Cerita

Kendali Nasib Stefan de Vrij

“Usai melakukan proses negosiasi, tak ada kata sepakat yang terjadi di antara manajemen Lazio dan pihak Stefan de Vrij mengenai ekstensi kerja. Kami akhirnya menarik proposal perpanjangan kontrak yang ditawarkan kepadanya. Di pengujung musim nanti, ia bisa meninggalkan klub. Kami berterimakasih atas sikap profesionalnya selama ini”.

Itulah kalimat yang diutarakan oleh Direktur Olahraga Lazio, Igli Tare, dalam sebuah wawancaranya dengan Mediaset Premium. Munculnya pernyataan itu membuat nama de Vrij semakin ramai diperbincangkan sebagai salah satu komoditi terpanas di bursa transfer musim panas nanti. Terlebih, jasanya bisa diperoleh dengan gratis!

Dilansir oleh footballitalia, ada sejumlah kesebelasan yang menyatakan minatnya untuk mendatangkan de Vrij. Dari Italia, ada Internazionale Milano dan Juventus. I Nerazzurri yang masih terseok-seok di kancah Serie A tentu ingin memperkuat lini belakangnya demi pencapaian yang lebih baik. Hal serupa juga disasar I Bianconeri yang ingin meremajakan lini belakangnya mereka.

Di Inggris, tiga tim berbeda yakni Arsenal, Chelsea, dan Manchester United, disebut-sebut sebagai pemburu utama. Sejumlah masalah yang menghantui lini belakang trio di atas membuat ketertarikan kepada de Vrij amat beralasan.

Pun begitu dengan klub asal Catalonia yang diidam-idamkan banyak pesepak bola profesional, Barcelona. El Barca butuh pengganti sepadan untuk satu tempat kosong yang ditinggalkan oleh Javier Mascherano setelah yang bersangkutan hijrah ke Hebei China Fortune.

Terakhir, tersebutlah nama raksasa anyar Prancis yang seolah tak pernah kehabisan uang, Paris Saint-Germain (PSG). Les Parisiens perlu tenaga segar buat melapis atau bahkan menggantikan Thiago Silva yang semakin menurun kualitasnya akibat digerus usia.

Alumnus akademi Feyenoord Rotterdam ini mulai mencuat namanya di 2010/2011 silam. Di usianya yang baru 18 tahun, de Vrij berhasil mencuri satu posisi utama di barisan belakang Feyenoord.

Hebatnya, ia sanggup mempertahankan posisi tersebut sampai musim 2013/2014. Performa menawan yang disuguhkan de Vrij pun ‘memaksa’ pelatih tim nasional Belanda kala itu, Louis van Gaal, memasukkannya ke dalam skuat De Oranje yang tampil di Piala Dunia 2014.

Tanpa disangka-sangka, pemain kelahiran Ouderkerk aan den IJssel ini malah tampil eksepsional di kejuaraan sepak bola antarnegara paling megah sedunia itu. Kolaborasinya bersama Bruno Martins Indi dan Ron Vlaar di lini belakang, membantu Belanda finis sebagai tim peringkat tiga turnamen.

Kefasihannya bermain sebagai ball-playing defender dan performa keseluruhan yang apik, membuat de Vrij dimasukkan ke dalam Team of The Tournament bareng nama-nama seperti Toni Kroos, Oscar, Arjen Robben, dan James Rodriguez.

Sepulangnya dari turnamen itu, nama de Vrij pun terus dikait-kaitkan dengan klub papan atas Eropa, termasuk United yang di awal musim 2014/2015 merekrut van Gaal sebagai nakhoda anyar. Namun secara mengejutkan, ia justru memilih Lazio sebagai pelabuhan barunya. Konon, uang senilai 7 juta euro menjadi biaya transfernya ke Stadion Olimpico.

Proses adaptasinya yang begitu cepat memudahkan de Vrij untuk memperlihatkan kapabilitasnya secara paripurna kepada tifosi fanatik I Biancoceleste, Laziale. Selama tidak diganggu cedera atau terkena suspensi, ia selalu jadi pilihan utama di sektor pertahanan.

Kecuali musim 2015/2016 atau saat dirinya tertimpa cedera lutut parah, de Vrij selalu berhasil membawa Lazio finis di posisi lima besar dan mengantar timnya berpartisipasi di ajang antarklub Eropa (2014/2015 ke Liga Champions dan 2016/2017 ke Liga Europa).

Setali tiga uang, perjalanan Lazio di musim 2017/2018 kali ini juga masih lancar jaya. Sampai pekan ke-25, mereka bercokol di posisi empat alias berpeluang lolos lagi ke Eropa. Tak berhenti sampai di situ, de Vrij juga masih punya kesempatan untuk membawa Lazio mengenggam silverware sebab masih berlaga di fase knock-out Piala Italia dan Liga Europa.

Sebagai pemain yang ingin terus tampil reguler dan menggondol titel juara di berbagai ajang, klub-klub yang amat meminati jasanya tersebut pasti akan menggoda de Vrij dengan berbagai tawaran menggiurkan.

Dengan performa cemerlang yang terus ia tunjukkan hingga detik ini, de Vrij memperlihatkan kepada semua pihak bahwa kendali atas nasibnya di musim panas mendatang, tidak berada di tangan orang lain. De Vrij sendirilah yang bisa memilih tawaran mana yang bakal dirinya ambil atau tidak.

Poin-poin terkait upah, posisi reguler, dan kesempatan meraih gelar juara sudah pasti ada di dalam kriteria penilaiannya. Namun satu hal yang pasti, de Vrij akan memilih opsi yang paling baik untuk keberlangsungan kariernya di masa depan.

Lantas, ke manakah sebaiknya de Vrij berlabuh?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional