Awan kelabu menggelayuti Kota Bharu, wilayah asal Kelantan FA, salah satu kontestan Liga Super Malaysia. Hanya satu poin yang didapat dari tiga pertandingan di awal musim 2018 membuat antusiasme penonton menurun, dan tekanan dari berbagai pihak semakin kencang menerpa klub milik Bibi Ramjani Ilias Khan ini.
Kekalahan 1-2 di markas Melaka United, imbang 1-1 saat menjamu Terengganu FC sang rival abadi, dan digilas tiga gol tanpa balas oleh Pahang FA di Kuantan, adalah hasil yang sangat buruk bagi Kelantan, klub yang diperkuat salah dua juru gedor terbaik di Liga 1 Indonesia musim lalu, yaitu Bruno Lopes dan Ferdinand Sinaga.
Tindakan cepat pun langsung diambil manajemen Kelantan. Sathit Bensoh dicopot jabatannya sebagai pelatih, dan Mohammed Ghaddar yang musim lalu mencetak 18 gol sebelum hengkang ke Johor Darul Ta’zim, kembali didatangkan walau usianya tak lagi muda.
Perubahan itupun langsung berbuah kemenangan di pekan keempat. Menghadapi Perak TBG FC di kandang sendiri, The Red Warriors sukses meraih poin penuh pertamanya lewat kemenangan tipis 3-2. Namun, bukan Ghaddar ataupun Yusri Che Lah sang pelatih interim yang menjadi pahlawan saat itu, tapi penyerang rekrutan baru dari divisi dua, Do Dong-hyun namanya.
Kalian tak perlu risau status kalian sebagai pencinta sepak bola dipertanyakan akibat tak tahu nama pemain yang satu ini, karena dia memang bukan siapa-siapa awalnya. Dia hanyalah penyerang berpostur 173 sentimeter, yang sosoknya kerap tenggelam di balik besarnya tubuh para bek dan kiper yang berduel dengannya, tapi ketika sekali saja ia lolos dari pengawasan, maka musibah bagi lawan yang akan ia hadirkan.
Tiga gol yang dicetak Kelantan FA malam itu ia borong semua. Menambah koleksi golnya menjadi 4 buah, dan langsung masuk ke daftar top skor di Liga Super Malaysia musim ini, bersanding bersama Kipré Tchétché dengan jumlah gol yang sama, dan terpaut satu bola dari Rufino Segovia yang memimpin daftar tersebut.
Memang masih terlalu dini untuk menyebut Do Dong-hyun sebagai penyerang mematikan di Kelantan saat ini, tapi setidaknya hat-trick yang diukirnya saat itu adalah peningkatan pesat bagi pemain berusia 24 tahun ini. Dari yang awalnya hanya bermain di divisi dua bersama klub binaan universitas, hingga kini menjadi buah bibir di kasta tertinggi sepak bola Malaysia.
Akan tetapi jika ditelisik lebih jauh, karier Do Dong-hyun sebenarnya sudah meningkat pesat jauh sebelum ia menginjakkan kaki di Liga Malaysia. Penyerang sayap asal Korea Selatan ini termasuk pemain yang disegani di kategori usianya saat masih di bawah 20 tahun, lalu menjadi pemain Korea Selatan termuda yang merumput di Liga Australia, pada 2012 silam.
Setelahnya, Do bertualang ke India bersama East Bengal FC di mana ia mencetak 19 gol selama dua musim di sana dan menjadi idola di sana, lalu mencetak 13 gol dari 22 pertandingan di Liga Super Malaysia musim lalu bersama UiTM FC, klub milik Universiti Teknologi MARA,
Liga Super Malaysia masih menyisakan 22 pertandingan lagi, dan selama 22 pekan itulah Do Dong-hyun akan berusaha mengusap air mata pendukung Kelantan, mencerahkan langit di atas Sultan Muhammad IV Stadium, dan mengangkat peringkat timnya ke posisi yang lebih terhormat.
Bersama Ferdinand Sinaga yang dijuluki Antoine Griezmann dari Indonesia, Do Dong-hyun adalah harapan terbesar Kelantan saat ini, untuk mengembalikan masa kejayaan mereka yang pernah merengkuh treble winners tahun 2012. Atau bersama Bruno Lopes dan Mohammed Ghaddar, untuk membentuk kombinasi David dan Goliath seperti Nihat Kahveci dan Darko Kovačević di Real Sociedad dulu.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.