Kolom

Ian Wright: Pahlawan Normal dari Arsenal

Saya pertama kali mengenali Ian Wright, melalui salah satu kejutan terbesar di sepak bola. Kala itu, ia tengah membela Crystal Palace di final Piala FA 1990 melawan Manchester United (MU). MU kala itu adalah favorit, namun Wright- yang kala itu masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua – tampak tak peduli dengan prediksi.

Alih-alih, ia mampu memberikan hari yang buruk bagi suporter Sang Setan Merah, lewat dua gol indah yang ia cetak. Untungnya, MU mampu menggondol trofi lewat laga ulangan, namun saya benar-benar menaruh perhatian pada Wright setelah laga tersebut.

Jujur saja, saya tak pernah menyangka bahwa ia benar-benar sebagus itu. Saya sangat merasa heran bahwa tak ada klub besar di luar Inggris yang memburu tanda tangannya. Wright memang mendapat perhatian yang besar di Inggris. Namun, dengan talenta sepertinya, ia layak untuk mendapatkan pujian di level yang lebih tinggi.

Salah satu penyebab mengapa Wright tak mendapatkan apresiasi yang lebih luas adalah karena ia baru benar-benar tampil luar biasa bagi Arsenal di akhir usia 20-an. Puncak permainannya juga sedikit melewati masa keemasan Liga Primer Inggris. Apabila ia mampu mencapai puncak sedikit lebih cepat, ia pasti menjadi superstar global, tak hanya di level nasional.

Ia juga sedikit tidak beruntung, karena Arsenal memiliki penyerang yang ikonik begitu cepat setelah ia melewati masa puncaknya. Hanya sedikit penyerang yang berhasil merebut perhatian suporter seperti layaknya Wright, namun Thierry Henry adalah salah satu di antaranya. Selain itu, Henry juga mampu memecahkan rekor gol Wright begitu cepat. Tentu saja, apabila Wright tiba lebih cepat di Arsenal, ia mampu menjauhkan rekor tersebut.

Namun, rasanya tak perlu membahas “apabila” dari karier Wright lebih dari ini. Membahas apa yang benar-benar impresif dari dirinya adalah kualitas dari penyelesaian akhirnya. Ada satu video kompilasi di YouTube dengan judul “Born To Finish”, yang berisi tentang betapa luar biasanya finishing pria kelahiran 3 November ini.

Ia mampu menendang sama baiknya dengan kaki kanan atau kiri, dan mampu mendapatkan ruang di kotak penalti yang penuh, atau melewati bek lawan dengan mudah. Pemain yang memiliki karakteristik permainan sepertinya adalah David Villa, yang juga harus menempuh jalan panjang untuk kesuksesan.

Sejujurnya, masih menjadi misteri mengapa Ian Wright tidak dilirik untuk begitu lama. Di dokumenter Rocky & Wrigthy: From Brockley to the Big Time, ia berkata bahwa teman masa kecilnya, David Rocastle – yang bermain selama satu musim bersama Wright di Arsenal – mencoba untuk meyakinkannya bahwa ia adalah pemain yang bagus, dan adalah sebuah keanehan bahwa talentanya tak dilirik orang. “Mereka membuat kesalahan”, Rocastle berusaha meyakininya. Dalam dokumenter yang sama, pemain Crystal Palace, Steve Coppel, juga terkejut melihat bagaimana banyak klub besar yang tak merekrutnya.

Mungkin, salah satu alasan mengapa Wright begitu lama diacuhkan adalah ia seseorang yang begitu normal, seseorang yang tampak sama dengan kita di dunia nyata. Bahkan, hingga saat ini, ia tak tampak seperti seseorang yang berpikir bahwa dirinya adalah orang yang penting. Ia bisa menjadi paman saya yang begitu berisik di pertemuan keluarga, atau seseorang yang menumpahkan bir Anda di bar dan menggantinya.

Ia adalah Superman yang tak membutuhkan kostum – setelah tampil heroik di lapangan, ia menjalani kehidupan layaknya rakyat biasa. Dan inilah yang membuatnya tak dilihat begitu spesial, karena kebanyakan dari ikon olahraga dunia, bahkan mereka yang bersahabat, memiliki nilai eksklusif sendiri. Apabila Anda mengobrol dengan Rafael Nadal di jalan, Anda mungkin akan mendapat impresi bahwa ia akan menjaga jarak. Apabila Anda mengobrol dengan Ian Wright, Anda bisa dengan mudah membawanya untuk nongkrong di bar.

Beberapa tahun setelahnya, Wright masih menipu kita. Ketika saya berdiskusi bersama rekan saya, ia berkata bahwa Wright bukanlah pemain yang cepat. “Ya Tuhan”, ucap saya. Wright adalah pemain yang luar biasa cepat. Ia seperti Luis Suarez dengan kemampuan penyelesaian akhir yang lebih baik. Mungkin memang sudah menjadi takdirnya, untuk diremehkan pada awalnya. Namun, setelah Anda melihat apa yang ia mampu lakukan, itu akan membuat Anda terperanjat.

Penerjemah: Ganesha Arif Lesmana