Ajang King’s Cup sering digunakan oleh pelatih timnas Thailand untuk mencoba pemain baru. Beberapa pemain seperti Phipat Tonkanya hingga Charyl Chappuis, bakat mereka mulai mekar ketika membela The War Elephants di turnamen tahunan untuk menghormati Raja Thailand tersebut. Pada turnamen edisi tahun 2018 ini, menjadi kesempatan bagi bek keturunan Wales, Mika Chunuonsee.
Mika sebenarnya sudah sempat bermain di King’s Cup edisi tahun 2015. Sayangnya, saat itu ia hanya bermain satu pertandingan saja. Setelahnya, ia belum pernah benar-benar bermain lagi untuk timnas Thailand. Kabarnya, kebijakan dari pelatih timnas Thailand terdahulu, Kiatisuk Senamuang, yang tidak terlalu senang memanggil para pemain keturunan menjadi penyebab utama.
Dipanggilnya Mika sebenarnya pada awalnya disebabkan oleh bencana. Dua bek tengah utama timnas Thailand, Adisak “Geng” Promrak, dan satu bek keturunan asing lain, Manuel Bihr, mengalami cedera. Pelatih Milovan Rajevac kemudian memanggil Mika karena memang butuh pemain yang matang di lini pertahanan.
Walaupun pada akhirnya Thailand gagal meraih gelar juara karena dikalahkan Slovakia di partai final, penampilan Mika cukup mengesankan sepanjang turnamen. Bahkan boleh dibilang sangat baik untuk pemain yang dipanggil mendadak karena pemain lain mesti absen karena mengalami cedera.
Teman seangkatan Aaron Ramsey di akademi Cardiff City
Keberadaan Mika juga menjadi penanda baru sepak bola Thailand. Setelah era Kiatisuk Senamuang, kini mulai banyak pemain dengan status foreign born bermain untuk timnas Thailand. Selain Mika, ada Manuel Bihr yang sudah disebutkan sebelumnya, lalu ada Phillip Roller dan Kevin Deeromram. Menjadi menarik karena kebanyakan pemain keturunan atau yang lahir di luar negeri dan kemudian bermain di timnas Thailand, kebanyakan bermain di sektor pertahanan.
Mika sendiri merupakan keturunan Wales. Ayahnya adalah seorang Thailand, dan ibunya berasal dari negara di selatan Kepulauan Inggris tersebut. Yang menarik adalah awal perjalanan karier sepak bola seorang Mika Chunuonsee. Ia memulainya di akademi Cardiff City dan Mika berada satu angkatan dengan bintang Arsenal dan timnas Wales, Aaron Ramsey.
Di akademi Cardiff City ini boleh dibilang masa-masa terbaik dalam karier Mika di sepak bola Eropa. Ia kemudian dipanggil ke timnas Wales usia muda yang akan bertanding di turnamen elite UEFA di Siprus pada tahun 2006. Saat itu, di tim Wales U-17, selain Ramsey, Mika juga bermain dengan pemain paling tersohor Wales saat ini, Gareth Bale, serta bek Reading, Chris Gunter. Ketiganya bahkan masih berkomunikasi sampai saat ini.
Sayangnya, nasib mereka berbeda. Selepas lulus dari akademi Cardiff City, Mika hanya bermain untuk tim lokal Wales mulai dari Bryntirion Athletic hingga Afan Lido. Sempat mendapatkan tawaran trial bersama Reading, Mika kemudian memilih untuk berkarier di negara ayahnya. Muangthong United menjadi tim pertama Mika di Thailand. Sejak tahun 2014, ia memperkuat tim ibu kota, Bangkok United.
Sempat memuji atmosfer sepak bola Indonesia
Anda bisa mengunjungi akun Twitter Mika di @chunuonsee16. Ia termasuk pemain yang cukup sering mengeluarkan twit. Salah satu yang menarik terjadi pada bulan Maret ini. Dalam twitnya, Mika secara terbuka memberikan sanjungan kepada atmosfer sepak bola Indonesia.
Shame thailand teams cant go into the AFC cup, coz the atmosphere in Indonesia is CRAZY…would love to experience that if we disnt qualify for Champions league!!!
— Mika chunuonsee (@Chunuonsee16) March 14, 2018
Dalam twit tersebut, Mika menyebut bahwa ia begitu terkesan dengan atmosfer hebat sepak bola Indonesia yang diwakili oleh Jakmania ketika mendukung Persija Jakarta di Piala AFC. Mika menonton laga ketika Macan Kemayoran berhadapan dengan Tampines Rovers di Piala AFC, sembari menyayangkan klub-klub asal Thailand tidak bertanding di kompetisi tersebut. Twit Mika kemudian ditimpali oleh pelatih Persija, Stefano “Teco” Cugurra. Teco menjawab dengan berkelakar bahwa Mika mesti meminta klubnya beruji tanding ke Indonesia.
Ingat-ingat namanya, karena bisa jadi ia yang akan membuat Ilija Spasojevic atau Febri Hariyadi tidak berkutik ketika Indonesia berhadapan dengan timnas Thailand di Piala AFF tahun ini, sekaligus membuat Indonesia mesti kembali memupus asa untuk meraih gelar juara.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia