Cerita

Hwang Hee-chan, Satu Lagi Talenta Berharga dari Negara Ginseng

Semenjak periode 1960-an, tim nasional Korea Selatan melaju sebagai salah satu kekuatan utama di kancah sepak bola Asia. Hal itu diejawantahkan Taeguk Warriors dengan mencaplok berbagai prestasi, mulai dari sepasang gelar Piala Asia, empat medali emas Asian Games sampai finis sebagai tim peringkat empat di Piala Dunia 2002.

Bersamaan dengan itu pula, Korea Selatan terus melahirkan pesepak bola hebat yang mampu bersaing dengan pesepak bola dari belahan dunia lain, baik Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Australia, dan juga Eropa.

Penggemar fanatik sepak bola pastilah mafhum dengan nama-nama semisal Cha Bum-kun, Hong Myung-bo, Hwang Sun-hong, Lee Young-pyo, Lee Woon-jae, Park Ji-sung, dan Yoo Sang-chul.

Baca juga: Park Ji-sung, Ia yang Semakin Mengharumkan Asia di Mata Dunia dan Eropa

Sementara di era kekinian, ada Ji Dong-won, Ki Seung-yung, Lee Chung-yong, dan Son Heung-min yang menjadi aktor protagonis utama skuat asuhan Shing Tae-yong.

Berbekal nama-nama di atas pula, Korea Selatan berhasil menyegel satu tempat di Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019 nanti. Meskipun begitu, ada satu penggawa Taeguk Warriors yang namanya sekarang tengah melonjak sebagai calon bintang masa depan. Dialah penyerang kepunyaan Red Bull Salzburg, Hwang Hee-chan.

Jangankan dikomparasi dengan Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol, Liga Primer Inggris, Ligue 1 Prancis ataupun Serie A Italia, ajang Bundesliga Austria bahkan masih kalah populer dibanding Eredivisie Belanda maupun Liga Primera Portugal.

Akan tetapi, hal tersebut justru membuat Hwang bisa lebih mudah mengembangkan diri karena tekanan yang ada di pundaknya pun tidak kelewat tinggi.

Potensi bak intan permata yang dilihat pemandu bakat Red Bull Salzburg terhadap Hwang, membuat mereka tak ragu untuk memboyongnya ke Austria per tahun 2015 silam. Padahal, sebelum hijrah ke Benua Biru, Hwang belum mencicipi atmosfer sepak bola profesional di Korea Selatan.

Keputusan pindah di usia muda ini juga yang kemudian membuat Hwang sangat dibenci oleh suporter fanatik Pohang. Mereka menganggap bahwa sang pemain tidak punya rasa terima kasih kepada klub yang telah membantunya untuk mengembangkan kemampuan sebagai pesepak bola.

Namun perlu diketahui juga bahwa saat direkrut oleh Red Bull Salzburg, Hwang tidak langsung mengenakan kostum dari klub yang sebelum diakuisisi oleh perusahaan minuman berenergi, Red Bull GmbH, bernama Austria Salzburg itu.

Ia terlebih dahulu disekolahkan ke FC Liefering, klub dari Austria dari divisi dua yang merupakan feeder dari Red Bull Salzburg. Hebatnya lagi, pemain yang bisa berperan sebagai penyerang tengah ataupun penyerang sayap ini, tampil cukup gemilang di sana.

Bagaimana tidak, dalam 31 partai yang dijalaninya sepanjang musim 2015/2016, Hwang berhasil membukukan 13 gol. Dengan performa gemilangnya itu, talenta Hwang pun semakin diakui oleh manajemen Die Rotten Bullen. Investasi yang mereka keluarkan untuk pemuda berumur 22 tahun ini benar-benar tidak salah.

Per musim 2016/2017, Hwang pun ditarik oleh Red Bull Salzburg untuk menjadi amunisi tempur mereka bertarung di Bundesliga, Piala Austria, play-off Liga Champions dan Liga Europa.

Mantapnya, kepercayaan itu sukses dijawab Hwang dengan cara sempurna. Bermain sebanyak 35 kali di semua kompetisi, ia sanggup menggelontorkan 16 gol dan 2 asis. Pada musim itu sendiri, Red Bull Salzburg berhasil meraup double winners dengan titel Bundesliga dan Piala Austria yang masuk ke lemari trofi mereka.

Bersamaan dengan aksi-aksi apiknya ketika itu, panggilan dari timnas Korea Selatan pun berhasil didapatnya. Hingga detik ini, Hwang sudah 11 kali mengenakan kostum Taeguk Warriors dan menyumbangkan 2 gol.

Namun peruntungan Hwang sedikit terganggu di musim 2017/2018 akibat cedera hamstring yang ia derita. Oleh karena itu pula, menit bermainnya sebagai penggawa utama Red Bull Salzburg tereduksi.

Mujur baginya, pasca sembuh dari cedera tersebut, Marco Rose yang merupakan pelatih Die Rotten Bullen, langsung memberinya kesempatan untuk kembali tampil sebagai starting eleven.

Berdasarkan situs Transfermarkt, Hwang di musim ini telah bermain sebanyak 31 kali dan mengemas 12 gol dari seluruh kompetisi yang diikuti oleh Red Bull Salzburg. Salah satu dari gol-gol itu pasti tidak bisa dilupakan pendukung Lazio karena terjadi di leg kedua perempat-final Liga Europa beberapa hari lalu (13/4).

Menurut penuturan Chief Editor Football Tribe Korea Selatan, Mihyun Mei, Hwang diakui sebagai satu dari sekian pesepak bola muda paling bertalenta dari Korea Selatan. Pemuda kelahiran Chunceon tersebut dikenal memiliki agresivitas, kecepatan lari, giringan, dan kontrol bola yang baik.

Akan tetapi, masyarakat dan media Korea Selatan tidak melebih-lebihkan kemampuan Hwang. Membiarkannya menikmati setiap momen menimba ilmu di Austria tanpa iringan ekspektasi tinggi adalah jalan yang diberikan kepada Hwang agar dirinya dapat berkembang sesuai dengan usianya secara optimal.

Sebab dengan begitu, mereka yakin jika kelak Hwang benar-benar bisa bertransformasi jadi bintang masa depan bagi Korea Selatan di kancah sepak bola, baik Asia ataupun dunia.