Kolom

Alexis Sanchez yang Menentukan Nasib Anthony Martial dan Marcus Rashford di Manchester United

Those who do not learn history are doomed to repeat it.

Orang-orang yang tidak belajar sejarah akan terkutuk untuk mengulanginya kembali. Kata-kata yang dikeluarkan oleh filsuf asal Spanyol, George Santayana ini, dapat dikaitkan dengan banyak hal, salah satunya tentunya adalah sepak bola. Dua pemain yang saat ini harus belajar akan kejadian di masa lalu adalah Anthony Martial dan Marcus Rashford.

Dua penyerang belia penuh talenta ini harus memikirkan kembali masa depan mereka di Manchester United (MU) setelah klub mereka baru saja merekrut Alexis Sanchez di bursa transfer Januari lalu. Sanchez memang baru direkrut, namun tanda-tanda bahwa Martial dan Rashford akan tergeser sudah terlihat.

Di awal musim ini, Mourinho memang menggunakan skema tiga bek tengah dan dua bek sayap, namun kita semua tahu bahwa formasi favoritnya adalah 4-3-3 dan 4-2-3-1. Di empat laga terakhir, Sanchez bermain di posisi sayap kiri di belakang Romelu Lukaku, posisi yang biasanya diisi oleh Martial atau Rashford. Posisi tengah tampak pasti milik Jesse Lingard, dan hanya pos di sayap kanan yang masih lowong.

Posisi asli Martial adalah penyerang tengah, namun ia telah bermain di pos sayap kiri bagi MU sejak ia tiba. Di beberapa bulan terakhir, ia tampil gemilang di posisi tersebut, bahkan ia selalu mencetak gol di tiap tiga laga terakhir sebelum Sanchez bergabung. Semenjak tibanya pemain asal Cile tersebut, Martial digeser ke posisi kanan, dan tampak bingung untuk menjajal peran barunya tersebut.

Nasib Rashford tampak lebih tak menyenangkan. Pemuda berusia 20 tahun tersebut hanya bermain selama total 19 menit di Liga Primer Inggris sejak kedatangan Sanchez. Thierry Henry, penyerang legendaris yang kini menjabat sebagai pundit bola papan atas, mempertanyakan masa depan Rashford. Henry mengungkapkan bahwa Rashford harus hengkang demi mendapat menit bermain, sebuah argumen yang dibantah oleh suporter MU yang membeberkan fakta bahwa pemain asli akademi ini memiliki menit bermain lebih banyak ketimbang pemain outfield MU lainnya.

Sejauh ini ia belum pernah menjadi starter di liga di tahun 2018. Mungkin ia diistirahatkan, namun rasanya sulit melihat ia kembali menjadi pilihan utama apabila berkaca pada sejarah Mourinho terhadap pemain muda.

Ada begitu banyak contoh Mourinho mengabaikan pemain muda bertalenta yang ia miliki demi pemain-pemain yang sudah matang. Yang paling heboh tentu saja menyangkut Kevin De Bruyne. Gelandang serang asal Belgia ini membeberkan satu kejadian tak mengenakkan kala ia bermain di bawah asuhan Mourinho di Chelsea.

Kala itu, The Special One mengumpulkan gelandang serang miliknya dan membacakan catatan gol dan asis mereka. De Bruyne kala itu berada dalam sorotan setelah angka miliknya jauh lebih rendah dari Eden Hazard, Oscar, dan Willian. Yang menjadi masalah adalah, De Bruyne hanya turun di dua laga. Ia pun jengkel atas perbandingan tersebut.

“Saya tentu tak punya catatan, saya hanya bermain sebanyak dua kali, apa yang Anda inginkan dari saya? Saya selalu berpikir bahwa saya tak akan bermain bagi Anda.”

De Bruyne akhirnya hijrah ke Wolfsburg, dan berhasil menaruh Bundesliga di kakinya. Ia menyabet gelar pemain terbaik Bundesliga setelah satu musim bermain, dan ia akhirnya kembali ke Inggris dan bergabung bersama Manchester City. Bersama The Citizens, ia menjadi metronom timnya. Kala itu, argumen yang diberikan oleh banyak orang adalah ia (dan Mohamed Salah) masih belum siap untuk bermain bagi Chelsea di level tertinggi. Namun kita tak akan pernah tau apabila tidak dicoba.

Mourinho juga terkenal tak sungkan untuk menyingkirkan pemain yang pernah menjadi kunci bagi timnya. Contoh utamanya adalah Arjen Robben dan Eden Hazard. Saat itu, manajer asal Portugal ini tampak tak sabar dengan kaki kaca Robben, sementara hubungannya dengan Hazard memburuk di ujung waktunya bersama Chelsea.

Satu hal yang patut diperhatikan adalah, baik Salah, De Bruyne, Robben, dan Hazard adalah mereka sama-sama berkembang lebih baik tanpa Mourinho (dan dengan manajer yang benar-benar memanfaatkan kemampuan terbaik mereka). Rashford dan Martial tentunya harus mempertimbangkan masa depan mereka masak-masak, terlebih Mourinho baru saja menandatangani kontrak baru bersama sang Setan Merah. Apabila mereka belajar sejarah, tentunya pindah adalah jalan yang terbaik.

Author: Conor Kelly
Penerjemah: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)