Jangan bosan-bosan jika Football Tribe Indonesia semakin sering memberitakan tentang kiprah pemain-pemain Thailand di luar negeri. Para talenta dari Negeri Gajah Putih memang cukup membanggakan, karena sukses tampil sebagai andalan di klub masing-masing dan tak hanya sekadar menjadi penghangat bangku cadangan. Salah satunya aalah kiper Kawin Thamsatchanan.
Baru-baru ini, Kawin menjadi pahlawan tim nasional Thailand dalam pertandingan pembukaan turnamen empat negara ‘King’s Cup’ di Stadion Rajamangala, Bangkok. Thailand mengalahkan wakil benua Afrika, Gabon, dengan skor 4-2 melalui drama adu penalti. Dalam adu penalti tersebut, kiper berusia 28 tahun ini menjadi pahlawan dengan menyelamatkan dua sepakan pertama dari pemain Gabon.
Kepahlawanannya ini membawa skuat asuhan Milovan Rajevac ke laga final untuk menghadapi Slovakia. Berbicara kepada para wartawan setelah pertandingan, Kawin mengungkapkan bahwa kesuksesannya menahan dua penalti tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalamannya bermain di Eropa.
“Saya mencoba yang terbaik untuk fokus pada adu penalti,” kata pria kelahiran Bangkok ini. “Saya sangat senang dapat menahan dua tendangan penalti, tetapi ini juga kesuksesan seluruh tim, staf, dan pendukung kami”.
“Saya telah bermain di Eropa baru dua bulan terakhir, tetapi saya merasakan pengaruh yang bagus bagi diri saya” lanjutnya. “Saya tak lagi bermain untuk sebuah klub Thailand, sehingga saya harus bersaing memperebutkan tempat ini dengan kiper lain yang lebih baik dari saya. Saya juga harus menghadapi banyak tekanan.”
Pada bulan Januari 2018 lalu, Kawin meninggalkan klub raksasa Thailand, Muangthong United, untuk bergabung dengan klub kasta kedua Belgia Oud-Heverlee (OH) Leuven. Berbagai pihak memuji keputusan kiper utama Thailand ini meninggalkan zona nyamannya untuk mencicipi jam terbang Eropa. Di Leuven, Kawin diikat kontrak selama lima tahun.
Awalnya, Kawin hanya menjadi pilihan ketiga di klub tersebut setelah dua pemain asli Belgia, Nick Gillekens dan Laurent Henkinet. Namun pada bulan Februari 2018 lalu, kiper muda Gillekens menderita cedera sehingga Kawin dipanggil masuk skuat untuk menjadi pelapis Henkinet di laga melawan SK Lierse.
Pelatih asal Inggris, Nigel Pearson, sepertinya tak puas dengan penampilan Henkinet sehingga memutuskan untuk memasang Kawin di dua laga selanjutnya. Hasilnya tidak buruk, Leuven bermain imbang 1-1 di dua laga tersebut. Sang kiper kebanggaan Thailand pun bermain penuh di kedua laga, dengan kebobolan dua gol.
Sayang, kedua laga tersebut adalah dua laga pamungkas Proximus League musim ini. Namun, prospek Kawin untuk bermain di laga-laga kompetitif selanjutnya semakin terang. Leuven finis di posisi tiga klasemen akhir dan berhak melaju ke babak play-off untuk memnentukan wakil Belgia di Liga Europa musim 2018/2019.
Saat ini, Kawin sedang berkonsentrasi untuk berlaga di final turnamen persahabatan bergengsi Kings’ Cup sebelum kembali membela Leuven di play-off. Tantangan demi tantangan tersebut membuat kiper berpostur 184 sentimeter ini semakin berkualitas!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.