Cerita

Syahrian Abimanyu, Si Kecil yang Tidak Malu-Malu

Masih muda bukan berarti harus selalu segan pada yang lebih tua. Syahrian Abimanyu membuktikannya. Meski berstatus pemain junior, ia justru berulang kali menjadi teror bagi lawan-lawannya. Terbaru, tendangan bebas pemain asal Banjarnegara ini menjadikannya pencetak gol termuda di Piala Presiden, di usia 18 tahun, 9 bulan, 11 hari.

Syahrian Abimanyu meruntuhkan rekor sebelumnya yang dipegang Slamet Budiyono, yakni 19 tahun, 5 bulan 22 hari. Hebatnya lagi, gol ini bukan sekadar gol, karena dicetak dengan sangat cantik, dan turut memastikan Sriwijaya FC menginjakkan kakinya di semifinal Piala Presiden dengan mengalahkan Arema FC 3-1.

https://www.instagram.com/p/BexxymLH8ni/

Mamayo” kalau kata Iwan Sukmawan, “jebreett” kalau kata Valentino Simanjuntak, “ahaayy” kalau kata Hadi Gunawan, dan “jos gandos” kalau kata Soimah. Gol tendangan bebas Syahrian Abimanyu adalah lesatan jempolan, yang membuat pemain muda potensial lainnya, Kurniawan Kartika Ajie, harus memungut bola untuk yang kedua kalinya malam itu.

Lebih membanggakan lagi, Abimanyu tidak berlebihan merayakan golnya. Ia tetap rendah hati, melakukan sujud syukur, walau golnya sangat berkelas yang tidak semua pemain bisa melakukannya. Sebuah kedewasaan yang terpancar dari paras lugunya.

Penyempurna lini tengah

Musim lalu Sriwijaya FC memakai jasa Tijani Belaïd sebagai pembagi bola dan eksekutor tendangan bebas. Kinerja marquee player tersebut sangat memuaskan dengan sumbangan 12 asis, tapi adanya tawaran dari klub luar negeri yang lebih menggiurkan membuat Laskar Wong Kito harus rela melepasnya.

Sebagai pengganti, pilihan pun dijatuhkan ke Syahrian Abimanyu, yang merupakan salah satu pilar lini tengah Timnas U-19 saat ini. Keputusan yang sejauh ini berjalan sesuai rencana, karena Abi, sapaan akrabnya, telah membuktukan bahwa dirinya adalah kepingan puzzle yang hilang dari motor serangan Sriwijaya FC.

Dibandingkan Belaïd, Abimanyu lebih lincah, lebih energik, dan sedikit lebih baik dribelnya. Memang secara usia ia belum termasuk kategori pemain matang dan secara postur terhitung kecil, tapi bukan berarti kekurangan itu membuatnya harus malu-malu di atas lapangan. Sejak fase grup Piala Presiden ia telah menunjukkan bahwa perannya tak kalah vital dengan Adam Alis, Yu Hyun-koo, ataupun Makan Konate di lini kedua Sriwijaya FC.

Di laga pembuka antara Persib Bandung kontra Sriwijaya FC, dominasi Abimanyu sudah terlihat di tengah lapangan. Hampir setiap jengkal lapangan dikuasainya dengan baik, umpannya bisa menjangkau pemain-pemain yang jauh, dan ia juga jarang terpancing keluar dari posisinya.

Gaya bermain tersebut membuat Konate dan Adam Alis yang bertipe penjelajah bisa bekerja dengan tenang, karena ada Abimanyu yang menjaga kedalaman. Begitu pula dengan Yu Hyun-koo yang sangat terbantu mengalirkan bola dengan kehadiran pemain yang pernah ditempa di akademi Levante ini.

Kompetitor atau tandem Evan Dimas?

Melihat Syahrian Abimanyu bermain seperti mengingatkan kita pada awal kemunculan Evan Dimas. Walau belum setajam seniornya itu dalam urusan gol, tapi gaya bermain Abimanyu sudah mengindikasikan kalau ia bisa menjadi pemain nomor 6 jempolan.

Tak heran jika publik sepak bola nasional mulai mengira-ngira, apakah Abimanyu bisa diduetkan dengan Evan Dimas di tim nasional, atau justru menjadi pesaing pemain asal Surabaya itu untuk mengisi satu posisi di timnas senior suatu saat nanti.

Membicarakan pemain muda memang selalu menarik. Ada banyak cabang cerita yang bisa diprediksi, dan ada banyak teka-teki yang akan selalu mengiringi tumbuh kembang mereka di lapangan hijau. Semuanya akan tetap menjadi fantasi kita, hingga pemain tersebut beranjak matang.

Teruslah melangkah meniti tangga kesuksesan, Syahrian Abimanyu. Bersama Sriwijaya FC yang membutuhkanmu, dan timnas senior Indonesia yang bersiap menyambutmu.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.