Rotasi untuk posisi penjaga gawang bisa menjadi pekerjaan yang berat dan berisiko. Tak mungkin seorang pelatih mengganti penjaga gawangnya selang-seling di setiap pertandingan. Apalagi ketika ada dua penjaga gawang satu level di dalam tim. Sebuah dilema tengah dirasakan Simon Mignolet. Akibat rotasi, masa depannya menjadi tak lagi terang, ia pun tampak meradang.
Mignolet, terakhir kali membela Liverpool adalah kala melawan Burnley di laga pergantian tahun. Sejak saat itu, Jürgen Klopp memercayakan jala gawang Liverpool dijaga oleh Loris Karius. Celakanya, entah disengaja atau hanya kelepasan saja, Klopp mengungkapkan bahwa saat ini, penjaga gawang utama Liverpool adalah Karius, tidak lagi Mignolet.
Pernyataan Klopp tersebut tentu menyinggung hati Mignolet, penjaga gawang yang sudah bersama The Reds bahkan sebelum Klopp datang. Masalah kian meruncing ketika, pertama, Karius tak tampil stabil dan sering membuat blunder. Kedua, Mignolet merasa peluangnya bermain di Piala Dunia 2018 akan menipis jika semakin jarang bermain. Maklum, dirinya harus bersaing dengan Thibaut Courtois untuk posisi penjaga utama tim nasional Belgia.
“Selepas pertandingan melawan Burnley, saya sempat berbicara dengan pelatih. Kami membicarakan banyak hal, salah satunya adalah kebijakan rotasi. Saya rasa, kebijakan rotasi dari pelatih tidak sehat untuk penjaga gawang,” ungkap Mignolet dalam sebuah wawancara dengan Sporza, media dari Belgia.
“Kepastian saya bermain melawan City datang dari mulutnya sendiri. Saya tidak puas dengan perlakuannya mencadangkan saya. Tentu saja, pada akhirnya, Anda harus menghormati keputusan pelatih. Namun, saya juga harus memikirkan masa depan saya sendiri. Saat ini, saya hanya bisa fokus berlatih dan memberikan yang terbaik. Saya sudah 30 tahun dan Piala Dunia sudah akan dimulai. Situasi ini tak bisa berlangsung lebih lama lagi,” tambahnya.
Situasi mungkin akan semakin berat untuk Mignolet lantaran Klopp memberikan dukungan sepenuhnya kepada Karius. Kiper asal Jerman ini membuat blunder ketika gagal menepis tembakan Leroy Sane di tiang dekat. Tembakan yang seharusnya bisa diamankan Karius, karena posisi berdirinya dekat dengan jalur tembakan, justru berbuah menjadi gol. Untungnya, gol tersebut tak membuat Liverpool gagal menang.
Klopp menegaskan bahwa apabila dicari, setiap pesepak bola pasti akan punya kesalahan. Tentu, tak ada yang salah dari ucapan Klopp untuk membesarkan hati Karius. Namun ternyata, dan terutama bagi pengaja gawang, sikap itu bisa melukai hati.
Apakah hengkang bisa menjadi solusi bagi Mignolet?
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen