Nasional Bola

Menanti Kembalinya Sinar Terang Ahmad Nur Hardianto

Sejak Desember 2017 lalu, Ahmad Nur Hardianto resmi merapat ke Arema FC. Ia hijrah dari klub kota kelahirannya, Persela Lamongan, untuk menggapai tahapan yang lebih baik lagi bagi kelanjutan karienrya. Meskipun sempat menimbulkan polemik terkait kepindahan ini, di Malang, Ahmad Nur Hardianto dikontrak dengan durasi cukup lama, yaitu dua tahun. Dengan kata lain, akan ada banyak waktu bagi penyerang berusia 22 tahun ini untuk membuktikan diri, terutama setelah pulih dari cedera panjang yang ia alami.

Sebelum menderita cedera pangkal paha, Nur Hardianto adalah penyerang muda yang sangat diperhitungkan. Penampilan sensasionalnya di Piala Presiden 2017 membuat ia dipanggil ke Timnas U-22 yang tengah melakukan persiapan jelang SEA Games 2107. Ia berhasil mencetak dua gol di ajang pra-musim tersebut. Ia bersama dua pemain muda Persela lain, Fahmi Al-Ayubbi dan Saddil Ramdani, tampil cemerlang sepanjang turnamen, meskipun Persela mesti tersingkir lebih cepat.

Di Rimnas U-22, Nur Hardianto sempat menjadi pilihan utama dari pelatih Luis Milla, mengalahkan dua nama penyerang muda lain, Ezra Walian dan Marinus Wanewar. Ia punya semua atribut yang dibutuhkan untuk menjadi penyerang tengah andalan. Ia cepat, penempatan posisinya baik, dan cukup tangguh dalam duel udara. Masih segar dalam ingatan bagaimana Nur Hardianto mencetak satu-satunya gol skuat Garuda Muda ketika ditaklukan Myanmar pada Juli tahun lalu.

Sayangnya, Nur Hardianto kemudian mengalami cedera, hingga akhirnya ia tidak ikut berangkat dengan tim yang berlaga di kejuaraan olahraga antara negara Asia Tenggara tersebut. Selain permasalahan cedera robek pangkal paha, Nur Hardianto juga mengalami permasalahan medis lain, yaitu herniasi nucleus pulposus (HNP) atau yang kita kenal dalam bahasa sehari-hari adalah saraf kejepit.

Sejak bulan Juli 2017 tersebut, dokter tim menyebut bahwa Nur Hardianto mesti menepi paling sebentar empat bulan. Itu pun dengan catatan pemulihan dilakukan secara intensif. Selain berpengaruh terhadap peluangnya tampil untuk tim nasional, ini juga membuat Nur Hardianto tidak bisa banyak bermain untuk klubnya, Persela. Hingga kompetisi Liga 1 musim lalu usai, Nur Hardianto tidak banyak membela Laskar Joko Tingkir.

Maka jelas mengontrak Nur Hardianto adalah sebuah perjudian besar bagi Arema FC. Sangat riskan, karena ia bisa saja kesulitan kembali ke penampilan terbaiknya. Tetapi jangan singkirkan pula kebangkitan dari mental yang ambruk karena cedera. Boleh jadi, musim mendatang Ahmad Nur Hardianto akan tampil menggila, untuk membuktikan bahwa cedera tidak akan menghentikan laju kariernya.

Harapan besar untuk Ahmad Nur Hardianto untuk cepat kembali ke permainan terbaiknya begitu besar. Karena setelah Lerby Eliandri, Indonesia kembali mengalami krisis penyerang tengah. Marinus Wanewar sebenarnya memiliki atribut yang sesuai, tetapi penyerang muda Persipura Jayapura ini masih mesti mengendalikan emosinya agar bisa tampil lebih baik. Pun dengan Ezra Walian yang sepertinya akan tampil lebih baik dalam skema dua penyerang.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia