Nasional Bola

Piala AFC, Turnamen Pra-Musim Sejati bagi Bali United dan Persija

Lucu sekali. Susah payah menembus pentas Asia, dari melalui perjuangan di atas lapangan pada Liga 1 musim lalu hingga berusaha keras mendapat lisensi AFC, tapi setibanya di kompetisi yang diimpikan justru tim lapis kedua yang diturunkan.

Beberapa hari sebelum sepak mula Grup G dan H Piala AFC 2018 digelar, publik sepak bola Indonesia mulai khawatir fokus Bali United dan Persija akan terpecah. Sebab, di hari Minggu (11/2) Serdadu Tridatu bertandang ke Palembang untuk melakoni leg pertama semifinal Piala Presiden, lalu dua hari kemudian berlaga di kandang dalam ajang Piala AFC 2018, dan besoknya kembali berlaga di tempat yang sama untuk leg kedua semifinal Piala Presiden.

Setali tiga uang dengan Persija, Macan Kemayoran bertanding di leg pertama semifinal Piala Presiden pada 10 Februari dan leg kedua pada 12 Februari, kemudian dua hari setelahnya berlaga di Malaysia dalam ajang Piala AFC 2018. Jadwal penerbangan mereka bahkan sangat mepet pada Senin kemarin. Setelah bertanding di Solo, mereka bergegas terbang ke Jakarta untuk mengejar flight terakhir menuju Singapura dan lalu ke Johor di hari itu.

Tiga pertandingan dimainkan dalam tempo kurang dari lima hari. Jangankan klub profesional, klub tarkam yang kerap menyuplai pemainnya dengan obat kuat saja pasti akan kewalahan jika harus melakoni jadwal sepadat itu. Oleh karenanya, Bali United mensiasatinya dengan memecah tim, yang juga diikuti oleh Persija Jakarta.

Sebelum melanjutkan lebih jauh, Anda bisa menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu. Jika sebuah tim dihadapkan dengan turnamen pra-musim dan turnamen internasional dalam waktu berdekatan, maka definisi dari memecah tim adalah memainkan tim lapis kedua di ajang pra-musim, agar kondisi fisik para pemain inti dapat maksimal saat berlaga di turnamen internasional. Betul sekali, nilai 100 untuk Anda, dan silakan membawa pulang hadiah satu unit mobil dalam bentuk file JPEG.

Klub gurem seperti Qarabağ saja bisa melakukannya tanpa didikte. Jelang bermain di fase grup Liga Champions musim ini, Qarabağ hampir selalu mengistirahatkan para pemain pilarnya di Liga Azerbaijan, demi mendapat servis terbaik mereka di kompetisi Eropa.

Hasilnya, Atlético Madrid mereka tahan imbang dua kali, dan AS Roma hanya sanggup menang dengan margin satu gol di dua pertemuan. Sisanya, hanya Chelsea yang dapat membombardir gawang mereka, padahal Qarabağ adalah tim debutan dari liga minor di Eropa. Sebuah contoh kecil tentang rotasi tim yang sesungguhnya.

Kembali ke Bali United dan Persija, mereka memang merotasi tim, tapi anehnya rotasi yang dilakukan ini terbalik. Tim inti bermain habis-habisan di turnamen pra-musim, sedangkan di Piala AFC yang diturunkan justru tim lapis kedua.

Hasilnya, kemarin (13/2) Bali United digebuk Yangon United di kandang sendiri dengan skor 1-3, dan hari ini Persija yang akan melawat ke markas tim raksasa Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT), tidak membawa Marko Šimić karena diistirahatkan setelah tampil spartan di dua leg semifinal Piala Presiden 2018.

Konyol, karena Šimić adalah top skor Persija saat ini. Seharusnya ia diistirahatkan di leg kedua semifinal Piala Presiden 2018 yang mana Persija sudah unggul agregat 4-1, bukannya malah diistirahatkan di Piala AFC 2018 karena baru saja kerja keras di laga pra-musim.

Terkait “rotasi terbalik” ini, beragam tanggapan negatif pun muncul dari para pencinta sepak bola nasional. Silakan berkunjung langsung ke akun Instagram resmi Bali United, di unggahan kemarin kolom komentar dipenuhi oleh kekecewaan para Semeton Bali karena menganggap Bali United lebih serius di turnamen pra-musim ketimbang ajang internasional.

Jumlah komentar yang mencapai ribuan itu bahkan jauh melebihi jumlah komentar pendukung tim tamu di akun Instagram resmi Yangon United, pada unggahan mereka setelah memastikan kemenangan 3-1 atas Bali United.

Ya bagaimana tidak protes? Datang jauh-jauh ke stadion, bayar tiket mahal-mahal, atau meluangkan waktu di depan layar kaca, tapi justru disuguhi permainan tim lapis kedua. Sebenarnya yang pra-musim ini Piala Presiden 2018 atau Piala AFC 2018? Yangon United saja membawa semua pemain terbaik mereka, padahal empat hari sebelumnya bermain full-team saat mengalahkan Rakhine United 3-1 di liga domestik.

Memang ini baru laga pertama dan masih ada lima pertandingan lagi, tapi di babak penyisihan grup seperti ini selisih satu poin atau satu gol saja bisa sangat krusial untuk lolos ke fase selanjutnya. Borussia Dortmund baru saja mengalaminya. Andaikan mereka tidak unggul selisih gol dari APOEL Nicosia di Grup H Liga Champions, mereka tidak akan mendapat kesempatan kedua berupa Liga Europa.

Sepak bola Indonesia memang penuh dagelan. Baru saja tahun lalu kita disuguhi beragam lelucon mulai dari “poin misterius” Bhayangkara FC hingga pernyataan nasionalisme Ketua PSSI, kali ini giliran sebuah turnamen pra-musim yang jadi bahan perbincangan. Membuat Bali United dan Persija lebih mendewakan dirinya ketimbang turnamen antarklub Asia.

Salut untuk Piala Presiden.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.