Nasional Bola

Haruskah Tiket Gelora Bung Karno Jadi Lebih Mahal Lagi?

Tanggal 14 Januari lalu menjadi debut Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menggelar pertandingan sepak bola usai renovasi. Islandia menjadi negara yang beruntung karena menjadi lawan pertama timnas Garuda di stadion bersejarah milik Indonesia ini yang baru saja dipercantik.

Secara kualitas, SUGBK tidak mengecewakan. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, secara khusus memuji kualitas di stadion yang terletak di Senayan ini. Begitu pula dengan manajer timnas Islandia, Heimir Halgrimsson, yang menyatakan bahwa kualitas SUGBK sudah layak disamakan dengan stadion-stadion papan atas yang ada di Eropa.

“Kami sudah menjalani banyak pertandingan di stadion-stadion besar di Eropa, namun bagi saya, Stadion Utama Gelora Bung Karno pantas untuk disejajarkan dengan stadion-stadion tersebut,” ujar Halgrimsson dikutip dari Bola.

Meskipun begitu, ada satu kritik yang datang kepada PSSI perihal penyelenggaraan pertandingan pertama di SUGBK selepas renovasi ini. Di laga melawan Islandia kemarin, tiket yang dijual oleh PSSI dianggap terlalu mahal oleh publik. Memang, tiket termurah yang dijual di laga tanggal 14 kemarin saja, tiket kategori tiga di tribun atas, mencapai Rp100.000.

Biasanya, tiket kategori tiga ini dijual hanya sekitar Rp50.000-Rp75.000 saja. Kategori lain tentunya lebih mahal lagi, dengan tiket VVIP yang paling mahal bahkan mencapai 1,5 juta rupiah.

Harga yang memang mahal ini menjadi sasaran kritikan terhadap PSSI, meskipun mereka berkilah bahwa biaya sewa SUGBK yang memang naik seusai renovasi membuat mereka tak punya pilihan lain selain menaikkan harga tiket. Alasan PSSI sebenarnya juga masuk akal. Pasalnya, renovasi SUGBK sendiri memakan biaya mencapai 760 miliar rupiah, dan memakan waktu yang begitu lama. Selain itu, kualitas kursi, keamanan, pencahayaan, dan fasilitas lainnya yang memang benar-benar sudah menjadi lebih baik tentunya membutuhkan perawatan yang tidak murah.

“Kami paham bahwa SUGBK sudah mencjadi lebih baik berkat renovasi, dan kini telah berubah menjadi stadion berkualitas Internasional. Butuh komitmen untuk memelihara stadion ini, maka ini yang juga jadi pertimbangan kami untuk melepas harga tidak semurah biasanya, katakanlah, Rp50.000. Ada harga yang harus dibayar, dan tentunya masyarakat harus ada andil untuk sama-sama menjaga stadion ini,” ujar Sekjen PSSI, Ratu Tisha menyoal harga tiket SUGBK yang mahal.

Namun sayangnya, PSSI sepertinya harus kembali menaikkan harga tiket SUGBK lagi untuk pertandingan timnas Indonesia yang berikutnya.

Dalam laga melawan Islandia kemarin, masih banyak penonton yang terbilang bandel. Segelintir orang tak bertanggung jawab tersebut menduduki kursi single seat baru dengan cara yang tidak semestinya. Alih-alih duduk dengan normal, mereka memilih untuk duduk di sandaran kursi dan memijakkan kaki ke tempat mereka seharusnya duduk. Tak hanya itu, bahkan ada beberapa di antara mereka yang menginjak kursi yang sudah diperbagus dengan mahal!

https://www.instagram.com/p/Bd8mEL2nwbT/?taken-by=indonesiatillidie

https://www.instagram.com/p/Bd896LonBqQ/?taken-by=indonesiatillidie

Kelakuan beberapa suporter yang norak ini tentu membuat geram. Sudah lama kita menunggu renovasi SUGBK agar menjadi lebih baik lagi, sudah lama kita menanti agar kursi di SUGBK yang dulunya seperti bangku taman menjadi kursi sekelas stadion papan atas di Eropa. Ketika sudah resmi bisa digunakan, kursi-kursi tersebut justru diinjak-injak begitu saja oleh orang-orang yang tampaknya tidak pernah berpikir dewasa.

Lebih parahnya lagi, berdasarkan laporan beberapa media seperti Tribun dan Detik, ada beberapa kursi yang rusak dan copot akibat ulah orang-orang tidak bertanggung jawab ini. Bayangkan saja, ini baru satu pertandingan selepas renovasi, pertandingan persahabatan yang bahkan tidak masuk ke dalam kalender FIFA, bukan pertandingan di level ASEAN melawan Malaysia yang memang panas. Apa jadinya nanti jika SUGBK dipakai menggelar pertandingan semacam itu??

Oleh karena itu, ada baiknya kalau PSSI menaikkan harga tiket SUGBK menjadi lebih mahal lagi. Bukan, bukan untuk “menyaring” penonton yang akan hadir, namun untuk biaya pemeliharaan stadion, terutama kursi yang baru satu pertandingan saja sudah rusak. Seperti yang sudah dibilang oleh Ratu Tisha, harga tiket SUGBK memang mahal karena semata untuk membayar biaya sewa, yang pada akhirnya digunakan untuk memelihara stadion. Dengan menaikkan biaya, kursi-kursi yang diinjak-injak itu tentunya bisa dengan mudah untuk digantikan kembali, bukan?

Ironis rasanya, sebagian berteriak kalau tiket yang dijual terlalu mahal, namun beberapa orang justru semakin menjustifikasi keputusan PSSI untuk menaikkan harga tiket masuk. Namun intinya adalah, berapapun harga tiket masuknya, sudah seharusnya kita mampu menjaga stadion nasional kita dengan baik.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket