Ditebus seharga 45 juta euro, di usia yang masih 16 tahun. Vinicius Júnior tak diragukan lagi adalah pemain termahal dunia, di kategori usianya. Oleh karena umurnya yang masih “hijau” itulah, Real Madrid mengirimnya kembali ke Flamengo dengan status pinjaman. Lalu, bagaimana kabarnya sekarang?
Akhir pekan lalu menjadi panggung aksi terbarunya bersama Flamengo. Vinicius yang diplot sebagai sayap kanan mencetak gol kemenangan timnya saat melawan Cabofriense dengan skor 1-0 di Piala Guanbara. Dirinya terlihat semakin matang di atas lapangan, yang seharusnya semakin memantapkan dirinya untuk segera berkarier di Santiago Bernabéu.
Namun, ketika ditanya wartawan perihal kapan rencana ia akan terbang ke Spanyol, Vinicius justru memberikan jawaban yang menyiratkan kalau ia masih enggan meninggalkan negara kelahirannya.
“Rencananya aku akan tetap di Flamengo sampai benar-benar siap ke Madrid, juga untuk membantu tim ini berprestasi. Saat ini aku tidak bisa memperkirakan hasil di akhir musim nanti, tapi yang pasti aku mendapat banyak bantuan di sini, dan aku akan membalasnya”, terang Vinicius seusai pertandingan.
Jawaban yang sebenarnya wajar bagi seorang remaja yang belum berusia kepala dua, tapi menjadi aneh karena periode yang diberikan Madrid untuk Vinicius di Flamengo adalah dua tahun dengan status pinjaman. Artinya, di bursa transfer awal musim 2019/2020 adalah waktunya untuk mendarat di Madrid. Siap tidak siap.
Bahkan jika Madrid sudah keburu membutuhkan jasa Vinicius, mereka bisa saja memangkas masa pinjaman pemainnya itu menjadi hanya setahun saja, yang artinya musim depan ia harus sudah berseragam Los Blancos. Sekali lagi, siap tidak siap.
Perlu banyak perhitungan
Memboyong seorang remaja belasan tahun ke tempat yang sangat jauh dari rumahnya bukan perkara mudah. Di atas lapangan Vinicius mungkin sudah semakin matang dan sudah saatnya digembleng di kompetisi Eropa, tapi hidup pesepak bola bukan hanya sekadar bermain sepak bola, bung dan nona.
Mereka juga manusia seperti pada umunya, butuh kehidupan sosial, dan butuh kenyamanan untuk beraktivitas. Apalagi jika masih di kategori usia remaja, yang butuh banyak bimbingan dari orang berpengalaman.
Dengan harga 45 juta euro yang tercantum di label nama Vinicius Junior, ia punya beban berat kelak ketika mendarat di Spanyol. Orang akan berkata “Oh ini pemain muda yang mahal itu”, “Kenapa harganya sangat mahal?” atau “Apa yang bisa dilakukannya?”
Dari situ, jawabannya akan terbagi dua. yang kurang lebihnya berbunyi: “Wah dia memang hebat”, atau “Apa-apaan cuma gitu doang.”
Masalahnya, di dunia yang menuntut segalanya dengan kesempurnaan ini, hujatan satu orang bisa terasa seperti cacian puluhan orang, sedangkan pujian satu orang belum tentu bisa menjadi pembangkit semangat.
Untuk kalimat bernada negatif saja, Vinicius bahkan sudah mendapatkannya di pertandingan, yang kami kutip dari Daily Star, media yang berbasis di Inggris.
“Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang Real cari darinya.” ucap seorang wargamaya.
“Dia tidak terlihat berbakat besar. Aku tidak paham.” ujar penonton lainnya menanggapi.
“Remaja ini punya beban besar yang tidak wajar untuk menjadi pemain kelas dunia.” kata orang selanjutnya.
Vinicius, saat itu padahal baru saja menjadi pahlawan kemenangan timnya, tapi tetap saja belum membuat para penonton puas. Apalagi jika ia nantinya telah merumput di Eropa. Kalau tidak kuat menerima kritikan, keterpurukan yang akan menimpa.
30 Juni 2019 akan menjadi tanggal datangnya Vinicius di Real Madrid. Bagi para penyerang muda Brasil yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Eropa, pilihannya ada dua: mengikuti jejak kesuksesan Neymar atau ikut terjun ke jurang kegagalan bersama Keirrison.
Jadi, jalan mana yang akan kau tempuh, wahai Vinicius sang remaja seharga 741 miliar rupiah?
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.