Matanya terpaku melihat pergerakan para pemain dan bola. Memperhatikan setiap gerak-gerik lawan yang akan menembus tembok pertahanannya. Sesekali dia mengkoordinir pemain-pemain yang berada di depannya, berusaha membuat mereka tetap fokus.
Di bawah mistar gawang, berdiri seorang pahlawan berkepala plontos. Ketika sang lawan akhirnya maju mendekat, dengan sigap dia berhasil menahan serangan berbahaya. Dia adalah Timothy Matthew Howard, atau biasa dikenal dengan nama Tim Howard. Dia adalah Kapten Amerika generasi pertama.
Howard memang memulia karier di tanah kelahirannya, Amerika Serikat, bersama Metro Stars (cikal bakal New York Red Bulls), namun namanya mulai melambung tinggi ketika pindah ke Inggris. Manchester United membuat semua orang kebingungan ketika mendatangkan seorang kiper asal Amerika Serikat dan kurang memiliki pengalaman. Apalagi mengingat kiper tersebut dibeli untuk menggantikan seorang Fabien Barthez. Namun, dengan kemampuan yang dimilikinya, Howard membungkam semua kritikan dan kekhawatiran terhadap dirinya.
Musim pertama bersama The Red Devils adalah musim terbaik Howard di Manchester. Debut pertamanya di bawah mistar MU hadir ketika timnya melawan Arsenal di ajang pra-musim, Community Shield. Howard sempat kebobolan lewat tendangan bebas Thierry Henry dari jarak yang cukup jauh, namun dua penyelamatannya di babak adu penalti mengantarkan MU meraih Community Shield. Rekannya setimnya pun berlari ke arah Howard setelah dirinya sukses menahan tendangan penalti dari Robert Pires.
Sayang, penampilan bagusnya di awal tidak berlanjut hingga akhir musim. Blunder demi blunder dia lakukan dan salah satunya berakibat fatal. Kegagalannya menghalau tendangan bebas saat melawan Porto di ajang Liga Champions tahun 2004 membuat timnya tersingkir dari 16 besar. Kesalahan-kesalahan yang dibuatnya tersebut membuat posisi Howard sebagai kiper utama tergusur oleh Roy Carroll. Beruntung bagi dirinya, Howard diberi kesempatan untuk mengawal gawang MU di final Piala FA 2004 dan dia pun sukses mendapat gelar keduanya bersama MU.
Musim kedua, blunder-blundernya semakin sering terjadi dan Carroll pun sekali lagi menggantikan posisinya sebagai kiper utama. Meski sempat kembali lagi menjadi kiper utama MU, Howard dipinjamkan ke Everton untuk musim 2006/2007 dan statusnya dipermanenkan pada bulan Februari tahun 2007. Di salah satu klub Merseyside inilah, Howard mendapatkan rumah barunya.
Bersama Everton, total dia sudah menjalani 399 laga di Liga Primer dengan catatan 132 clean sheets di ajang tersebut. Selain masuk ke dalam daftar kiper yang memiliki 100 clean sheets di Liga Inggris, di Everton, Howard juga pernah menciptakan sebuah gol langsung dari area kiper. Tepatnya di musim 2011/2012, saat The Toffees berhadapan dengan Bolton Wanderers.
Tendangan jarak jauhnya melambung tinggi tanpa ada seorang pun yang mengambil, begitu juga dengan kiper Bolton saat itu, Adam Bogdan. Howard tidak melakukan selebrasi karena menurutnya, gol tersebut adalah gol yang sangat kejam untuk Bogdan.
Dari Inggis kembali lagi ke Amerika. Di tahun 2016, Howard memtuskan pulang kampung untuk membela Colorado Rapids. Meski tidak selamanya berseragam Everton, Howard dengan bangga menyatakan bahwa dia adalah seorang Evertonian, sebuah pernyataan yang diungkapkannya ketika bermain di laga terakhirnya di Merseyside.
Lalu, bagaimana dengan ceritanya menjadi pahlawan Amerika? Namanya diagung-agungkan oleh rakyat Amerika ketika kiper utama USMNT melakukan beberapa penyelamatan gemilang saat timnya berhadapan dengan Belgia di Piala Dunia 2014. Meski kalah dan akhirnya tersingkir dari 16 besar, di pertandingan itu Howard menciptkan 15 penyelamatan, sebuah rekor penyelamatan terbanyak di satu laga di ajang Piala Dunia. Presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama, memberikan selamat terhadap penampilan gemilangnya itu.
Hal lain yang mengesankan dari Howard adalah terus bermain meski dirinya menderita sindrom Tourette. Sindrom ini membuat si penderita mengeluarkan ucapan, yang biasanya kata-kata kasar, serta gerakan secara spontan dan orang tersebut tidak dapat mengkontrolnya. Saat dia bermain untuk MU, lontaran ejekan berdatangan, baik dari media maupun dari pendukung sendiri.
Namun, melihat perjuangan Howard di bawah mistar gawang, si Kapten Amerika generasi pertama ini menjadi inspirasi bagi orang-orang yang memiliki sindrom serupa.
Tim Howard adalah salah satu kiper hebat. Seorang pejuang yang akhirnya menjadi pahlawan bagi beberapa orang dan juga rakyat Amerika Serikat. Meski dengan sebuah kelainan yang dideritanya sejak kecil itu, Howard tetap berjibaku mengawal gawang timnya agar tidak kebobolan.
Happy birthday Captain America, Tim Howard!
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola