Membawa bekal keunggulan dua gol kandang di pertemuan perdana, tak bikin Marseille berleha-leha tatkala bertandang ke Stadion Salzburg, kandang FC Salzburg, di leg kedua semifinal Liga Europa dini hari tadi (4/5).
Ambisi besar kubu tuan rumah buat menjejakkan kakinya di fase prestisius tersebut memaksa tim asuhan Rudi Garcia bekerja keras dan tetap menurunkan skuat terbaiknya di laga ini.
Sedari sepak mula, Salzburg yang dimotori oleh Valon Berisha dan Andre Ramalho langsung membombardir pertahanan tim tamu. Sejumlah kesempatan emas dapat mereka ciptakan tetapi tak satu pun yang membuahkan hasil manis.
Sebaliknya, Marseille yang juga mencatat beberapa peluang di sepanjang babak pertama, tak mampu mengonversinya secara paripurna guna mengoyak jala Alexander Walke. Skor imbang tanpa gol pun menutup jalannya 45 menit pertama.
Usai turun minum, Die Rotten Bullen seakan tidak mau membuang-buang banyak waktu. Tepat di menit ke-53, apa yang mereka cari akhirnya sukses didapatkan. Aksi individu Amadou Haidara membuat lini pertahanan Les Phoceens tak berdaya.
Unggul satu gol membuat semangat Salzburg justru semakin terpacu, apalagi di fase perempat-final yang lalu, mereka pun berhasil mencatatkan comeback dengan menghempaskan Lazio.
Derasnya gempuran Berisha dan kawan-kawan membuat Stadion Salzburg kembali bergemuruh pada menit ke-65. Bermaksud memblok sepakan penggawa tuan rumah, Bouna Sarr justru menciptakan gol bunuh diri sehingga papan skor berubah menjadi 2-0 untuk keuntungan Salzburg.
Keadaan tersebut bikin tensi laga semakin tinggi karena agregat sudah sama kuat yaitu 2-2. Satu gol tambahan di waktu normal, dapat meloloskan pihak manapun ke partai final meski kubu asuhan Marco Rose ada di atas angin dengan memegang momentum.
Sayangnya, berbagai upaya yang dilakukan oleh Salzburg dan Marseille di sisa waktu yang ada, gagal membuahkan hasil sehingga partai ini dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Sikap ngotot dan kemauan untuk berjuang sampai titik darah penghabisan membuat intensitas pertandingan selama babak perpanjangan waktu yang pertama begitu tinggi. Namun lagi-lagi, beberapa usaha yang dilakukan oleh Die Rotten Bullen dan Les Phoceens tak ada yang berbuah.
Gol yang diburu masing-masing pihak baru muncul di detik-detik akhir babak perpanjangan waktu kedua. Penggawa Marseille yang dimasukkan Garcia di menit ke-101, Rolando, menjadi aktor dari lahirnya gol tersebut.
Memanfaatkan sepak pojok yang dieksekusi oleh Dimitri Payet pada menit ke-116, lelaki berkewarganegaraan Portugal itu sukses menyundul bola ke arah gawang Salzburg tanpa bisa dibendung Walke. Kedudukan di papan skor pun berubah menjadi 2-1 tapi kubu tamu mengantongi keunggulan agregat 2-3.
Sedikitnya waktu yang tersedia membuat tim tuan rumah tak berdaya untuk menciptakan dua gol sebagai syarat mutlak buat mengantar mereka lolos otomatis ke final. Alhasil, mereka pun harus menahan tangis begitu wasit meniup peluit panjang seraya melihat kegembiraan Rolando dan kolega yang melenggang ke partai puncak.