Cerita

Casemiro, Sang Penjaga Keseimbangan Andalan Zidane

Untuk sebuah tim yang diperkuat oleh mayoritas pemain-pemain berkarakter ofensif, Real Madrid cukup bergantung pada kehadiran Casemiro. Pemain yang sedang berulang tahun ke-26 ini adalah penjaga keseimbangan lini tengah dan barisan pertahanan. Kehadirannya mengingatkan kembali ketika Los Blancos diperkuat para gelandang bertahan tangguh, Claude Makalele dan Fernando Redondo.

Pemain bernama lengkap Carlos Henrique Casemiro ini mungkin bukan pemain terbaik di dunia. Namun, tak dipungkiri lagi bahwa perannya sangatlah penting. Di skuat Real Madrid arahan Zinedine Zidane yang menjuarai Liga Champions dalam dua musim terakhir, pemain asal Brasil ini memiliki peran yang sentral, baik organisasional maupun taktikal. Ia patut disejajarkan dengan nama-nama penting yang sering terabaikan berikut ini: Sergio Busquets (Barcelona), Nemanja Matic (Manchester United), atau Fabinho (AS Monaco).

Tanpa pemain tersebut, skema permainan skuat mereka mungkin akan berantakan. Beberapa pengamat bahkan sudah akrab dengan istilah ‘Casemiro-plus-dua’ untuk menggambarkan lini tengah Real Madrid sejak diambil alih Zidane. Pelatih asal Prancis itu pasti memasang Casemiro di posisi pivot, dengan Luka Modric, Isco Alarcon dan Toni Kroos yang sering dirotasi pada dua posisi gelandang lain.

Kontribusi Casemiro yang paling nyata adalah tambahan kekuatan defensif yang memperkuat kehadiran dua bek tengah. Pemain yang pernah dipinjamkan ke FC Porto ini jeli melihat bahaya dan memotong lintasan lawan untuk mencegah serangan balasan.

Ketika Kroos dan Modric tidak dapat mengejar pemain lawan yang membawa bola, Casemiro dengan terampil menutup celah. Statistik dari musim 2015/2016 dan 2016/2017 menunjukkan peran penting gelandang bernomor punggung 14 ini. Jika ia tampil sebagai starter, Real Madrid dapat menjaga clean sheet dalam setiap 2,2 pertandingan. Sebaliknya, jika Casemiro tak bermain sejak awal, angka kebobolan meningkat dua kali lebih tinggi, yaitu sekali clean sheet dalam setiap 4,4 pertandingan.

Jebolan akademi Sao Paulo ini bahkan memiliki kemampuan melepas tembakan cannonball yang baik. Salah satu gol penting yang dicetaknya dari jarak jauh adalah  pada final Liga Champions 2016/2017 melawan Juventus.

Dalam fase build-up, pemain dengan postur 184 sentimeter ini sangat berguna untuk membebaskan kreativitas Modric dan Kroos. Nama terakhir adalah pemain yang paling diuntungkan oleh keberadaan Casemiro. Kroos seolah leluasa keluar dari tugas defensif yang melekat pada dirinya di Bayern München, sehingga pemain timnas Jerman ini menjadi pengatur serangan sekaligus penyuplai bola kepada para penggawa lini depan Los Blancos.

Bersama Real Madrid, Casemiro berkesempatan bermain dengan nama-nama kelas dunia dari Gareth Bale, Karim Benzema, dan tentu saja Cristiano Ronaldo. Pemain yang kini menjadi andalan di lini tengah tim nasional Brasil ini mungkin tak populer seperti nama-nama tersebut. Namun, kehadirannya melengkapi skuat mematikan arahan si genius Zidane.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.