Cerita

Kesetiaan Jonas Hector dan Timo Horn untuk FC Köln

Kesetiaan sudah menjadi barang yang langka di dunia sepak bola pada saat ini. Godaan uang, trofi, dan kejayaan seringkali membuat seorang pemain memilih untuk meninggalkan tim yang sudah membesarkan nama mereka. Di awal musim ada Neymar Jr. yang rela pergi dari Barcelona guna bergabung dengan Paris-Saint Germain sekaligus menjadi pemain termahal di dunia.

Cerita kesetiaan Fransesco Totti, Steven Gerrad, dan Gianluigi Buffon mungkin akan sangat sulit untuk kembali terulang. Namun di sudut kota Cologne ada dua pemain yaitu Jonas Hector dan Timo Horn, yang membuktikan bahwa kesetiaan mereka untuk FC Köln tidak cukup dibayar dengan segepok uang atau trofi.

Musim ini menjadi musim yang berat bagi tim asuhan Stefan Ruthenbeck. Sampai pekan ke–31, tim yang bermarkas di Stadion RheinEnergie masih berada di posisi juru kunci dengan 22 poin. Dengan hanya tersisa tiga pertandingan, mereka butuh lebih dari keajaiban agar bisa tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Jerman.

Buruknya performa Leonardo Bittencourt dan kolega ini cukup mengherankan sebab pada musim lalu, FC Köln berhasil mengakhiri musim dengan bertengger pada posisi 5. Capaian musim lalu pula memberikan tiket untuk FC Köln bermain di Liga Europa meski langsung tersingkir di fase grup.

Kondisi yang semakin buruk di FC Köln membuat banyak klub mencoba mengambil keuntungan dengan merekrut dua pemain terbaik mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Jonas Hector menjadi pemain incaran oleh banyak klub baik di Jerman maupun di Eropa. Sebut saja Bayern München, Borussia Dortmund, Juventus, sampai Liverpool mencoba merekrut sang bek kiri. Namun dirinya bergeming, dilansir dari laman resmi Bundesliga, Ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan pindah dari FC Köln.

“Kami melakukan banyak pembicaraan dalam beberapa minggu terakhir dan saya punya cukup waktu untuk memikirkannya,” kata Hector kepada situsweb resmi FC Köln.

“Keputusan untuk saya sudah jelas: Saya milik FC Köln dan saya ingin masuk ke musim baru bersama tim ini dan dengan para penggemar ini. Cologne memberikan saya jalan dari liga regional (divisi keempat) hingga ke tim nasional Jerman,” lanjut Hector.

“Saya punya hubungan yang kuat dan berterima kasih kepada klub ini dan merasa sangat nyaman tinggal di Cologne. Tidak akan menjadi masalah bagi saya untuk beralih ke klub lain setelah musim ini, tetapi saya rasa itu tidak akan terasa benar,” tutup Hector.

Setali tiga uang dengan Hector, Timo Horn pun sebenarnya memiliki opsi lainnya selain bertahan di FC Köln. Sejak bursa transfer musim dingin, Arsenal dan Liverpool yang sama–sama sedang mencari kiper berkualitas, telah menaruh ketertarikan kepada kiper berusia 24 tahun ini. Namun hanya selang beberapa hari dari pengumuman bertahannya Jonas di FC Köln, Timo Horn pun memilih untuk tetap bertahan di FC Köln meski harus bermain di kasta kedua Jerman.

Timo Horn yang lahir dan tumbuh di Cologne merasa bahwa FC Köln adalah pilihan terbaik untuk dirinya melanjutkan karier sepak bola. Horn juga sudah bergabung dengan FC Köln sejak umur 9 tahun. Dikutip dari situsweb resmi Bundesliga, sang kiper berjanji akan memberikan yang terbaik untuk mengembalikan kejayaan The Billy Goats.

“FC Köln adalah klub saya dan Cologne adalah rumah saya. Inilah mengapa saya selalu mengatakan bahwa saya dapat membayangkan diri saya akan berada di jalan ini bersama–sama dengan klub ini. Meskipun musim ini begitu sulit, FC Köln telah berhasil menciptakan situasi yang sangat baik untuk musim depan dan memiliki tujuan yang ambisius. Itu sangat penting bagi saya. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mengembalikan kami ke jalan menuju kesuksesan,” jawab Horn.

Keputusan kedua pemain ini untuk tetap bertahan memang mengejutkan banyak pihak, khususnya untuk Jonas Hector yang sejak akhir tahun 2014 sudah menjadi andalan Joachim Löw di posisi bek kiri timnas Jerman. Hector yang sudah bermain sebanyak 36 pertandingan bersama tim nasional memang kemungkinan besar masih menjadi pilihan terdepan di bek kiri pada gelaran Piala Dunia 2018.

Bek yang pada bulan Mei ini akan berusia 28 tahun ini juga menjadi bagian integral ketika skuat Jerman berhasil menjadi juara Piala Konfederasi pada tahun lalu. Melihat minimnya opsi berkualitas di posisi bek kiri, Jonas Hector kemungkinan masih menjadi andalan Die Mannschaft di Rusia 2018, walaupun dirinya kemungkinan berstatus pemain kasta kedua ketika ajang sepak bola terbesar tersebut berlangsung.

Jonas Hector memang memiliki peruntungan yang lebih baik dari Horn perihal kesempatan bermain untuk tim nasional. Timo Horn bukannya kurang berbakat untuk menjadi kiper tim nasional, sebab menumpuknya kipper-kiper berkualitas membuat dirinya sampai hari ini belum juga mendapat kesempatan debut bersama tim nasional senior.

Dirinya memang harus bersaing melawan kiper–kiper kelas dunia seperti Manuel Neuer, Marc-André ter Stegen, dan Sven Ulreich. Bermain di kasta kedua mungkin akan membuat Timo Horn harus menunggu lebih lama untuk mengenakan seragam tim nasional.

Setiap keputusan memang ada konsekuensinya, baik itu menyenangkan ataupun sebaliknya. Namun loyalitas Jonas Hector dan Timo Horn akan selalu dikenang oleh seluruh pendukung FC Köln. Mengutip kalimat dari legenda Arsenal, Tony Adams, “Bermainlah untuk lambang yang berada di dada, dan mereka akan mengingat nama di belakang.”

Kesetiaan Jonas Hector dan Timo Horn mungkin akan kembali diuji ketika FC Köln gagal meraih tiket promosi pada akhir musim depan.