Sekurangnya sepuluh bulan lalu, Silvio Berlusconi yang duduk sebagai Presiden AC Milan lewat perusahannya, Fininvest, sepakat untuk melepas mayoritas sahamnya kepada konsorsium asal Cina yang dikomandoi oleh Yonghong Li.
Kesepakatan di antara kedua belah pihak saat itu kabarnya melibatkan uang senilai 720 juta euro. Sebuah nominal yang begitu fantastis mengingat prestasi I Rossoneri terbilang merosot dalam kurun beberapa musim terakhir dan terlilit utang dalam jumlah masif.
Proses akuisisi itu sendiri yang akhirnya membuat pergerakan Milan begitu luar biasa di sepanjang bursa transfer musim panas lalu karena mendatangkan lebih dari sepuluh pemain anyar. Tifosi setia dari klub yang berdiri pada tahun 1899 ini pun meletupkan optimisme tinggi jika Milan akan bangkit dari keterpurukan.
Namun baru-baru ini, muncul satu dugaan jika nilai pembelian yang dilakukan oleh Yonghong Li tidak mencapai 720 juta euro, melainkan hanya sekitar 300 juta euro saja.
Dilansir oleh harian La Stampa dan Secolo XIX, rumor ini membuat nama Berlusconi kembali naik ke permukaan lantaran disebut telah melakukan aksi pencucian uang.
Jika terbukti benar, maka nama Berlusconi yang selama ini dikenal sebagai salah satu figur kontroversial akan semakin tercoreng. Lelaki berumur 81 tahun tersebut juga kudu siap untuk diinvestigasi oleh pihak-pihak terkait mengenai hal ini walaupun Francesco Greco, seorang auditor dari Pemerintah Kota Milan, sudah menyangkal rumor itu.
“Tak ada tindakan kriminal yang terjadi dalam proses penjualan Milan beberapa waktu lalu”, terang Greco kepada ANSA.
Menariknya, isu terkait kasus pencucian uang yang menimpa AC Milan ini mencuat setelah Berlusconi siap kembali ke ranah politik yang sempat ‘ditinggalkannya’ selama empat tahun terakhir.
Selama menjadi Presiden Milan, Berlusconi yang juga seorang politisi kondang, berhasil membawa Milan jadi salah satu klub tersukses di Italia, Eropa dan bahkan dunia, melampaui pencapaian mereka di era-era sebelumnya.
Di zaman Berlusconi berkuasa, Milan juga sangat identik sebagai rumah bagi pemain-pemain kelas dunia yang ingin merumput di Negeri Spaghetti. Mulai dari trio Belanda, Marco van Basten-Ruud Gullit-Frank Rijkaard, lalu para maestro dari Italia seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Alessandro Nesta dan Andrea Pirlo, hingga mesin gol asal Ukraina, Andriy Shevchenko.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional