Kasus percobaan pembunuhan yang ditujukan kepada mantan agen ganda pemerintahan Inggris untuk Rusia, Sergei Skripal, sepertinya akan berdampak besar. Skripal dan putrinya, Yulia, mengalami insiden peracunan ketika mereka mengunjungi Rusia pada awal bulan Maret lalu. Kabarnya kasus ini bisa jadi akan berdampak pada keikutsertaan Inggris di Piala Dunia 2018 nanti, di Rusia.
Hubungan kedua negara sudah semakin memburuk terutama dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Bahkan ada yang menyebutkan salah satu alasan mengapa terjadi Brexit oleh pemerintahan Inggris adalah akibat dari dominasi Rusia di Uni Eropa. Kasus Skripal adalah kasus terbaru yang semakin memanaskan hubungan kedua negara. Sebelumnya, pemerintah Rusia menganggap Inggris berada dibalik maraknya banyak berita hoax terkait pemimpin mereka, Vladimir Putin.
Beberapa pekan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, menyebut bahwa rasanya akan sangat sulit dan tidak etis apabila timnas Inggris tetap berlaga di Piala Dunia 2018, seandainya memang terbukti bahwa pemerintah Rusia adalah dalang di balik insiden yang menimpa Sergei Skripal.
“Tindakan (yang dilakukan) Rusia adalah sesuatu yang tidak bisa dibenarkan. Rasanya akan sangat sulit untuk melihat perwakilan pemerintah Inggris Raya (timnas Inggris) di ajang tersebut (Piala Dunia), dan melenggang dengan cara yang mudah saja.”
Disebutkan bahwa otoritas sepak bola Inggris sejauh ini masih mendiskusikan terkait kemungkinan mereka untuk mundur dari ajang Piala Dunia 2018, karena situasi politik terkait kedua negara. Karena tentu bukan perkara mudah untuk melewatkan ajang seperti Piala Dunia, apalagi Inggris juga mencapai ajang tersebut melalui babak kualifikasi. Dengan kata lain, ada perjuangan dan kerja keras hingga akhirnya mereka bisa bertanding di babak utama Piala Dunia 2018 yang akan digelar di Rusia tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Interfax, Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam rilisnya menyebut bahwa kemungkinan boikot atau mundur dari Piala Dunia yang dilakukan oleh pemerintahan Inggris adalah cara untuk “menghukum” dan mendiskreditkan Rusia. Mereka juga tetap optimis Inggris akan tetap berpartisipasi dalam turnamen olahraga paling populer di planet Bumi tersebut.
“Kasus peracunan Skripal sudah digunakan oleh politisi Inggris untuk menghukum kami. Padahal, investigasi terkait kasus tersebut bahkan belum dimulai sama sekali. Terlebih mereka juga masih belum memutuskan siapa yang mesti melakukan boikot. Apakah keluarga kerajaan, parlemen, atau tim nasional Inggris itu sendiri.”
“Kami sudah mengulang pernyataan ini beberapa kali. Sebelum digelarnya Piala Dunia, media dunia Barat akan melakukan segala cara untuk mendiskreditkan kami. Apalagi sepertinya Inggris masih belum menerima bahwa kami memenangkan pemilihan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 mengalahkan mereka.”
Dari segala aspek, tentu amat disayangkan apabila nantinya Inggris sampai mundur dari Piala Dunia 2018 nanti. Terutama kenyataan yang bisa amat disayangkan bagaimana sepak bola bisa begitu terpengaruh besar oleh situasi politik.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia