Cerita

Kevin Brands, Antara Ada dan Tiada di Bali United

Posisinya mulai digugat. Terlepas dari menit bermain yang masih terbatas, tapi kontribusi yang minim membuat wacana untuk mencoret Kevin Brands dari skuat Bali United mulai diapungkan. Terlebih, sudah terbukti bahwa Serdadu Tridatu justru tampil lebih baik tanpa kehadirannya di lapangan.

Bukti itu muncul pada laga ketiga Bali United di Piala AFC 2018. Menjamu FLC Thanh Hoa di kandang sendiri, Bali United tertinggal satu gol lebih dulu sebelum berhasil membalikkan keadaan menjadi 3-1. Apesnya bagi Brands, ketiga gol Bali United itu diceploskan setelah ia ditarik keluar.

Saat itu Brands turun sejak menit pertama. Beroperasi di sektor gelandang serang, pemain asing asal Belanda itu diplot sebagai penyuplai bola matang bagi Ilija Spasojević sekaligus berpatroli di sekitar kotak penalti lawan untuk memenangkan bola muntah. Akan tetapi, ia gagal total menjalankan tugasnya.

Tidak ada peluang emas pun umpan kunci yang diberikannya saat itu, sehingga Widodo Cahyono Putro menggantinya dengan Yabes Roni di menit ke-56. Setelahnya, serangan Bali United langsung mengalir lancar. Yabes mencetak gol penyama kedudukan, lalu digandakan oleh Demerson Bruno, dan ditutup oleh gol Stefano Lilipaly.

Performa mengecewakan Brands di laga itu seakan menduplikasi kinerja buruknya di laga kontra Yangon United. Pada pertandingan pertama Bali United di Piala AFC itu, Brands gagal mengeksekusi penalti, yang seandainya berbuah gol, bukan tak mungkin dapat membangkitkan semangat rekan-rekannya untuk menyamakan kedudukan, setelah tertinggal tiga gol di babak pertama.

Berdampak pada mandulnya Spaso

Seperti yang dituliskan di awal artikel, tugas Brands di Bali United adalah memberi suplai bola pada Spaso. Musim lalu Bali United memiliki Marcos Flores yang menjalankan tugas itu, tapi karena fisiknya yang cepat terkuras, ia jarang tampil penuh dan akhirnya dilepas setelah Liga 1 2017 berakhir.

Brands, di satu sisi, memiliki apa yang tidak bisa diberikan Marcos Flores. Fisiknya sangat siap tempur selama 90 menit penuh, dan ia juga bagus dalam mempertahankan bola. Namun, ia gagal membentuk link-up yang baik bersama Spaso, sehingga daya dobrak Bali United jauh menurun musim ini.

Musim lalu, Spaso bersama Sylvano Comvalius adalah dua penyerang dengan rataan gol per menit terbaik di Liga 1. Keduanya sama-sama termasuk penyerang yang lengkap, dan sama-sama didukung barisan gelandang yang mumpuni, terutama di posisi nomor 10. Di Bhayangkara FC, Spaso menjalin kerja sama yang sangat baik dengan Paulo Sergio.

Nah, ketiadaan tandem sehati itulah yang cukup menghambat daya ledak Spaso di Bali United, dan Kevin Brands turut “berkontribusi” di dalamnya. Mengapa hanya Brands semata? Karena Lilipaly, Irfan Bachdim, maupun Yabes Roni bukan tipikal pemain yang bisa memberikan umpan-umpan terukur secara konstan untuk dilahap Spaso dengan nikmat.

Memang masih ada Fadil Sausu, Nick van der Velden, dan Muhammad Taufiq yang memiliki umpan jauh akurat, tapi mereka berdiri terlalu jauh dari Spaso, sedangkan pemain naturalisasi asal Montenegro itu membutuhkan pemain yang bisa menjadi jembatan antara dirinya dengan gelandang di lapangan tengah, seperti Paulo Sergio di Bhayangkara FC atau Makan Konate di Persib dulu.

Liga 1 2018 akan dimulai minggu depan, dan bursa transfer akan ditutup pada 22 Maret. Rentang jarak 9 hari tersebut akan sangat menentukan bagi Kevin Brands untuk memperjuangkan tempatnya di Bali United. Sebab, wacana pemutusan kontrak Brands berembus semakin kencang, dan Serdadu Tridatu dikabarkan selangkah lagi mendapat playmaker anyar dari Amerika Latin.

Dimulai dari lawatan Bali United ke kandang Thanh Hoa malam ini, Brands akan mulai menghitung hari-harinya bersama Serdadu Tridatu. Apakah ia berhitung untuk mengucapkan selamat tinggal, atau bersiap menyongsong musim kompetisi baru.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.