
Pahlawan kemenangan Spanyol dengan skor telak atas Argentina 6-1 pekan lalu, Isco Alarcon, mengungkapkan bahwa penampilannya di tim nasional Spanyol dan di skuat Real Madrid seolah dua dunia yang berbeda. Meski menjadi andalan skuat utama Julen Lopetegui, pemain berusia 25 tahun ini merasa pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, sama sekali tidak percaya pada kemampuannya.
Pemain bernama lengkap Francisco Alarcon ini mencuri perhatian dengan mencetak hat-trick ke gawang Argentina di stadion Wanda Metropolitano. Di bawah asuhan Lopetegui, Isco memang terlihat akan menjadi andalan Spanyol di Piala Dunia 2018 bersama para mestro lini tengah lain seperti Andres Iniesta dan David Silva.
“Lopetegui memberi saya kepercayaan diri dengan kesempatan untuk bermain,” kata Isco seperti dikutip Marca.
Namun, kondisinya berbea 180 derajat di Real Madrid. Sampai sekarang, Zidane belum menunjukkan keyakinan yang sama. Isco sering berada di bangku cadangan di belakang nama-nama yang tak jauh berbeda darinya dari segi pengalaman, yaitu Marco Asensio dan Lucas Vazquez.
“Di Madrid saya tidak memiliki keyakinan yang sama. Mungkin masalahnya adalah diri saya sendiri, karena saya belum memenangkan kepercayaan diri Zidane dengan bermain bagus di sana.”
Isco baru saja menandatangani perpanjangan kontrak lima tahun dengan El Real pada September tahun 2017 lalu. Namun, bukan tak mungkin ia akan pindah jika ia memutuskan masa depannya ada di tempat lain. Beberapa klub Liga Primer Inggris seperti Manchester City dan Tottenham Hotspur dikabarkan tertarik untuk mendatangkan mantan pemain Malaga ini.
Gelandang kelahiran Malaga ini memiliki keunggulan teknik dan sangat aktif bergerak membuka ruang. Ia juga memiliki visi yang sangat baik untuk melepas umpan penting dan tentu saja produktif mencetak gol. Pada dua pertandingan terakhir bersama tim nasional Spanyol, Isco menjadi bagian penting dari lima gelandang yang dipasang Lopetegui.
Di Madrid, Zidane lebih sering memasang tiga gelandang. Ini menyebabkan nama Isco lebih sering menjadi pelapis di belakang Luka Modric, Casemiro, dan Toni Kroos. Meski demikian, pada ia datang ke klub tersebut untuk pertama kali pada tahun 2013, Isco mcenderung sering dipercaya sebagai penyerang sayap.
Saat masih dilatih Carlo Ancelotti, Isco dan Gareth Bale sering menjadi pilihan utama di formasi pohon natal alias 4-3-2-1. Ancelotti sendiri pernah berkata, “Isco memiliki kualitas yang hebat. Dalam formasi saya, ia bisa bermain reguler sebagai salah satu dari dua gelandang. Namun dengan banyaknya pemain berkualitas di Madrid, terutama dengan Cristiano (Ronaldo), (Karim) Benzema dan Bale, kami perlu berimprovisasi dari 4-3-3. Di sinilah gelandang kratif sepertinya (Isco) sangat dibutuhkan.”
Entah mengapa sampai sekarang Zidane belum berpikiran sama. Semoga Isco tetap bisa menjaga penampilannya yang memukau.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’