Cerita

Singa Muda Inggris yang akan Menjadi Santapan Lawan di Rusia

Kemarin (16/5), timnas Inggris baru saja mengumumkan 23 pemain yang akan membela mereka di Piala Dunia 2018 nanti. Ada beberapa nama mengejutkan yang dipilih oleh Gareth Southgate, sang pelatih kepala. Namun, pada dasarnya, tak ada yang benar-benar mengejutkan dari pilihan pelatih berusia 47 tahun ini. Apabila ada satu hal yang menarik, Southgate menarik banyak pemain muda bagi skuatnya saat ini.

Dilihat dari daftar nama di atas, setidaknya ada enam pemain di bawah usia 23 tahun (U-23) yang masuk ke dalam skuat The Three Lions. Mereka adalah Ruben Loftus-Cheek (22), Marcus Rashford (20), Dele Alli (22), Raheem Sterling (23), John Stones (23), dan Trent Alexander-Arnold (TAA) (19). Masuknya Alexander-Arnold barangkali cukup mengejutkan mengingat sebelumnya ia tak pernah mengoleksi satu cap pun bagi timnas Inggris. Namun, bek Liverpool ini mampu tampil impresif bagi klubnya dan pemanggilannya tampak terjustifikasi. Southgate sendiri yakin bahwa TAA layak untuk menembus skuat asuhannya.

“Trent Alexander-Arnold pantas mendapatkan pemanggilannya. Ketika kami memanggil pemain muda, itu tak hanya disebabkan usia mereka, namun juga karena performa mereka,” ujar mantan pemain Crystal Palace ini dikutip dari Guardian. Selain TAA, lima nama lainnya tampak menjadi keputusan yang wajar, bahkan pemain-pemain seperti Stones, Sterling, dan Alli tampaknya akan menjadi pemain kunci Inggris di Rusia nanti.

Pada dasarnya, skuat Inggris sebenarnya tak muda-muda amat. Rataan umur anak asuh Southgate di Rusia nanti mencapai 26 tahun dan 18 hari. Namun, bagi Inggris, skuat ini adalah skuat yang muda, terlebih di Piala Dunia, mengingat hanya di dua Piala Dunia (1958 & 2006), skuat Inggris memiliki rataan umur yang lebih muda.

Skuat muda yang dimiliki Inggris tentunya terlihat menjanjikan. Selain pemain muda seperti yang sudah disebutkan, mereka masih memiliki Harry Kane, salah satu penyerang terbaik di dunia serta Kyle Walker, bek sayap kanan yang memegang peranan integral di Manchester City ketika tim asuhan Pep Guardiola tersebut menciptakan rekor di Liga Primer Inggris. Sayangnya, besar kemungkinan hal sebaliknya menimpa mereka. Singa muda Inggris justru akan diterkam oleh lawan-lawannya di Rusia nanti.

Minimnya pemain kreatif di lini tengah

Ada beberapa alasan mengapa timnas Inggris sulit untuk melaju jauh di Piala Dunia 2018 mendatang. Salah satu alasan utamanya adalah mereka tak memiliki gelandang kreatif nan imajinatif. Dari lima gelandang tengah yang dipanggil, tak ada pemain yang benar-benar berfungsi sebagai playmaker. Eric Dier dan Jordan Henderson adalah gelandang bertahan, sementara Alli, Loftus-Cheek, serta Jesse Lingard adalah gelandang serang yang diberkati fisik mumpuni serta pergerakan yang baik untuk mencetak gol.

Dicoretnya Jack Wilshere dan Jonjo Shelvey, serta menaruh Adam Lallana di daftar tunggu dianggap akan berimbas fatal karena tiga pemain ini setidaknya mampu menjalani peran sebagai playmaker. Hal ini mungkin akan disiasati oleh Southgate dengan mengandalkan sisi sayap, yang biasa terlihat dari skema 3-4-3 yang ia gunakan. Namun, keberadaan pemain kreatif seperti ini tentunya penting apabila timnya buntu menghadapi pertahanan lawan nanti.

 

Harry Kane dengan warganet

Ketergantungan terhadap Harry Kane

Tak dapat dipungkiri, Kane adalah pemain terbaik Inggris saat ini. Sebelum Mohamed Salah datang (kembali pulang) ke Liga Primer Inggris di awal musim ini, pemain depan Tottenham Hotspur inilah yang menjadi top skor dalam dua musim sebelumnya. Ketajaman Kane tentu akan sangat dibutuhkan oleh Inggris, saking dibutuhkannya, hal ini bisa berbalik merugikan mereka.

Kane menjadi top skor Inggris di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa lalu. Dari 18 gol yang berhasil Inggris cetak di fase grup, penyerang berusia 24 tahun ini menjadi pencetak gol terbanyak dengan total lima gol. Tak hanya menjadi top skor Inggris, Kane juga menjadi top skor di Grup F, grup tempat Inggris tergabung. Hal ini saja menjadi bukti dari ketergantungan Inggris terhadap Kane.

Semua tentu akan berjalan lancar apabila Kane mampu menjaga ketajamannya. Namun, jika sang penyerang utama tampil mandul, maka bencana akan menimpa Inggris. Memori tentang bencana di Piala Eropa 2016 tentu masih terekam dengan baik. Kala itu, The Three Lions lolos susah payah dari grup yang berisikan Wales, Slovakia, dan Rusia, sebelum akhirnya kalah di fase knock-out melawan negara debutan, Islandia. Dari empat pertandingan yang mereka lakoni, hanya tiga gol yang berhasil mereka cetak. Tebak berapa gol yang berhasil Kane ciptakan? Ya, nihil.

Pengalaman dan poin plus

Tentu saja, imbas dari skuat yang muda adalah minimnya pengalaman di level tertinggi. Mengembangkan pemain muda memang sebuah kewajiban, namun untuk kompetisi selevel Piala Dunia, rasanya kejayaan harus didahulukan, dan pengalaman bermain tentunya sangat berharga di turnamen dengan level tertinggi seperti ini.

Salah satu penggawa Inggris, Kyle Walker, mengakui bahwa minimnya pengalaman yang dimiliki Inggris saat ini akan menjadi penghalang utama mereka di Rusia nanti.

“Untuk memenangi Piala Dunia nanti, kami butuh mukjizat. Kami saat ini memiliki pemain yang bermain di liga sepak bola terbaik di dunia, namun apakah kami memiliki cukup pengalaman untuk melaju jauh? Saya rasa tidak,” ujar Walker dikutip dari Metro.

Meskipun begitu, setidaknya ada poin plus dari minimnya pengalaman di skuat Inggris saat ini. Apabila Southgate mampu mengembangkan pemain mudanya di skuat saat ini dengan memberikan mereka menit bermain di Piala Dunia nanti, terlebih enam pemain U-23 yang telah disebutkan di atas, bukan tak mungkin Inggris bisa menjadi penantang serius di turnamen antar-negara mendatang.

Apabila kalian mendukung Inggris di Piala Dunia nanti, setidaknya jangan pancangkan harapan kalian terlalu tinggi.