Cerita

India, Negara dengan Penduduk Terbanyak Kedua di Asia yang Memupuk Asa di Piala Asia

Ujar-ujar bahwa jumlah penduduk berbanding lurus dengan prestasi satu negara di sepak bola terbukti adalah pendapat yang 100% salah. Hal ini sudah dibuktikan oleh prestasi Islandia di Piala Eropa 2016 lalu dan kelolosan mereka ke Piala Dunia 2018 di Rusia nanti. Dengan total penduduk hanya sekitar 300 ribu jiwa, negara yang terkenal akan keindahan alamnya itu mampu berprestasi lebih baik dengan negara yang jumlah penduduknya mencapai lima kali lipat.

Contoh lainnya bisa ditengok kepada India. Negara yang terletak di Asia Selatan ini tercatat sebagai negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan jumlah mencapai 1,3 miliar penduduk. Meskipun begitu, prestasi mereka di sepak bola berbanding terbalik dengan jumlah penduduknya. Timnas sepak bola India tak pernah sekalipun menjuarai turnamen mayor. Jangankan berprestasi, lolos saja pun mereka jarang.

Meski sempat dianggap sebagai salah satu kekuatan sepak bola di Asia di tahun 1950-an, India tak pernah sekalipun lolos ke Piala Dunia, termasuk di periode tersebut. Tak hanya itu, sepanjang sejarah Piala Asia, mereka hanya lolos sebanyak tiga kali.

Yang pertama di tahun 1964 di Israel, lalu 1984 di Singapura, dan yang terakhir tahun 2011 lalu di Bahrain. Prestasi terbaik yang mereka catatkan adalah di Piala Asia pertama yang mereka ikuti. Kala itu, mereka berhasil menembus partai final, namun sayang mereka harus kalah dari tuan rumah Israel.

Menariknya, India berhasil lolos ke putaran final Piala Asia 2019 yang akan diadakan di Uni Emirat Arab (UEA). Di babak kualifikasi ronde ketiga, mereka berhasil memuncaki grup yang diisi oleh Kirgistan, Myanmar, dan Makau. Dengan total 13 poin, mereka unggul away goal dari Kirgistan yang dikapteni oleh pemain Borneo FC, Azamat Baimatov.

Memang, berkaca pada lawan yang dihadapi India di babak kualifikasi, wajar jika mereka mampu memuncaki grup. Meskipun begitu, mereka tentunya menyimpan ambisi untuk mencatatkan prestasi yang baik untuk setidaknya menjaga nama baik negara mereka di UEA tahun depan.

Perjalanan India akan dipimpin oleh pelatih asal Inggris, Stephane Constantine. Pria berusia 55 tahun ini terhitung sebagai pelatih yang berpengalaman dalam menangani timnas kelas tiga. Sebelum melatih India di tahun 2015 lalu, ia pernah melatih negara-negara di Benua Afrika seperti Rwanda, Malawi dan Sudan. Ia juga pernah melatih India di tahun 2002-2005 dan timnas Nepal. Selain itu, Constantine juga sempat berkiprah di level klub bersama klub asal Siprus, Nea Salamis dan Ethnikos Achna.

Di bawah asuhan Constantine, perkembangan sepak bola India terbukti pesat. Sebelum hasil kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia final, Blue Tigers, julukan timnas India, sempat ditargetkan untuk lolos ke Rusia nanti. Sayang, harapan tersebut tampak masih jauh dari jangkauan mereka.

Meskipun begitu, prestasi Constantine untuk membawa India lolos ke Piala Asia 2019 patut diberi pujian. Namun, tentunya Constantine tak akan mampu berbuat banyak apabila pemainnya tidak berkualitas. Salah satu pemain terbaiknya adalah sang kapten sekaligus penyerang timnya, Sunil Chhetri. Di fase kualifikasi ronde ketiga lalu, Chhetri tercatat sebagai top skor India dengan total empat gol.

Chhetri adalah sosok legendaris bagi sepak bola India. Pria berusia 33 tahun ini tercatat sebagai pemegang caps terbanyak dan top skor timnas India. Sejak tahun 2005 menjalankan debutnya, pemain yang kini memperkuat Bengaluru FC ini sudah mencatatkan 97 penampilan dengan total 56 gol. Penyerang yang mengandalkan kecepatan ini tentunya akan menjadi tumpuan Constantine di Piala Asia nanti.

Sebenarnya, sepak bola memang bukan olahraga yang populer di sana. Kriket, bulutangkis, hockey, dan olahraga lokal bernama kabbadi jauh lebih populer di sana. Namun, perlahan sepak bola berhasil menarik perhatian publik. Popularitas sepak bola India tentunya terbantu oleh banyak hal di luar prestasi timnasnya. Salah satunya adalah adanya Blue Tigers di gim FIFA dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun begitu, kini sudah saatnya bagi timnas mereka untuk membuktikan diri di turnamen mayor, untuk merebut perhatian dari rakyatnya yang banyak dengan prestasi. Tentunya, menjadi juara masih menjadi saat ini. Namun, setidaknya dengan materi dan pelatih yang mereka miliki, India setidaknya mampu untuk lolos dari fase grup. Asa mereka untuk berprestasi yang dipupuk sejak ambisi untuk lolos ke Piala Dunia 2018 lalu, akan dinanti di UEA tahun depan.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket