Berbicara tentang seorang bek berkualitas di abad ke-21, kita pasti teringat nama Roberto Ayala. Tepat pada hari ulang tahun ke-45 mantan kapten Argentina ini, mari kita lihat kembali cerita kehebatannya.
Ayala adalah bagian dari para pemain elite kelas dunia di dekade 2000-an. Pemain berjulukan ‘El Raton’ ini bermain di tiga Piala Dunia dan mencatatkan 115 penampilan bersama tim nasional Argentina, setengah dari jumlah itu ia mengenakan ban kapten.
Roberto Fabián Ayala lahir pada 14 April 1973. Ia memulai kariernya bersama klub Ferro Carril Oeste. Wajar jika Anda merasa asing akan nama klub ini. Klub kota Buenos Aires tersebut menikmati masa keemasan di dekade 1980-an, tapi ketika Ayala bermain di sana, prestasi klub tersebut sudah jauh mulai menurun. Penampilannya di klub tersebut membuatnya dilirik salah satu klub terbesar di Argentina, River Plate. Hanya satu musim bermain di stadion legendaris El Monumental, El Raton sukses memenangi trofi pertamanya, yaitu juara kompetisi Apertura 1994.
Sekadar trivia, julukan El Ratón yang melekat pada diri pria berpostur 177 sentimeter ini sebenarnya bukan lebih dulu disematkan kepada dirinya. Julukan itu lebih dulu disematkan kepada mantan pemain sepak bola Argentina di Piala Dunia 1974, Rubén Ayala. Meski demikian, keduanya sama sekali tak punya hubungan darah
Ia lalu pindah ke Serie A bersama Parma, tapi klub tersebut telah memenuhi kuota pemain asing mereka sehingga tidak bisa memainkan Ayala. Napoli kemudian membelinya dengan status kesepakatan kepemilikan bersama dengan Parma. Status ini memang umum dijumpai di kompetisi Italia.
Ayala cukup sukses di Napoli dan akhirnya memperoleh tawaran transfer idaman ke AC Milan pada tahun 1998. Namun, karier Ayala di San Siro tidak cukup berhasil. Ia menemukan dirinya bersaing dengan dua pemain belakang terhebat sepanjang masa Rossoneri dalam diri Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini. Ketika Costacurta mulai menurun, Milan menggantikannya dengan Alessandro Nesta. Ini menjadi gambaran betapa tingginya standar pemain belakang di Milan saat itu. Akhirnya, meski menikmati gelar juara Serie A bersama AC Milan pada akhir musim 1998/1999, Ayala lebih banyak menjadi cadangan.
Namun, kegagalan di Milan membawa hikmah bagi kemain kelahiran kota Parana ini. Valencia mendatangkannya pada musim panas 2000. Sejak saat itu, nama besar Ayala pun menggema ke seluruh dunia. Selama tujuh tahun di klub Spanyol tersebut, Ayala mencatatkan 275 penampilan dan ikut membawa Valencia menjadi salah satu raksasa Eropa.
Ia membawa Los Che kembali menembus final Liga Champions pada tahun 2001. Musim berikutnya, Ayala menikmati gelar juara La Liga bersama Valencia. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2003/2004, klub tersebut kembali memenangkan gelar La Liga dan mengalahkan Marseille 2-0 di final untuk memenangkan Piala UEFA (sekarang dikenal sebagai Liga Europa).
Kebersamaannya dengan Valencia berakhir pada bulan Agustus 2006. Ia pun menutup karier Eropanya di Real Zaragoza sebelum mengakhiri karier profesionalnya pada tahun 2011 bersama Racing Club di Liga Argentina.
Sekarang, jika melihat lini pertahanan tim nasional Argentina keropos, penikmat bola yang melewati dekade 1990-an dan 2000-an pasti akan merindukan Roberto Ayala. Feliz cumpleaños, señor!