Semua jelas terkesan dengan lini serang Argentina. Mereka adalah salah satu daya ledak yang begitu dinantikan penampilannya di Piala Dunia 2018. Lionel Messi tentu akan menjadi sosok krusial dan ia itopang oleh nama-nama seperti Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, dan Angel Di Maria. Belum lagi nama-nama segar seperti Paulo Dybala, Mauro Icardi, hingga Lautaro Martinez.
Meskipun punya lini depan yang mentereng, Argentina juga punya lubang besar yang rasanya amat sulit ditutupi. Laga uji tanding melawan Spanyol, di mana mereka diluluhlantakan dengan skor besar 6-1, menjadi salah satu gambaran apa yang kurang dari timnas Argentina. Dari pertandingan tersebut bisa dilihat bahwa sektor pertahanan Argentina tidak berada dalam kualitas yang sama dengan lini serang mereka.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Wanda Metropolitano tersebut, pelatih Jorge Sampaoli menampilkan empat pemain bertahan sejajar. Marcos Rojo dan Nicolas Otamendi bersanding di jantung pertahanan. Untuk posisi bek kiri dan bek kanan diisi oleh Fabricio Bustos dan Nicolas Tagliafico. Sementara Sergio Romero berdiri di bawah mistar gawang Argentina.
Bahkan dari gol pertama Spanyol yang dicetak oleh Diego Costa, sudah terlihat bagaimana bobroknya pertahanan Argentina. Dalam proses golnya, enam pemain bertahan Argentina, berhadapan dengan empat pemain Spanyol. Unggul jumlah tidak membuat mereka bisa mengamankan bola. Bahkan boleh dibilang mereka abai untuk melihat pergerakan Costa yang merangsek masuk ke jantung pertahanan.
Hal serupa juga terjadi pada gol kedua, gol ketiga, dan seterusnya. Dan ketika kiper Sergio Romero harus diganti pada menit ke-22 karena cedera, lini belakang yang dikomandoi Willy Caballero masih buruk, sebab kiper kedua Chelsea tersebut justru digelontor lima gol lagi.
Lini opertahanan Argentina memang medioker
Selepas masa Roberto Ayala, Walter Samuel, Juan Pablo Sorin, dan Javier Zanetti, Argentina belum lagi memiliki pemain bertahan yang benar-benar hebat. Memang terjadi ketimpangan di generasi saat ini, di mana lini depan mereka superior, tapi sektor pertahanan mereka biasa saja, bahkan bisa dibilang kelasnya medioker.
Mulai dari sektor penjaga gawang, Argentina tak lagi memiliki sosok tangguh di bawah mistar seperti Roberto Bonano atau Roberto “Pato” Abbondanzieri. Untuk posisi kiper, Sampaoli masih harus menerka-nerka karena dua kiper berpengalaman miliknya, Sergio Romero dan Willy Caballero, tidak bermain reguler di klub mereka masing-masing, sementara Agustin Marchesin dan Nahuel Guzman “hanya” berkarier di Liga Meksiko. Sampaoli pun sepertinya tidak mungkin nekat menggunakan kiper muda Geronimo Rulli yang masih hijau di panggung internasional. Harus diakui bahwa sektor penjaga gawang adalah yang paling kronis di lini pertahanan Argentina.
Selanjutnya ke sektor bek sayap yang juga sulit. Argentina tidak memilki bek kanan atau bek kiri dengan kualitas yang benar-benar bagus. Pun dengan masalah lain, di mana meskipun sudah berusia matang, pengalaman internasional mereka tidak juga banyak. Misal Gabriel Mercado yang sudah berusia 31 tahun tapi hanya memiliki 20 caps untuk timnas Argentina. Begitu pula Christian Ansaldi yang baru bermain lima kali untuk La Albiceleste.
Sektor bek tengah juga tidak sama baiknya. Nicolas Otamendi rasanya adalah satu-satunya penampil terbaik di area ini. Marcos Rojo harus diakui adalah tandem yang paling sepadan bagi Otamendi, tetapi masalahnya, bek Manchester United ini lebih banyak berurusan dengan akumulasi kartu ketimbang bertanding untuk klubnya. Federico Fazio masih angin-anginan, sementara Ramiro Funes Mori masih kesulitan mendapatkan waktu bermain reguler di Everton.
Juga dengan fakta bagaimana Sampaoli lebih menghendaki Javier Mascherano bermain sebagai gelandang bertahan ketimbang bek tengah, Argentina jelas sudah memiliki masalah besar di lini pertahanan mereka, yang apabila tidak bisa ditangani dengan baik, maka impian untuk meraih gelar juara dunia sepertinya akan pupus kembali.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia