Tidak ada yang menyangkal bahwa Antoine Griezmann adalah salah satu penyerang terbaik di dunia. Dia bisa menggocek untuk melewati para bek, menendang dari jarak manapun, mencetak gol melalui sundulan dan juga bisa memberikan umpan-umpan cantik. Namun ternyata, masih ada satu kelebihannya lagi.
Sejak pindah dari Real Sociedad ke Atletico Madrid di musim panas 2014, kemampuan bertahan Griezmann semakin berkembang dan berkembang. Dia memang jarang menunjukkan kemampuannya tersebut karena dia adalah salah satu andalan Atleti dalam urusan kreativitas dan serangan. Akan tetapi, ketika Los Rojiblancos membutuhkan seseorang untuk turun ke belakang dan menghadang serangan lawan, Griezmann adalah orang yang dapat dipercaya.
Berkat tugas pertahanan yang diberikan oleh Diego Simeone, tekel dari pemain bernomor punggung tujuh ini semakin meningkat, baik secara estetika maupun statistik. Dia sekarang bisa melakukan tekel dengan baik dan dia sudah menguasai cara mengejar lawan yang berlari menuju gawang Jan Oblak, lalu menekelnya di sudut yang tepat untuk merebut bola. Alessandro Nesta akan bangga melihatnya. Statistiknya juga meningkat. Musim pertamanya di Atleti, Griezmann memiliki tekel dengan tingkat kesuksesan 28%, lalu angka tersebut meningkat masing-masing menjadi 41%, 40%, dan 40% di musim 2015/2016, 2016/2017, dan 2017/2018.
Peningkatan statistik tersebut bukan dikarenakan Atleti adalah tim bertahan, juga bukan karena perubahan sistem permainan. Griezmann memang benar-benar telah menjadi pemain bertahan yang lebih baik dan tim nasional Prancis sepertinya sudah memanfaatkan hal tersebut. Sebuah gol dari usaha tim yang impresif di menit ke-26 saat melangsungkan pertandingan persahabatan dengan Kolombia ternyata dimulai dari Griezmann yang berhasil memenangkan bola di zona pertahanan Prancis.
Lalu dia memberikan bola ke Djibril Sidibe, yang kemudia mengembalikannya ke penyerang Atleti tersebut, di mana Griezmann memberikan umpan backheel ke Kylian Mbappe yang mengkreasikan gol untuk Thomas Lemar. Gol yang sangat cantik dan semua itu dimulai dari tekel Griezmann.
Selain lebih baik dalam urusan bertahan, Griezmann juga rajin melakukan track back dan berkontribusi dalam menyumbangkan clean sheet. “Aku lebih memilih menang daripada bermain dengan baik dan ketika Atletico Madrid sedang menang 1-0, aku akan bertahan seperti yang lainnya,” katanya di sebuah wawancara dengan L’Équipe. “Butuh waktu enam bulan untuk membuatku terbiasa bertahan, tapi sekarang aku menyukainya. Pernah beberapa kali saat bermain untuk Prancis, pelatih [Didier Deschamps] menyuruhku untuk tidak terlalu bertahan, namun aku sudah terbiasa melakukannya. Simeone mengajarkanku cara bertahan dan aku bersyukur akan hal itu. Sekarang aku suka bertahan!”
Tentunya, masa depan Griezmann di Atletico Madrid masih buram. Siapapun yang akan membelinya nanti, mereka tidak hanya akan mendapat pemain yang dapat menyerang, tetapi pemain yang juga bisa bertahan.
Hal ini memang masih jarang dibicarakan, tetapi Griezmann adalah satu penyerang paling komplet yang dapat memberikanmu kemenangan, baik di zonamu sendiri dan di zona lawan. Kemampuan bertahannya memang kurang menjadi sorotan.
Author: Euan McTear
Penerjemah: Budy Darmawan