Eropa Inggris

Adakah Simbiosis Mutualisme di Antara West Ham dan Joao Mario?

Usai bergulir selama kurang lebih dua pekan terakhir, West Ham United akhirnya mengonfirmasi bahwa gelandang berkepala plontos kepunyaan Internazionale Milano, Joao Mario, telah bergabung dengan mereka di bursa transfer Januari ini.

Kubu The Hammers telah sepakat dengan biaya peminjaman senilai 1,3 juta paun dan opsi penebusan sebesar 30,6 juta paun. Tak sampai di situ karena West Ham juga bersedia untuk menanggung seluruh gaji Joao Mario di sisa musim 2017/2018.

Bagi Moyes, kedatangan sosok dari Portugal ini jadi tambahan tenaga yang cukup berarti. Pasalnya, ada banyak penggawa West Ham yang saat ini harus menepi dari lapangan akibat cedera. Mereka adalah Michail Antonio, Andy Carroll, Aaron Cresswell, Jose Fonte, Winston Reid, dan Diafra Sakho. Terakhir, sosok Marko Arnautovic dan Manuel Lanzini juga menyusul enam rekannya itu dengan naik ke meja perawatan.

Banjir cedera yang dialami The Hammers membuat mereka kesulitan buat melepaskan diri dari papan bawah. Sampai Liga Primer Inggris menyelesaikan pertandingan di pekan ke-24, West Ham masih bertengger di posisi kesebelas dan mengoleksi 26 poin. Sialnya, mereka hanya berselisih empat angka saja dari zona relegasi.

Sementara buat Joao Mario, kepindahannya menuju Stadion Olympic London merupakan satu-satunya cara agar dirinya bisa mendapat menit bermain yang lebih banyak sekaligus membungkam kritik yang selama ini kerap dialamatkan kepadanya.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, figur berusia 25 tahun ini jarang mendapat kesempatan bermain di Inter pada musim 2017/2018. Dirinya tidak masuk ke dalam skema andalan yang diracik oleh Luciano Spalletti, pelatih baru I Nerazzurri musim ini.

Ditambah dengan performa angin-anginan setiap kali dimainkan, Interisti pun tak lagi bisa menahan kesabarannya. Dengan lantang, mereka meminta pihak klub supaya melego salah satu pemain yang berjasa mengantar Portugal menjadi kampiun Piala Eropa 2016 lalu.

Mengamankan tenaga Joao Mario sudah barang tentu membuat Moyes semringah. Akan tetapi, lelaki Skotlandia yang pernah menangani Everton dan Manchester United ini juga buru-buru mengingatkan Joao Mario supaya beradaptasi dengan cepat.

“Aku tidak ragu dengan kemampuan Joao Mario sebagai pesepak bola, karena dia telah membuktikannya. Meski begitu, aku ingin dirinya beradaptasi dengan cepat sehingga bisa berguna untuk tim. Apalagi semua orang pun tahu bahwa atmosfer Liga Primer Inggris berbeda jauh dengan Liga Primera Portugal ataupun Serie A”, terang Moyes seperti dikutip via ESPN.

West Ham membutuhkan pemain baru guna menambal lubang akibat banyaknya pemain mereka yang cedera. Sebaliknya, Joao Mario pun membutuhkan klub yang dapat memberinya kesempatan bermain lebih banyak. Tak sekadar untuk membuktikan diri tapi juga demi mengamankan satu tempatnya di tim nasional Portugal yang akan bertanding di Piala Dunia 2018 mendatang.

Akankah tercipta simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan di antara keduanya?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional