Cerita

3 April 1992: Akhir Napas Juanito, Legenda Nomor Tujuh Sejati di Real Madrid

Tidak hanya di Manchester United, nomor punggung tujuh juga begitu ikonik di Real Madrid. Sebelum kini dikenakan oleh Cristiano Ronaldo, nomor pungguh tujuh sebelumnya sempat dikenakan oleh para pemain hebat, mulai dari Emilio Butragueno hingga Raul Gonzales. Tapi, ada satu nama lain pemilik nomor pungguh tujuh di Real Madrid yang sering luput untuk disebut. Ia adalah Juan Gomez Gonzales atau yang biasa dikenal sebagai Juanito.

Generasi terkini jelas tidak terlalu mengenalnya. Untuk generasi yang lebih tua tentu lebih mengenal Juanito dengan nama asli Juan Gutierrez Moreno yang lama bermain untuk Real Betis. Tetapi bagi para penggemar Real Madrid, nama Juanito dipuja sebagai pemain dengan nomor punggung tujuh jauh sebelum era Raul Gonzales dan Cristiano Ronaldo. Bahkan kabarnya, Raul mengenakan nomor punggung tujuh karena begitu terinspirasi oleh Juanito.

Gagal di Atletico, sukses di Real Madrid

Sama seperti banyak kisah kepahlawanan, Juanito memulai segala sesuatunya dengan sukar. Meskipun tersohor sebagai salah satu pemain legendaris yang dikenang di Real Madrid, nyatanya Juanito memulai kariernya bersama rival sekota Atletico. Kisah yang kurang lebih hampir serupa dengan yang dialami oleh Raul, maka wajar apabila di kemudian hari Raul begitu mengidolakan Juanito.

Juanito sempat bermain untuk tim muda Atletico, di mana ia tampil mengesankan pada awalnya. Ia mencetak dua gol dalam pertandingan debutnya untuk tim muda Atletico. Roda nasib kemudian sempat membuatnya terjun bebas ke jurang yang dalam. Cedera tulang kering kemudian membuat Juanito gagal tampil untuk tim senior Atletico. Ia dilepas, dan butuh sekitar satu tahun lebih sampai akhirnya ia bisa kembali bermain.

Kembali bermain, Juanito langsung menorehkan prestasi. Ia berhasil membawa klub Burgos CF menjuarai divisi Segunda pada tahun 1975. Di klub inilah yang kemudian menjadi titik balik dari karier seorang Juanito. Ia tampil hebat di sana, bahkan hingga diganjar penghargaan pemain terbaik Spanyol, Don Balon, pada tahun 1977. Semusim Kemudian, tawaran dari Real Madrid datang.

“Playing for Real Madrid is like touching the sky”, ujar Juanito kala itu.

Bermain bagi Real rasanya sama seperti menyentuh langit, begitu kiranya kata-kata yang diungkapkan oleh Juanito ketika ditanya soal perjalanan kariernya bersama klub ibu kota Spanyol ini. Ia merupakan sosok penting Los Blancos di era akhir 1970an hingga 1980-an. Bersama pemain lain seperti Vicente del Bosque, Juan Antonio Camacho, dan gelandang bertahan asal Jerman, Uli Stielke, Juanito menjadi aktor keberhasilan Real Madrid mendominasi sepak bola Spanyol dan juga Eropa.

Selama satu dekadenya di Real, Juanito mencatatkan 401 penampilan dan 121 gol, sekaligus membawa Real Madrid memenangkan dua trofi Piala Champions Eropa, lima gelar juara La Liga, dan dua Copa del Rey. Ditambah prestasi pribadi sebagai pencetak gol terbanyak La Liga (El Pichichi) pada musim kompetisi 1983/1984.

Akhir hidup pelik pria baik dari Fuengirola

Publik Santiago Bernabeu menganggap bahwa Juanito adalah pemain yang paling sesuai untuk merepresentasikan klub, bahkan hingga hari ini. Bagaimana permainan determinan Juanito selalu diingat, apalagi ia selalu membuat para penggemar Real bersorak. Tentunya sorakan paling keras terjadi ketika ia berhasil mencetak gol yang membalikan keadaan di Piala Champions tahun 1980. Gol Juanito berhasil membalikkan keadaan padahal saat itu Real sempat tertinggal dari Celtic FC (dulu Glasgow Celtic) dengan skor 0-2 di babak pertama.

Meskipun terkenal sebagai pemain yang sering melakukan tindakan kasar, bagi para pemain yang sempat bermain bersama, Juanito dikenal sebagai sosok yang baik. Tindakan kasarnya di lapangan dianggap hanya merupakan bentuk determinasi serta kesungguhannya ketika membela Real Madrid. Mereka juga menganggap bahwa Juanito memiliki kecintaan yang besar kepada Real.

Kecintaan tersebut yang menjadi aktivitas terakhir yang dilakukan Juanito sebelum ajal menjelang. Secara tragis, Juanito yang saat itu sudah pensiun, berpulang karena sebuah kecelakaan mobil tepat pada hari ini, 3 April tahun 1992. Kecelakaan tersebut terjadi ketika Juanito dalam perjalanan pulang selepas menyaksikan pertandingan Liga Champions ketika Real Madrid berhadapan dengan Torino di Santiago Bernabeu. Juanito berpulang setelah menyaksikan pertandingan tim yang menjadi kebanggaannya.

Untuk menghormati Juanito, setiap menit ketujuh dalam pertandingan Real Madrid yang digelar di Stadion Santiago Bernabeu, para penonton akan bersorak “Illa..Illa..Illa..Illa Juanito Maravila”. Bukan Emilio Butragueno, bukan Raul Gonzales, bukan pula Cristiano Ronaldo, pemain bernomor punggung tujuh yang diberikan kehormatan besar sekaligus kenangan manis bagi para penggemar Real Madrid, sebab sosok itu adalah Juanito.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia