Kolom

Menyambut Diego Costa, Si Buas yang Terkurung Setengah Musim

Raut mukanya menampakkan keceriaan ketika diperkenalkan pertama kali oleh Atletico Madrid, 2 Januari 2018 lalu, di Stadion Wanda Metropolitano. Diego Costa, sang penyerang buas bertampang gahar itu, telah kembali ke rumah.

Yang unik, bersama dengan Vitolo, yang ‘disekolahkan’ dahulu selama separuh musim di Las Palmas, Costa juga tak bisa bergabung dengan Los Rojiblancos karena embargo transfer Atleti yang aktif per musim panas lalu, dan baru berakhir di Januari tahun ini.

Dibandingkan Vitolo yang saga transfernya dengan Sevilla dan Atleti sempat rumit, namun akhirnya sempat menikmati laga kompetitif bersama tim kampung halamannya, Las Palmas, Costa justru harus terkurung selama separuh musim.

Di pengujung bursa transfer Agustus lalu, Chelsea dan Atletico tak jua menemui kata sepakat. Penyerang tajam dengan koleksi 52 gol dari 89 laga di Liga Inggris ini juga tak mendapat menit bermain karena perseteruannya dengan Antonio Conte. Tak kunjung mendapat panggilan pulang, pun tak mendapat garansi tempat di tim, Costa pun terkurung.

Namun, seperti cinta yang ditakdirkan kembali, manajemen Atletico pun datang dengan penawaran masif, 66 juta euro, untuk memboyong penyerang kontroversial ini pulang ke Madrid, rumah yang lama ia tinggalkan. Sial bagi Costa, bursa transfer telanjur ditutup dan ia tak bisa dipinjamkan ke tim lain sampai Januari.

Seorang penyerang dengan rasio gol tinggi seperti Costa, dan tidak menunjukkan penurunan performa di musim terakhirnya walau berkonflik dengan sang manajer, harus terkurung selama separuh musim pertama tanpa merasakan nikmatnya mencetak gol dan bergairahnya merayakan gol demi gol yang digelontorkan.

Ia ‘terkurung’ karena regulasi, hanya menikmati latihan demi latihan tiap harinya, dan hanya menyaksikan laga sepak bola dari tribun. Kini, di Januari, ia terbebas dari kurungan itu. Wanda Metropolitano telah menyambutnya dengan hangat. Atletico siap memberikan panggung bagi sang harimau yang haus akan santapan lezat untuk dicicipi Costa. Tengah pekan ini, bersama Vitolo, Costa sudah ada di daftar pemain yang dibawa untuk melawat ke markas Lleida, pada lanjutan babak 16 besar Copa del Rey leg pertama dini hari nanti.

Tentu, banyak keraguan menyelimuti. Ia tak akan setangguh seperti musim lalu ketika membawa Chelsea berlari sendirian di liga dan menjadi juara. Latihan hanya upaya menjaga kebugaran, bukan mempersiapkan mental dan match fitness pemain menyambut laga kompetitif. Tapi, kita berbicara tentang Diego Costa. Penyerang yang di belakang namanya, rekor gol dan perilaku bengalnya di atas lapangan sulit dikesampingkan.

Costa ‘kembali’ tepat di saat Atleti tengah butuh suntikan tenaga baru di lini serang. Antoine Griezmann mengalami penurunan performa dan sudah santer diisukan akan angkat kaki dari Wanda Metropolitano. Kevin Gameiro bukan pilihan utama walau selalu bisa diandalkan tiap kali bermain. Fernando Torres juga tak lagi mampu membohongi usia yang tengah menggerogoti penampilannya.

Pun, lini tengah tak lagi eksplosif karena Yannick Ferreira Carrasco dan Nico Gaitan tak jua tampil konsisten. Sederet kondisi, yang terasa sangat pas, untuk menyambut kembali predator gol yang pernah membuat La Liga menjadi milik Atletico, empat musim lalu.

Di Januari yang dingin, Costa kembali, mesin gol yang terkurung dalam sunyi dan siap membawa sang tuan kembali ke jalur yang semestinya.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis