Turun Minum Serba-Serbi

7 Noda dalam Karier Jose Mourinho di Manchester United

Jose Mourinho adalah salah satu pelatih terbaik di dunia. Berawal dari sebuah gelar Liga Champions yang didapatkanya pada tahun 2004, The Special One pindah ke Inggris untuk menangani Chelsea. The Blues dibuatnya menguasai Liga Primer dengan meraih dua gelar liga dalam dua tahun berturut-turut.

Karier Mourinho kian menanjak ketika melatih Internazionale Milano. Tak tanggung-tanggung, pelatih asal Portugal ini sukses meraih treble bersama I Nerazzurri. Sayangnya, meski meraih satu titel La Liga bersama Real Madrid, kariernya di Spanyol tidak bisa dianggap sukses seperti tim-tim sebelumnya yang pernah dia tangani.

Selanjutnya, dia kembali lagi Chelsea, memenangi sebuah titel Liga Primer sebelum akhirnya tersungkur di musim ketiganya lalu dipecat. Kedatangan Mourinho ke Manchester United jelas memberikan harapan besar kepada para penggemarnya. Setelah kepergian Sir Alex Ferguson, belum ada pelatih yang mendulang kesuksesan bersama Setan Merah dan Mourinho dianggap sebagai orang pertama yang akan memberikan kejayaan yang dulu pernah mereka rasakan.

Sayangnya, realita tidak sesuai dengan harapan yang ada. Piala FA dan gelar Liga Europa musim lalu adalah gelar bergenggsi yang baru diberikan oleh Mourinho. Sisanya, hanya kegagalan demi kegagalan yang menerpa MU dan berikut adalah daftar dosa-dosa Mourinho selama satu setengah musim menangani salah satu klub tersukses di Inggris tersebut:

Musim 2016/2017 diakhiri dengan buruk

Ekspesktasi yang begitu tinggi dan Mourinho pun tidak bisa memenuhinya. Kegagalan Louis van Gaal sebagai pendahulunya membawa MU ke empat besar kembali terulang meski Mourinho sudah mengambil alih kursi kepelatihan. Dia hanya mampu mengakhiri musim dengan duduk di peringkat keenam. Beruntung, kemenangan di Liga Europa membuat MU kembali pentas di Liga Champions musim ini.

Membuang uang banyak tanpa hasil sepadan

Musim pertama Mourinho dihabiskan dengan berfoya-foya. Mendatangkan bek tengah, Eric Bailly, dan juga gelandang kreatif Borussia Dortmund, Henrikh Mkhitaryan. Tak lama, dia memboyong Paul Pogba dengan harga fantastis. Di musim kedua, uang yang dikeluarkan juga tak sedikit. Victor Lindelof, Romelu Lukaku, dan Nemanja Matic menghabiskan lebih dari 100 juta paun, ditambah dengan Alexis Sanchez yang didapatkan dengan gratis dari Arsenal. Hasilnya, baru satu Piala FA dan gelar Liga Europa.

Berada dalam bayang-bayang Pep Guardiola

Pep Guardiola datang bertepatan ketika Mourinho ditunjuk sebagai pelatih baru MU. Persaingan ketat tentunya ditunggu-tunggu oleh para penggemar keduanya namun nyatanya tak demikian. Pep memang tidak mendapatkan gelar apapun musim lalu dan hanya bertengger di peringkat tiga klasemen, tapi sekarang, pelatih asal Spanyol ini memiliki kesempatan untuk mendapatkan treble. Sementara Mourinho hanya bisa membuntutinya di posisi kedua klasemen sementara Liga Primer.

Perselisihan dengan Antonio Conte

Mourinho memang memiliki mulut yang pedas dan dia sering memprovokasi pelatih-pelatih lain. Sebut saja Arsene Wenger yang sering berselisih dengannya. Namun musim ini, para penonton disuguhkan dengan perselisihannya dengan Antonio Conte. Perselisihannya dengan Conte bisa dibilang terlalu kekanak-kanakan dan Mourinho terlihat seperti masih dendam dengan klub yang pernah dilatihnya tersebut.

Lini pertahanan yang masih buruk

David de Gea masih menjadi andalan Mourinho dalam urusan pertahanan. Sisanya? Tidak terlalu banyak harapan. Chris Smalling dan Phil Jones sering membuat kesalahan yang berakibat gol, Marcos Rojo terlalu kasar ketika dimainkan, dan datangnya Lindelof di musim ini juga belum bisa memperbaiki masalah pertahanan MU. Hanya Eric Bailly yang sedikit diberi harapan oleh para penggemar meski baru saja menderita cedera panjang.

Permainan yang membosankan dan tidak atraktif

Bertahan, bertahan, dan bertahan. Mungkin itu yang sering kita lihat ketika menonton pertandingan MU. Tidak ada serangan-serangan mematikan seperti dulu ketika masih ditangani Sir Alex Ferguson atau permainan atraktif seperti halnya yang dilakukan oleh MU. Membosankan adalah kata yang tepat untuk diberikan kepada MU arahan Mourinho.

Tersingkir dari Liga Champions oleh Sevilla

Puncak dari segala hal di atas adalah tersingkirnya MU dari Liga Champions oleh Sevilla di babak 16 besar. Setelah harus menaruh harapan kepada de Gea di pertemuan pertama mereka, di pertemuan kedua, mereka harus kalah di Old Trafford setelah dua gol dari Wissam Ben Yedder memusnahkan harapan para penggemar.

Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola