Sir Alex Ferguson terkenal jeli dalam melihat talenta untuk dikembangkannya di Manchester United. Namun, jika kita membahas tentang salah satu pemain terburuk di masa kepemimpinannya, satu nama yang pasti dikedepankan adalah Eric Djemba-Djemba.
Pria asal Kamerun tersebut menginjak usia 37 tahun tepat pada 4 Mei 2018 ini. Kabar terakhir menyebutkan bahwa ia masih berada di Eropa, masih aktif bermain bersama klub kasta keenam di Swiss, FC Vallorbe-Ballaigues. Sedikit kurang tepat jika dibilang bermain di klub antah berantah tersebut adalah titik terendah karier Djemba-Djemba. Sebelumnya, ia telah bermain di Israel, India, dan memperkuat klub versi siluman Persebaya di Indonesia. Saat ini, tak seorang pun bisa membayangkan bahwa ia pernah berbagi lapangan dengan Paul Scholes dan Ryan Giggs.
Djemba-Djemba adalah anggota tim Kamerun yang memenangkan Piala Afrika 2002 dan juga sukses menjadi runner-up Piala Konfederasi FIFA 2003. Namun ketika Ferguson mendatangkannya pada musim panas 2003, sebagian besar penggemar Manchester United menyambut dengan bingung, bahkan marah. Penyebabnya, pemain yang berprestasi biasa-biasa saja di Nantes ini langsung diberi peran mentereng, yaitu menjadi penerus gelandang legendaris Roy Keane!
Kelanjutan ceritanya sudah diketahui dengan jelas oleh para penggemar Setan Merah. Pria berusia 37 tahun ini mengalami mimpi buruk dalam dua tahun keberadaannya di Old Trafford. Bukan hanya gagal menggantikan Roy Keane, ia juga hanya mencetak satu gol hanya sekali dalam dua puluh penampilan. Jika dilihat dari sisi sebaliknya, Djemba-Djemba juga menjadi mimpi buruk para pendukung United.
Sampai sekarang, lelucon seputar nama pemain yang lahir di Douala ini masih mengundang tawa di Inggris. Frasa ‘he’s so good they name him twice’ yang sebelumnya digunakan penggemar Bolton untuk melukiskan kehebatan Jay-Jay Okocha, diparodikan menjadi ‘he’s so bad they name him twice’ untuk Djemba-Djemba.
Bukan hanya nama ‘ganda’-nya yang menjadi lelucon. Untuk tujuan sarkasme, penggenmar Manchester United juga menyematkan julukan ‘King Eric’ kepada Djemba-Djemba. Bagi yang belum tahu, ‘King Eric’ sudah lebih dulu menjadi sebutan bagi pemain legendaris Red Devils, Eric Cantona.
Baca juga: Kritik Eric Cantona terhadap Gaya Bermain Manchester United Asuhan Jose Mourinho
Meski demikian, Djemba-Djemba tak pernah melihat pengalaman buruk bersama Manchester United sebagai periode rendah dalam kariernya. Ia mengakui bahwa bergabung dengan raksasa Inggris tersebut adalah mimpi yang jadi nyata, dan mendapat julukan ‘King Eric’ dianggapnya sebuah kehormatan.
Ia lalu berusaha untuk menghidupkan kembali kariernya di Inggris bersama Aston Villa dan Burnley sebelum akhirnya meninggalkan negara tersebut pada tahun 2007. Setelah itu, Djemba-Djemba melanglang buana ke Liga Denmark, Israel, Serbia, Skotlandia, dan India sebelum mendarat di Indonesia.
Sialnya, pengalaman menterengnya berseragam Manchester United tak disambut hangat para penggila bola di Indonesia. Selain membela sebuah klub siluman yang memakai nama ‘Persebaya’, Djemba-Djemba juga hanya bermain dua kali sebelum Liga Indonesia dibubarkan. Pada tahun 2015, federasi sepak bola Indonesia terkena sanksi FIFA yang mengakibatkan terhentinya kompetisi.
Setelah itu, kabar pemain yang mengoleksi 34 penampilan bersama tim nasional Kamerun ini simpang siur. Sempat dikabarkan bergabung dengan klub amatir di Prancis, ia terakhir kali membela klub kasta keenam di Swiss, FC Vallorbe-Ballaigues. Bagaimanapun juga, ia telah membawa warna tersendiri ke dunia sepak bola.
Selamat ulang tahun, ‘King Eric’!