Musim Borussia Dortmund sebenarnya tidak juga berjalan buruk, tetapi jelas bukan pencapaian yang mereka harapkan terutama setelah ditinggal Thomas Tuchel. Di Bundesliga mungkin tidak terlalu terlihat, karena mereka tetap bisa berada di posisi tiga besar, tetapi penampilan di kancah Eropa memang mengenaskan. Dortmund gagal lolos dari fase grup Liga Champions, turun kasta ke Liga Europa, dan juga dikandaskan secara mengenaskan oleh Red Bull Salzsburg.
Banyak yang beranggapan bahwa merosotnya penampilan Dortmund disebabkan keputusan mereka menunjuk Peter Bosz sebagai pelatih baru menggantikan Tuchel. Pelatih berbakat asal Belanda tersebut nyatanya bukan sosok yang sesuai untuk menangani tim kuning-hitam. Bukan soal filosofi permainan, karena seperti yang diketahui bahwa skema yang diusung Bosz adalah menyerang merambat dengan cepat yang juga memang sudah menjadi ciri khas di Signal Iduna Park. Bosz dianggap tidak bisa menunjukan kecermatan dan kecerdikan yang serupa ketika ia masih menangani Ajax Amsterdam.
Kompetisi sudah mendekati akhir dan Bundesliga kembali dimenangkan oleh sang rival, FC Bayern München, untuk keenam kalinya. Fokus Dortmund saat ini adalah memenangkan partai sisa dan menyiapkan diri untuk kompetisi musim depan. Salah satunya adalah dengan menunjuk pelatih baru. Kabarnya, juru taktik OGC Nice, Lucien Favre, adalah kandidat terkuat.
Favre bukan nama asing di Bundesliga. Ia berkarier di kompetisi tertinggi sepak bola Jerman tersebut selama hampir satu dekade. Kariernya dimulai pada tahun 2007 ketika ditunjuk untuk menangani Hertha Berlin, berlanjut dengan menjadi pelatih Borussia Mönchengladbach pada periode 2011 hingga 2015.
Soal taktikal dan skema bermain, Favre tentu merupakan sosok yang tepat. Filosofi bermain Favre bersifat dinamis, cepat, dominan menguasai bola, dan pengaturan tempo permainan. Tentu hal ini sesuai dengan apa yang dimainkan oleh Dortmund selama ini. Maka, tidak akan ada masalah soal gaya bermain seandainya Favre memang benar-benar ditunjuk sebagai pelatih baru Dortmund.
Favre mungkin belum pernah meraih satu trofi pun di Bundesliga, tetapi Favre adalah pelatih yang mampu membuat para pemain muda semakin bersinar bakatnya. Ia adalah sosok yang membuat Vedad Ibisevic menjadi penyerang berbahaya di Bundesliga. Favre juga menjadi sosok dibalik kemunculan generasi para pemain hebat di Gladbach mulai dari Christoph Kramer, Marc-Andre ter Stegen, Granit Xhaka, dan juga termasuk Marco Reus yang kemudian kembali ke Dortmud.
Melihat apa yang terjadi dalam beberapa musim terakhir, terutama di musim ini, boleh jadi yang dibutuhkan Dortmund bukan lagi pelatih muda berbakat dengan ide-ide segar yang luar biasa, tetapi pelatih berpengalaman untuk setidaknya bisa mengangkat tim kembali ke level terbaik mereka, terutama ketika tampil di kompetisi Eropa.