Cerita Tribe Ultah

Ulang Tahun ke-26 Marc-Andre ter Stegen: Jatuh Bangun Kariernya Selama di Barcelona

Allez gute zum geburtstag, Marc-Andre ter Stegen!

Pria asal Jerman ini tampaknya semakin nyaman dengan posisinya sebagai penjaga gawang nomor satu Barcelona. Namun, jalan menuju ke sana ternyata dipenuhi berbagai kerikil berupa kegagalan dan kritikan. Berikut ini perjalanan karier ter Stegen selama berseragam Blaugrana:

Juara Liga Champions 2015 di musim pertamanya

Jalan pria Jerman ini menuju posisi kiper utama Barcelona tidaklah mudah. Di musim pertamanya, ia lebih banyak menjadi penghangat bangku cadangan karena pelatih Luis Enrique lebih memercayai Claudio Bravo. Untungnya, ter Stegen menjadi pilihan utama di Liga Champions. Kesuksesan Barca menjuarai turnamen ini pada tahun 2015 tak lepas dari aksi-aksi briliannya di bawah mistar gawang.

Berbagai blunder memalukan

Semusim setelah mempersembahkan trofi Liga Champions, ter Stegen sempat dicoba Enrique sebagai pilihan utama di semua ajang. Namun mungkin karena masih terlalu muda, ia mengacaukan kepercayaan tersebut dengan melakukan beberapa blunder. Yang paling diingat adalah kesalahan yang berbuah gol dari jarak jauh pemain AS Roma, Alessandro Florenzi. Enrique pun akhirnya mencadangkan ter Stegen dan kembali memercayai Bravo.

Selepas kepergian Bravo

Pada awal musim 2016/2017, Enrique akhirnya memberi kesempatan ter Stegen menjadi pilihan nomor satu Blaugrana. Bravo pun menyingkir untuk bergabung dengan Manchester City. Namun, menjadi nomor satu bukan berarti ter Stegen langsung bersih dari blunder. Ia lagi-lagi melakukan kesalahan memalukan di laga melawan Celta Vigo yang mengakibatkan kekalahan Barcelona dengan skor 3-4.

Gagal di La Liga 2016/2017

Ter Stegen malah gagal mempersembahkan gelar juara pada musim pertamanya menjadi pilihan utama di La Liga. Setelah blunder melawan Celta Vigo, penampilan pria bertinggi badan 187 sentimeter ini membaik. Namun, gelar juara La Liga harus melayang ke Real Madrid. Barca hanya menjuarai Copa del Rey, itu pun berkat andil kiper pelapis, Jasper Cillessen.

Gemilang di sepanjang musim 2017/2018

Pada musim 2017/2018, ter Stegen terlihat seperti pribadi yang benar-benar baru. Kemampuan Bahasa Spanyol-nya benar-benar fasih sehingga membantunya untuk betah hidup di Barcelona. Di lapangan, ia nyaris tak pernah lagi melakukan kesalahan dan semakin sering melakukan penyelamatan brilian yang mengundang decak kagum. Salah satu puncak kegemilangannya adalah ketika Barcelona memenangi laga El Clasico di kandang Real Madrid yang berakhir dengan skor 3-0.

Kandidat untuk Trofi Zamora dan kiper nomor satu Jerman

Di usianya yang kini 26 tahun, ter Stegen sudah mendapat pengakuan sebagai salah satu kiper terbaik di dunia. Setelah memastikan gelar juara La Liga 2017/2018 bersama Barcelona, ia memburu gelar individual bergengsi, yaitu Trofi Zamora. Saingannya untuk penghargaan kiper dengan jumlah kebobolan paling sedikit adalah Ja Oblak (Atletico Madrid). Selain itu, ter Stegen juga berpeluang menjadi pilihan utama tim nasional Jerman di PIala Dunia 2018.