Eropa Inggris

Tatkala Cedera Menggerogoti Kehebatan Owen Hargreaves

Pada awal 1990-an, dunia sepak bola menangis tersedu-sedu akibat kehilangan satu aktor terbaiknya. Penyerang andalan tim nasional Belanda dan AC Milan, Marco van Basten, terpaksa pensiun dini gara-gara cedera pergelangan kaki yang tak kunjung sembuh. Padahal, van Basten masih berusia 28 tahun saat itu, usia matang bagi para pesepak bola profesional.

Berselang dua dekade kemudian, peristiwa serupa kembali menyapa dunia sepak bola. Gelandang berkebangsaan Inggris yang naik pamor di Bayern München, Owen Hargreaves, adalah korbannya.

Lahir dan tumbuh besar di Kanada, sepak bola bukanlah cabang olahraga yang akrab buat Hargreaves muda sebab di sana, cabang olahraga seperti american football, basket dan hoki es, jauh lebih populer. Tak heran jika pebasket legendaris Amerika Serikat yang meraih enam cincin juara NBA bareng Chicago Bulls, Michael Jordan, merupakan atlet idolanya.

Dalam wawancaranya dengan BBC, Hargreaves pun mengakui jika ia baru menekuni sepak bola tatkala usianya menyentuh 15 tahun. Kesebelasan lokal, Calgary Foothills, menjadi tempatnya menimba ilmu.

Namun di tahun 1997, Hargreaves membuat satu keputusan yang memiliki dampak signifikan buat karier sepak bolanya. Dari Kanada, ia hijrah ke Jerman untuk bergabung dengan akademi Bayern München.

Walau kemampuannya sempat diragukan, pelan tapi pasti Hargreaves berhasil membuktikan kualitasnya. Hanya butuh waktu tiga tahun baginya sebelum akhirnya menembus skuat utama Die Bayern.

Menariknya, di musim kompetisi 2000/2001, Bayern punya segudang pemain tengah berkualitas hebat, mulai dari Stefan Effenberg, Jens Jeremies, Hasan Salihamidzic, Mehmet Scholl, hingga Ciriaco Sforza.

Namun pelatih Bayern di musim itu, Ottmar Hitzfeld, yakin bahwa Hargreaves yang cuma anak bau kencur di depan sosok penuh pengalaman seperti Effenberg dan Scholl, mempunyai skill mumpuni untuk menjadi andalan baru di sektor tengah. Khususnya sebagai gelandang perebut bola dan pengatur ritme permainan.

Musim debut Hargreaves sebagai pesepak bola profesional berakhir manis lantaran ia sukses mengantar Die Bayern mencomot titel Bundesliga dan Liga Champions. Di partai final dari kompetisi yang disebut belakangan, Hitzfeld bahkan memainkan Hargreaves selama 120 menit (laga berakhir dengan adu penalti).

Tak sampai di situ karena pada bulan Agustus 2001, Hargreaves mendapat panggilan dari tim nasional Inggris. Bertempat di Stadion White Hart Lane pada laga persahabatan melawan Belanda, Hargreaves pun mencicipi debut internasionalnya.

Uniknya, sosok berambut ikal ini sah sebagai pemain pertama dalam sejarah yang dipanggil dan mengenakan kostum The Three Lions walau tak pernah menetap di Inggris.

Berkat serentetan performa apik yang ia suguhkan (utamanya bersama Bayern) kala itu, Hargreaves dianggap sejumlah pengamat sebagai pemain dengan prospek karier yang sangat cerah.

Pada musim-musim selanjutnya, Hargreaves tak tergeser oleh siapapun sebagai gelandang bertahan inti Bayern. Perannya justru semakin krusial karena sejak 2002/2003, Effenberg yang selalu diandalkan Hitzfeld sebagai pendobrak dari lini tengah memutuskan pindah ke Wolfsburg.

Jangan kaget bila total penampilan Hargreaves dalam rentang 2001/2002 hingga 2005/2006 tidak pernah kurang dari 24 pertandingan di seluruh kompetisi.

Dalam tempo lima musim pertamanya berseragam Bayern, Hargreaves pun sukses mengoleksi 10 titel juara, masing-masing dari ajang Bundesliga, Piala Jerman, Piala Super Jerman, Liga Champions, dan Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antarklub).

Kemampuan Hargreaves yang agak berbeda dengan nama-nama seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, dan Paul Scholes membuat media-media Inggris menyebutnya sebagai kepingan utama yang dibutuhkan The Three Lions untuk menyeimbangkan sektor tengah mereka.

Dirinya tercatat sebagai anggota tim saat bertempur di Piala Dunia 2002 dan 2006, serta Piala Eropa 2004. Celakanya, Inggris selalu angkat koper lebih cepat di tiga kejuaraan tersebut karena rontok di babak perempat-final.

Akan tetapi, seiring melonjaknya nama Hargreaves sebagai pesepak bola top, musibah bernama cedera datang silih berganti, baik cedera otot, paha, betis sampai lutut. Secara konsisten, ia dipaksa sering menepi akibat cedera. Musim 2006/2007 bahkan terasa menyedihkan buat Hargreaves usai dihantam cedera patah kaki.

Meski keadaan fisiknya mengkhawatirkan, hal itu tidak membuat Manchester United ragu untuk memboyongnya ke Stadion Old Trafford per musim 2007/2008. Nominal sebesar 17 juta paun disetorkan manajemen United kepada Bayern demi mengamankan jasa Hargreaves selama empat musim ke depan.

Bersama Michael Carrick, Ryan Giggs. dan Cristiano Ronaldo (sebelum hijrah ke Real Madrid), Hargreaves bahu-membahu di lini tengah hingga sukses memboyong titel Liga Primer Inggris dan Liga Champions secara sekaligus untuk The Red Devils pada musim perdananya.

Tapi nahas, serentetan cedera yang terus dialami Hargreaves di musim-musim berikutnya bikin ia lebih akrab dengan meja operasi ketimbang lapangan hijau.

Menurut penuturan Richard Steadman, dokter spesialis lutut yang menangani cedera Hargreaves, lutut pemilik 42 caps bareng timnas Inggris itu didera masalah kronis, baik otot-otot maupun struktur tulang yang ada di bagian tersebut.

Semakin merosotnya kondisi fisik Hargreaves membuat sejumlah pihak meyakini bahwa sang pemain takkan bisa melanjutkan karier sepak bolanya. Namun usai kontraknya tidak diperpanjang United di pengujung musim 2010/2011, Hargreaves mengunggah video latihannya di situs berbagi video, YouTube, guna menarik atensi beberapa klub agar mau menggunakan jasanya.

Di saat musim kompetisi 2011/2012 akan dimulai, secara tak terduga ia direkrut oleh rival sekota United, Manchester City, selama satu musim. Namun gangguan fisik yang terus dialaminya membuat Hargreaves cuma mencatat empat penampilan di sepanjang musim.

Tak heran bila City memilih untuk tidak memberi Hargreaves perpanjangan kontrak begitu masa kerjanya usai meski di musim tersebut The Citizens sanggup menggondol gelar Liga Primer Inggris.

Selepas meninggalkan The Citizens, Hargreaves pernah menjalani latihan bersama Queens Park Rangers (QPR), tapi sayangnya ia tak mendapat tawaran resmi dari pihak klub. Alhasil, pria yang sekarang merayakan ulang tahun ke-36 ini, harus menyudahi kariernya saat berumur 31 tahun.

Pasca pensiun, Hargreaves melanjutkan kariernya sebagai pundit di salah satu kanal olahraga terkemuka di Britania Raya, BT Sports.

Happy birthday, Hargreaves!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional