Nasional Bola

Merindukan Ketajaman Ilija Spasojevic

Unggul 1-2 sampai jeda babak, Bali United akhirnya harus pulang dengan tangan hampa dari markas Yangon United pada Rabu kemarin (11/4) akibat takluk lewat skor akhir 3-2. Ya, tim tuan rumah sukses melakukan comeback guna membalikkan kedudukan.

Rasa kecewa tergambar jelas di raut wajah pemain, pelatih dan juga suporter Bali United ihwal pencapaian tersebut. Pasalnya, kekalahan yang diderita di Myanmar bikin peluang Irfan Bachdim dan kolega buat lolos ke fase selanjutnya di Piala AFC musim ini berakhir sudah, bahkan mendapat status runner-up terbaik sekalipun tak mungkin lagi.

Tertutupnya peluang Serdadu Tridatu buat meneruskan kampanyenya di Piala AFC jelas sebuah petaka, apalagi klub yang satu ini melesat cukup cepat dalam konstelasi sepak bola nasional.

Meski demikian, ada satu hal positif yang bisa dipetik dari lawatan Bali United ke negara yang sempat dikenal dengan nama Burma tersebut. Pada laga itu, penyerang andalan mereka yakni Ilija Spasojevic, akhirnya sukses menceploskan sebuah gol.

Musim lalu, tim asuhan Widodo C. Putro dikenal sebagai salah satu kesebelasan yang paling tajam di Liga 1. Keberadaan Irfan, Stefano Lilipaly, dan Sylvano Comvalius disebut-sebut sebagai penyebabnya. Khusus nama terakhir, dirinya bahkan sukses mencaplok titel pencetak gol terbanyak Liga 1 2017 dengan torehan 37 gol.

Walau pencapaiannya begitu apik di Indonesia, Comvalius yang berpaspor Belanda memutuskan hengkang ke tim Liga Thailand, Suphanburi, di musim 2018.

Kenyataan tersebut memaksa manajemen Bali United bergerak cepat mencari pengganti sampai akhirnya memilih Spasojevic yang musim lalu bermain untuk sang kampiun liga, Bhayangkara FC, dan mencetak cukup banyak gol.

Sempat menjanjikan di turnamen pra-musim, Spasojevic malah tampil buruk saat Bali United bertempur di Liga 1 dan Piala AFC. Pasalnya, lelaki berdarah Montenegro itu baru mengemas 4 gol saja kendati tampil di sepuluh partai (tiga pertandingan liga dan tujuh laga Piala AFC).

Kurang tajamnya Spasojevic berakibat pada kemampuan mencetak gol Bali United. Secara keseluruhan, dari jumlah partai sebanyak itu Serdadu Tridatu hanya mengemas 13 gol saja. Bukan catatan yang kelewat impresif bila dikomparasikan dengan performa mereka musim lalu.

Menyalahkan Spasojevic tentu tidak bisa dibenarkan sepenuhnya karena penurunan performa pemilik 4 caps dan 3 gol bareng tim nasional Indonesia itu juga bisa disebabkan oleh strategi yang diterapkan oleh Widodo di musim ini.

Maka dari itu, wajar bila kemudian suporter Bali United berharap jika satu gol yang ia bukukan ke gawang Yangon United bisa menjadi pemicu kembalinya sosok Spasogol, julukan Spasojevic, yang beringas dalam urusan mencetak angka ke gawang lawan.

Dengan penampilan semenjana yang sering mereka perlihatkan akhir-akhir ini, kembali tajamnya Spasojevic (plus konsistensi tentunya) pasti dapat menjadi sebuah obat mujarab supaya performa Serdadu Tridatu di atas lapangan jadi semakin baik.