Cerita

Pembuktian yang Ditunggu dari Niko Kovac di Bayern München Musim Depan

Bersamaan dengan undian babak semifinal Liga Champions musim 2017/2018 yang akhirnya mempertemukan AS Roma dan Liverpool serta Bayern München dan Real Madrid, kesebelasan yang disebut ketiga juga memunculkan sebuah kabar penting terkait masa depan mereka.

Lewat akun media sosialnya, Bayern yang pasti ditinggalkan oleh Jupp Heynckes sebagai pelatih di akhir musim ini, memastikan nama sang suksesor dari pria berusia 72 tahun itu. Adalah bekas penggawa mereka di era 2000-an sekaligus nakhoda Eintracht Frankfurt sejak 8 Maret 2016, Niko Kovac.

Menurut penuturan direktur olahraga Bayern, Hasan Salihamidzic, kesepakatan dengan Kovac telah diperoleh kemarin (12/4) usai kedua belah pihak melakukan pertemuan. Kovac sendiri menandatangani kontrak berdurasi tiga musim di Stadion Allianz Arena.

Kabar didapuknya pria Kroasia tersebut oleh Bayern sejatinya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, dalam kurun satu pekan terakhir, sejumlah media kenamaan Jerman seperti Bild dan Kicker telah melaporkan adanya pendekatan intensif pihak Die Bayern kepada kakak dari Robert Kovac tersebut.

Kepastian Kovac sebagai juru taktik anyar Bayern pun disambut hangat oleh Heynckes. Menurutnya, figur berusia 46 tahun itu adalah pelatih dengan etos kerja tinggi, inovatif, bijak, dan siap mencurahkan seluruh energi serta pikirannya untuk sepak bola.

“Aku percaya Bayern telah membuat keputusan tepat dengan mengangkatnya sebagai pelatih baru”, papar Heynckes.

Meski Heynckes percaya dengan kapabilitas Kovac, tidak sedikit pula suporter Die Bayern yang menyangsikan kemampuan eks pembesut tim nasional Kroasia tersebut.

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan mereka adalah profil Kovac yang terkesan biasa saja. Hal ini tentu bertolak belakang dengan jejeran pelatih Bayern sejak tahun 2000 lalu (tidak menghitung para pelatih interim) yang diisi nama-nama mentereng plus memiliki prestasi seperti Ottmar Hitzfeld, Felix Magath, Jürgen Klinsmann, Heynckes, Louis van Gaal, Pep Guardiola, dan Carlo Ancelotti.

Sedikit pengecualian mungkin bisa dialamatkan kepada Klinsmann. Namun wajib diingat bahwa sebelum menangani Bayern, ia cukup sukses membangkitkan timnas Jerman dari periode suram dengan finis sebagai peringkat ketiga di Piala Konfederasi 2005 dan Piala Dunia 2006.

Berbanding terbalik dengan nama-nama di atas, dalam kurun satu dekade menekuni karier kepelatihan, Kovac memang belum sekalipun memeluk trofi juara.

Bahkan di saat menangani Kroasia, ia gagal mengantar tim asuhannya itu bermain ciamik pada Piala Dunia 2014 sehingga harus lekas mengangkat koper akibat remuk di fase penyisihan grup.

Walau begitu, ada keyakinan yang tersembul dari manajemen Bayern jikalau Kovac adalah sosok paling pantas buat bekerja sama dengan Manuel Neuer dan kawan-kawan per musim 2018/2019.

Salah satu hal yang barangkali jadi pertimbangan utama mereka adalah keberhasilan Kovac mengangkat performa Frankfurt dalam tiga musim pamungkas (termasuk musim ini). Saat ditunjuk sebagai pelatih per Maret 2016, kekacauan memang sedang terjadi di tubuh klub yang bermarkas di Stadion Commerzbank-Arena itu.

Mereka terbenam di papan bawah klasemen Bundesliga musim 2015/2016 dengan finis di posisi ke-16 atau harus melalui babak playoff promosi-degradasi dengan tim peringkat tiga dari 2. Bundesliga. Untung saja, ketika itu Kovac sukses membawa Frankfurt unggul agregat 2-1 dari Nürnberg dari sepasang perjumpaan.

Saat diberi kepercayaan untuk menangani Makoto Hasebe dan kolega secara penuh di musim 2016/2017, Kovac berhasil membawa mereka finis di posisi ke-11 Bundesliga. Tak sampai di situ karena Die Adler juga melaju hingga babak final Piala Jerman sebelum dihempaskan oleh Borussia Dortmund.

Sedangkan pada musim 2017/2018, penampilan Frankfurt malah semakin menanjak. Walau sudah keok di semifinal Piala Jerman, Makoto Hasebe dan kawan-kawan masih nangkring di posisi lima klasemen sementara Bundesliga dan berpeluang untuk lolos ke Liga Champions atau Liga Europa di musim mendatang.

Kini, palu telah diketok dan Kovac sudah pasti menjabat sebagai pelatih anyar Bayern, klub nomor satu di tanah Bavaria yang punya segudang ambisi dan target pada setiap musim.

Artinya, ada tantangan berat yang sudah menunggu dan perlu dijawab oleh Kovac secara paripurna dengan status pelatih Bayern mulai musim depan. Mulai dari mempertahankan predikat klub terbaik sekaligus penguasa di Jerman sampai mencaplok prestasi tertinggi di Eropa atau bahkan dunia.