariknya, figur yang satu ini juga memiliki paspor Jerman atau sama seperti Zeise.
Memulai karier kepelatihannya sejak tahun 2003 lalu, Hey lebih banyak menimba ilmu dan pengalaman di Afrika. Setidaknya, ada lima negara di Benua Hitam yang pernah merasakan sentuhan Hey, mereka adalah Lesotho, Gambia, Liberia, Kenya, dan Rwanda.
Sayangnya, tidak prestasi signifikan yang Hey mampu ukir bersama negara-negara liliput dalam konstelasi sepak bola Afrika tersebut. Bahkan kala membesut beberapa klub profesional seperti VfR Neumünster (Jerman), US Monastir (Tunisia), dan Al-Merrikh (Sudan), tak ada capaian eksepsional yang Hey bukukan.
Walau demikian, MFF yakin bahwa pria berusia 47 tahun itu adalah figur ideal yang sekarang dibutuhkan oleh Aung Thu dan kolega untuk membantu mereka berkembang serta jadi sebuah kesatuan yang utuh serta lebih baik. Hey sendiri menyambut hangat tantangan baru yang bakal ditemuinya bareng Myanmar sebab ini adalah momen pertamanya melatih di Asia, utamanya kawasan Asia Tenggara.
“Jika tak ada keyakinan untuk beroleh kesuksesan, aku pasti enggan buat menerima pinangan MFF”, tutur Hey.
Oleh MFF, Hey diberi kontrak selama satu setengah tahun alias kelar di bulan Desember tahun 2019 mendatang. Ajang Piala AFF 2018 nanti bakal menjadi momen pembuktian diri pertama Hey.
Kalau sukses mengantar Myanmar bermain apik atau bahkan juara, keputusan MFF untuk melantiknya jelas luar biasa benar. Namun jika hal sebaliknya yang terjadi, kredibilitas MFF dalam menyeleksi sosok pelatih baru sungguh patut dipertanyakan.