Usai sudah perjalanan Gabriel Agbonlahor di Aston Villa, klub yang telah dibelanya sejak menimba ilmu di tim junior pada 2001. Agbonlahor memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya yang berakhir musim ini, walaupun berpeluang kembali ke Liga Primer Inggris jika The Villans promosi.
Aston Villa saat ini menempati peringkat 4 klasemen sementara Divisi Championship. Artinya, mereka memiliki peluang promosi ke Liga Primer Inggris, yang kemungkinan lewat jalur play-off. Agbonlahor dan Aston Villa terakhir kali mentas di kasta tertinggi pada musim 2015/2016.
Namun, pencapaian Aston Villa musim ini tampaknya belum cukup meyakinkan sang pemain sayap untuk bertahan, yang kemudian langsung disusul kencangnya isu Agbonlahor ke MLS (Major League Soccer) di Amerika Serikat, untuk menyusul Zlatan Ibrahimović.
Agbonlahor merupakan produk akademi Aston Villa. Ia menembus tim senior pada tahun 2005, tapi baru di musim 2006/2007 mulai tampil reguler. Saat itu Gabby, panggilan akrabnya, selalu bermain di tiap pertandingan Liga Primer Inggris, dengan sumbangan 9 gol.
Kariernya kemudian terus meningkat selama tiga musim selanjutnya, dengan terus mencetak dua digit gol. Ketajamannya tersebut sempat membuatnya dirumorkan akan direkrut Manchester United, tapi di kemudian hari tak pernah ada kesepakatan yang terjalin.
Justru setelah kariernya yang melesat cepat tersebut, Agbonlahor perlahan mengalami penurunan. Dimulai dari cedera yang sempat dideritanya pada musim 2010/2011, pemain yang identik dengan nomor punggung 11 ini kesulitan mengembalikan performa terbaiknya, hingga tak kuasa menyelamatkan Aston Villa dari jerat degradasi pada 2015/2016.
Dengan usia yang terus bertambah, kecepatan yang banyak berkurang, dan performa yang inkonsisten, Agbonlahor mulai mengakrabi bangku cadangan, terutama sejak Aston Villa bermain di Divisi Championship. Ia juga sempat kelebihan berat badan, yang sampai membuat pipinya terlihat chubby, dengan tumpukan lemak di perutnya.
Di usianya yang 31 tahun saat ini, Agbonlahor sebenarnya belum tergolong gaek, tapi performa yang terus menurun juga membuat pamornya merosot jauh, tidak seperti di awal usia 20-an tahun.
Jika rumor Agbonlahor ke MLS benar-benar terwujud, menarik untuk dinanti klub mana yang akan jadi tujuannya, dan apakah ia bisa sesukses para pendahulunya sesama pemain Inggris, seperti David Beckham, Frank Lampard, dan Steven Gerrard.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.